Galexia menatap datar pada orang orang yang lalu lalang masuk kedalam butik. Gadis itu berdiri tegap di dekat pintu, tangannya terlipat ke belakang- sementara gadis muda bertubuh mungil yang ada didepannya terus saja mengumbar senyum ramah dan mengucapkan selamat datang pada para pelanggan DIAMOND QUEEN.
Galexia menarik napas kasar, dia memutar bola matanya ke arah lain. Pemandangan itu membuatnya muak, dia tahu senyuman yang di tunjukan pegawai itu tidak tulus- ada keterpaksaan Galexia bisa melihatnya dengan jelas.
Tapi dirinya tidak bisa berbuat apa pun, biarkan gadis muda itu melakukan tugasnya dengan baik walaupun terlihat tidak ikhlas.
Galexia melirik jam digital yang melingkar di tangan kirinya, dahinya mengerut saat waktu sudah memasuki jam makan siang. Tanpa berkata apa pun dia mendekat ke arah jendela kaca dan kembalikan papan kecil yang menggantung di sana.
Close!
Gadis muda yang sedari tadi terus saja tersenyum itu terlihat mengerjap, dia menatap Galexia heran- bahkan terlihat penasaran siapa gadis berwajah bule yang sedari tadi berdiri di depannya itu.
"Kenapa di balik, ini kan belum-,"
"Ini butik, bukan tempat kerja romusa! Lo gak denger udah adzan, gue mau istirahat dulu- kalo Buk Boss tanya bilang aja lagi nyari makan siang!"
Galexia melepaskan jaket keamanan yang di pakainya, dia segera keluar dari butik tanpa harus meminta izin pada siapa pun, pahkan pada Berliana. Menurutnya ini adalah waktunya beristirahat dan tidak ada satu orang pun yang bisa melarangnya, jasanya dia gadaikan diwaktu kerja kalau sudah memasuki jam istirahat jangan pernah menyuruhnya lagi.
Deru motor sport yang Galexia kendarai membuat seorang wanita cantik seusia Maminya menatap ke arah jendela kaca, wanita itu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang keponakan. Gadis berwajah bule dan bertubuh sempurna itu memang benar benar titisan Galaska, bahkan Galaska saja tidak bisa menanganinya kecuali satu orang yaitu Nagara- kakeknya.
Galexia sedikit menurut pada pria berdarah Spanyol itu, menurutnya Nagara adalah sosok yang berwibawa dan tidak bisa diajak bermain apa lagi bercanda. Galexia akan bersembunyi didalam lemari saat Papinya mengancam akan mengadukan kelakuannya pada Nagara waktu itu, dan berakhir dengan Galexia berhenti dari balapan liatnya dan juga tawuran nya.
Suasana jalanan ibu kota begitu ramai, Galexia sudah merasa kelaparan dan kegerahan siang ini. Laku motornya membawa dia menuju taman yang tidak jauh dari lokasi butik, taman yang banyak menjual aneka jajanan kesukaannya.
Galexia bukan tipe orang yang melihat makanan dari tempatnya, mau itu di pinggir jalan tidak masalah- yang penting enak dan bersih. Tidak harus di restoran mewah yang menyajikan makanan sejenis dengan harga mencekik, tapi rasanya kalah dengan pedagang kaki lima.
Gadis itu segera turun dari motornya saat sampai di tempat tujuan, kedua matanya mengedar mencari tempat yang nyaman dan sedikit sepi. Makan siang sendirian memang rasanya tidak enak, tapi mau bagaimana lagi nikmati saja.
"Mang, baksonya dua porsi jadiin satu yang pedes banyakin kecap sama tetelan nya ya!"
Galexia memesan tanpa berpikir dua kali, perutnya yang sudah bergejolak ingin segera di puaskan, dan rasanya kalau hanya satu mangkok bakso itu tidak akan kenyang didalam perutnya.
"Siap!" sahut sang pedagang.
Tempat ini semakin ramai, Galexia buru buru mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang sudah disediakan oleh kang bakso. Kedua matanya mengedar mencari sesuatu yang bisa menyegarkan tenggorokannya siang yang panas ini.
Tatapannya terarah pada gerobak yang menjual es kelapa hijau, cukup ramai dan antri tapi dirinya menginginkannya.
Rasa segar air kelapa ditambah sirup dan es pasti akan membuat tenggorokannya bagaikan tersiram air surga. Tanpa menunggu lagi, Galexia bangkit dan mendekat pada penjual es kelapa muda itu.
Dia ikut mengantri, sesekali matanya mengarah ke arah jalanan- menatap satu persatu kendaraan yang berlalu lalang memadati jalan.
"Es degan nya satu, pake es sama sirup utuh gak usah pake plastik!" ucap Galexia cepat.
Pedagang bertopi bulat itu mengangguk, dia segera membuatkan pesanan gadis cantik yang tengah berdiri di depan gerobaknya. Kedua tangannya terlihat lihai meracik minuman segar yang di inginkan pembelinya.
Hingga akhirnya pesanan pembelinya selesai dibuat dan siap untuk dinikmati, tanpa bersuara orang itu menyerahkan satu butir kelapa muda utuh pada sang gadis.
Bahkan Galexia saja sedikit tersentak, dia menatap pedagang yang sedari tadi menunduk tanpa mau memperlihatkan wajah padanya. Kedua mata Galexia memicing, satu tangannya menerima kelapa muda utuh itu setelah meletakan beberapa rupiah di atas gerobak.
"Kayaknya gue pernah lihat lo, tapi dimana?" gumam Galexia.
Mata gadis itu terus saja memindai penampilan pedagang es kelapa muda itu dari atas hingga bawah. Begitu detail dan mengintimidasi, bahkan Galexia terlihat seperti seorang polisi yang tengah menginstrogasi penjahat.
"Lo kang es doger yang-,"
"Saya gak pernah dagang es doger, Mbak. Udah sana, itu ada pembeli lagi di belakang Mbak nya!" sela pedagang itu cepat.
Galexi mencebik kesal, dia segera meninggalkan gerobak es kelapa muda itu dengan wajah masam. Sesekali dia melirik ke arah belakang, walaupun orang itu menutupi wajahnya dengan topi dan berjanggut lebat juga berkumis- tapi Galexia yakin itu pasti kang es doger yang memberi PHP padanya.
Awas saja kalau memang benar, dia akan memberi perhitungan karena sudah membuatnya ngiler es doger, tidak peduli orang itu siapa- intel atau pun semacamnya.
Untung saja dirinya bukan ibu hamil, kalau sampai ibu hamil yang di PHP bisa ileran anaknya nanti.
Galexia mendudukkan dirinya di kursi, bakso dua porsinya sudah siap dinikmati. Perutnya kembali lapar dan berhasil mengalihkan perhatiannya dari kang es degan itu, Galexia mulai menikmati makan siangnya dengan damai, hingga suara ponselnya membuat gerakan tangan gadis itu terhenti dan berdecak pelan.
Dengan malas dia meraih benda yang terselip di saku celana jeans nya, Galexia menarik napas dalam dan membuka layar ponselnya dengan malas.
Calon suami 💕💕 calling...
Galexia mengumpat pelan saat melihat nama kontak yang tertera di layar ponselnya, kontak yang ternyata belum dia rubah sejak beberapa waktu yang lalu. Entah karena lupa atau apa dia juga tidak tahu kenapa belum menggantinya.
"Iya, ada apa?" Galexia mencoba sabar dan tenang.
"Halo cantik, gimana kabar hari ini? Apa kamu sib-,"
"Bilang cepet ada apa, gue lagi sibuk bener bener sibuk! Kalo enggan gue matiin nih tel-,"
"Oke oke, nanti malam gak sibuk kan? Aku mau ngajak kamu kesuatu tempat. Jam 7 malam, tapi kalau enggan bisa juga gak-,"
"Jangan telat! Gue gak suka sama orang yang korupsi waktu. Kalo lima menit aja lo telat, jangan masuk ke rumah!" tegasnya tak mau di bantah.
Galexia mematikan sambungan telepon dengan sepihak, dia tidak peduli kalau orang yang ada diseberang sana tengah mengumpatinya saat ini. Dia kembali menikmati bakso dua porsi yang di pesannya tadi dengan lahap.
"Tambah lagi, Mang!" pintanya.
"Siap, Neng!"
Sang pedagang kembali sibuk, sementara Galexia tengah menyeruput es degan yang di belinya tadi. Sangat fokus, hingga tidak menyadari kalau ada sepasang mata tengah memperhatikannya saat ini, bahkan sang pemilik mata menyunggingkan senyuman tipis di balik kumis yang menghiasi wajahnya sembari menggenggam sebuah ponsel di tangannya.
MAS MANDI DULU YA DEK🙈🙈🙈🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Salahkan aja bapak nya yg PHPnin es doger nya..🤣🤣🤣😜😜
2024-10-02
2
Qaisaa Nazarudin
Calon daddy nya anak2 tuh 🤣🤣😜
2024-10-02
0
Abie Mas
otw kencan
2023-12-02
1