Galexia membawa Pradivta menuju halaman samping. Gadis itu berjalan santai mendahului pria yang saat ini tengah memasang wajah penasaran dan mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang akan terjadi nanti.
Apakah gadis yang ada di depannya saat ini akan kembali berusaha mematahkan lengannya, atau lebih parah dari pada itu karena Pradivta tahu serta menyadari kesalahannya.
Ingkar janji! Galexia tidak suka itu.
"Kenapa lo diem aja? Gak nanya kenapa gue bawa lo kesini?"
Langkah Pradivta terhenti saat melihat Galexia berbalik secara tiba tiba. Gadis itu melipat kedua tangannya di dada- mata abu abunya menatap lekat dan dalam pada Pradivta yang belum memberikan jawaban apa pun.
Pria berkaos abu abu dan berkacamata bening itu terlihat menghirup napas dalam, dia perlahan kembali bergerak dan mengikis jarak dengan Galexia. Kedua mata lembutnya hanya tertuju pada satu titik, wajah jutek sangat gadis yang sudah semakin terlihat jelas. Tidak ada lagi senyuman apa lagi nada lembut dan terdengar angker di telinganya seperti tadi.
Galexia kembali ke setelan pabrik!
"Aku sudah ingkar janji, maaf." ucap Pradivta penuh sesal.
Pria itu kian mendekat pada Galexia, tangannya terulur untuk meraih jari jemari sangat gadis- tapi sayang itu sama sekali tidak berhasil. Galexia mundur selangkah membuat uluran tangan Pradivta melayang di udara.
Sang gadis tertawa kecil, hanya tawa tertahan- kedua bola matanya memutar mengarah ke arah lain terlihat menghindari tatapan pria yang ada di hadapannya saat ini.
Tatapannya cukup mematikan, Galexia tidak suka itu!
"Gue gak suka sama orang yang ingkar janji."
Pradivta membasahi bibirnya, pria itu terlihat bingung harus berbuat apa sekarang. Dia sudah tahu apa yang akan dilontarkan oleh gadis yang akan menjadi istrinya dalam beberapa bulan ini, saat ini dirinya dan Galaska sang calon Ayah mertua tengah mempersiapkan segala surat menyurat dan keperluan penting lainnya tanpa sepengetahuan Galexia.
Menurut Galaska, putrinya belum boleh tahu identitas Pradivta yang sebenarnya. Akan ada waktu yang tepat untuk memberitahu gadis keras kepala itu nanti, dan Pradivta pun tidak dapat melakukan apa pun- dia menurut pada Galaska.
"Aku tahu, semua gadis tidak suka pacarnya ingkar janji. Maaf, tadi pagi aku benar benar-,"
"Tadi pagi Divta Eyang ajak ke makam ibu dan ayahnya, Nak. Eyang enggak tau kalau kalian udah ada janji, ini salah Eyang- tolong maafin Divta ya, Nak,"
Eyang Sari menyela secara tiba tiba, wanita tua itu terlihat mendekat pada Pradivta dan Galexia. Wajahnya terlihat sendu menyiratkan sebuah penyesalan, bahkan Galexia yang tadinya sudah berencana tidak akan mendengar alasan apa pun yang keluar dari bibir Pradivta, kini terlihat menyendu. Entah kenapa dia merasa tersentil dengan penuturan Eyang Sari saat menjelaskan alasan Pradivta mengingkari janjinya. Masih ingin marah, tapi mendengar kata ziarah hatinya ikut berdenyut juga.
"Eyang sama Divta udah lama enggak ziarah kesana. Divta sekalian minta restu pada mendiang orang tuanya karena mau menikah," lanjutnya.
Galexia terdiam, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Gadis itu terlihat menarik napasnya dalam, menurunkan kedua tangannya dari dada- dan melangkah pelan mendekat pada Eyang Sari.
Eyang Sari dengan sigap segera memberikan pelukan untuk calon cucu menantunya. Wanita tua itu melirik Pradivta lewat ekor matanya, Eyang Sari terlihat menggelengkan kepalanya pelan bahkan saking pelannya Galexia sampai tidak menyadari kalau saat ini cucu dan Nenek itu tengah berkomunikasi lewat tatapan.
Eyang Sari seolah tengah mengatakan sesuatu dan memberikan wejangan keras untuk sang cucu.
'Kali ini kamu selamat Pradivta Agas, tapi tidak ada lain kali!'
Kurang lebih seperti itulah arti tatapan yang Eyang Sari tujukan pada Pradivta saat ini. Sementara kedua tangannya siaga memberikan elusan lembut di kepala Galexia.
"Maaf, aku enggak tau kalau Eyang sama Mas Divta-,"
"Enggak apa apa Sayang, lain kali aku bakalan ajak kamu bertemu sama Ibu dan Ayah." sela Pradivta cepat.
Bahkan pria itu seolah tidak merasa canggung dan keberatan saat dia memanggil Sayang pada Galexia. Entah apa makna dari kata Sayang yang dia lontarkan itu, rayuan kah karena sudah membuat Galexia hampir murka atau memang tulus dari dalam hati? Karena setahu manusia lainnya, hubungan mereka belum sedekat itu.
Tapi Galexia tetaplah Galexia, dia bukan tipe gadis yang mudah termakan rayuan manis dan kata kata indah yang dilontarkan oleh mulut pria.
Gadis itu masa bodo dan tidak peduli dengan panggilan Sayang yang Pradivta tujukan untuknya.
"Buat gantinya, gimana kalau kalian makan malam di luar aja. Tadi Divta bilang sama Eyang kalau mau ajak kamu dinner, gimana? Sebagai permintaan maaf cucu Eyang,"
Eyang Sari melepaskan pelukannya, dia menatap secara bergantian kedua anak muda yang terlihat belum sepenuhnya berdamai sepenuhnya. Eyang Sari bahkan melihat raut keterkejutan di wajah Pradivta kala mendengar ucapannya, tapi dia tidak peduli- Eyang Sari ingin melihat bagaimana cara Pradivta meluluhkan kemarahan gadis yang ada di hadapannya saat ini nanti.
"A-aku-,"
"Eyang benar, kita akan makan malam di luar malam ini. Jadi, ayo persiapkan diri kamu!"
Galexia melirik kecil pada Pradivta, terlihat masih kesal namun dirinya tidak bisa melakukan apa pun saat ini- hanya mengangguk patuh dan segera masuk kedalam rumah meninggalkan Eyang Sari serta calon suaminya.
Sepeningglan Galexia, Eyang Sari terlihat menatap tajam pada sang cucu. Wanita tua itu mendekat dan kian mengikis jarak dengan Pradivta.
"Ingat, ini acara makan malam, bukan tugas malam! Jadi, Eyang harap tidak ada tugas lagi malam ini demi calon cucu mantu Eyang!" tegasnya.
Pradivta mengangguk pelan, dia melepaskan earphone kecil yang tersembunyi di salah satu telinganya dan menyerahkannya pada Eyang Sari. Dia sendiri terlihat tidak yakin kalau malam ini akan free dari tugas, harapannya cuma satu- Tuhan mengabulkan doa wanita tua yang ada di dekatnya saat ini agar gadis muda yang tengah murka itu bisa segera jinak.
BAEK BAEK MAS, LEPAS SEMUA ATRIBUT SPY LO SAAT MAKAN MALAM NANTI🤣🤣🙈🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Abie Mas
selamat
2023-12-02
3
Alexandra Juliana
Jgn² Eyang Sari pensiunan aparat juga niihh apakah salah satu anak didik Sang Alpha? Peka, tegas dan gercep..
2023-09-02
1
HARTIN MARLIN
semoga aja gak ada
2023-06-20
1