"Kok kesini?" Galexia mengernyit heran saat Pradivta membawanya ke kediaman pria itu. Rumah satu lantai namun terlihat luas dan sedikit estetik dengan gaya kuno itu terlihat cantik dan unik di mata Galexia.
Ya karena selama ini dia hanya melihat rumah rumah mewah bergaya moderen, bahkan dengan lantai bertingkat- lain dengan rumah yang ada dihadapannya saat ini.
"Eyang mau ketemu sama kamu, ayo!"
Pradivta melepaskan helmnya, melangkah terlebih dahulu mendahului Galexia yang masih terdiam di tempat. Gadis itu terlihat ragu untuk mengikuti langkah pria yang ada dihadapannya, dia menarik napasnya dalam dan menatap kesal ke arah punggung lebar Pradivta.
"Kenapa lo gak ngomong sih kalo mau kesini?!" protesnya.
Protesan yang membuat langkah Pradivta berhenti, pria itu kembali menoleh kedua matanya menatap lurus ke arah sang gadis yang tengah melipat kedua tangannya di dada. Wajahnya kembali masam dan terlihat lebih jutek dari sebelumnya, Galexia pasti kembali merajuk.
"Kenapa memangnya?" tanyanya polos.
Galexia memejamkan kedua matanya karena gemas, pria yang tidak jauh darinya itu masih bertanya, kenapa? Kalau Pradivta mengatakan mereka berdua tidak hanya pergi keluar dan makan, tapi juga akan mampir ke kediaman pria itu- mungkin dirinya tidak akan memakai pakaian yang- ah sudahlah, di jelaskan juga sudah terlanjur.
Galexia melangkah cepat mendekat pada Pradivta, auranya begitu suram dan bersiap untuk menerkam pria yang terlihat seperti pria polos dan suci.
"Lo gak lihat gue pake apa? Setidaknya kalo gue tau lo mau bawa kesini, gue pake celana panjang- gak pake hot-,"
"Udah gak apa apa, Eyang bukan orang kolot kok. Kamu cantik pakai celana sama hoodie, ayo Eyang sudah nunggu! Dia pasti senang cucu mantunya datang."
"Tapi kan- iihh terserah bodo amat!" ucap Galexia geram saat melihat Pradivta tidak menanggapinya.
Pradivta kembali melangkah mendahului Galexia, pria itu terlihat bahagia saat memasuki kediamannya. Lain dengan sang gadis yang terlihat kesal dan masih ragu untuk mengikuti langkah Pradivta, tapi dia juga tidak mungkin terus berdiam diri dihalaman rumah sendiri.
Suasana remang membuat bulu kuduk nya sedikit meremang. pada akhirnya Galexia terpaksa mengikuti langkah Pradivta, masa bodo kalau Eyang Sari akan menatap penampilannya nanti.
💖
💖
💖
"Eyang senang Nak Xia mau main kesini,"
Galexia meringis saat Eyang Sari memeluknya erat kalau dirinya baru saja menginjakan kedua kaki dirumah itu. Wanita tua itu terlihat berbinar melihat kedatangannya, bahkan terlihat tidak peduli dengan penampilannya saat ini. Tidak terlalu terbuka memang, tapi entah kenapa dalam dirinya ada rasa tidak nyaman. Padahal saat bersama Pradivta tadi dirinya merasa biasa saja, bahkan berharap kalau pria itu ilfil dan mengkritik penampilannya. Tapi ternyata-
"Divta enggak bilang kalo mau ajak kamu kesini, coba saja kalo bilang- Eyang pasti sudah masakin makanan buat cucu mantu Eyang yang cantik ini,"
Eyang Sari membawa Galexia ke arah ruang tengah, wanita bersanggul itu terus saja menempeli calon cucu menantunya. Bahkan tidak henti hentinya mengoceh, sementara Galexia dan Pradivta hanya diam mendengarkan.
"Divta sengaja buat kejutan untuk Eyang, gimana Eyang seneng kan Xia ada disini?"
Pradivta terkekeh kecil di belakang mereka berdua, pria itu melangkah menuju arah dapur saat melihat Eyang Sari dan Galexia sudah duduk disofa. Entah apa yang akan dia lakukan disana, yang pasti Pradivta membiarkan kedua wanita beda usia itu menikmati obrolan mereka.
"Gu- aku juga enggak tau kalau Div- Mas Divta mau ngajak kesini. Maaf ya Eyang kalau penampilan aku-,"
"Kenapa? Kamu cantik kok Sayang. Yang penting kamu nyaman, jadilah diri kamu sendiri di depan orang lain. Mau itu didepan Eyang, Divta, atau siapa pun, Eyang lebih suka gadis yang apa adanya enggak di buat buat."
Galexia tersenyum kikuk, dia melipat bibirnya dalam. Dia tidak menyangka kalau Eyang mertuanya akan berpikiran seperti itu, Galexia kira Eyang Sari akan mengecam dan mengomentari penampilannya yang sedikit terbuka dibagian area kakinya. Tapi ternyata pernyataan yang Eyang Sari lontarkan cukup membuatnya menghilangkan prasangka, kalau orang tua dulu banyak yang berpikiran kolot- kalau yang tertutup itu pasti baik.
"Kamu sering sering kesini ya, mau ada atau enggaknya Divta. Eyang suka kesepian soalnya, Divta kalo kerja lupa waktu. Eyang hampir mati bosan kalo nunggu calon suami kamu pulang, kalo bisa di tukar tambah aja sama kamu,"
Galexia menahan senyumannya mendengar ocehan Eyang Sari, wanita tua itu tengah mencurahkan isi hatinya sekarang. Galexia paham, dirumah sebesar ini pasti sangat kesepian kalau sendirian- dia juga akan merasakan hal seperti itu pastinya.
"Sebentar lagi Eyang gak bakalan kesepian, Divta janji deh. Do'ain semuanya lancar, ya kan Sayang?"
Divta yang baru datang segera menyambar, pria itu membawakan tiga buah minuman dan camilan- lalu mendudukkan diri di dekat Galexia sembari mengedipkan sebelah matanya. Apa lagi saat melihat Galexia tidak berkutik sekarang, dia makin gencar dan mulai berani lebih mendekat lagi.
"Eyang selalu mendoakan kalian berdua, Eyang gak sabar buat lihat cucu Eyang nikah. Oh iya ada sesuatu yang mau Eyang kasih, sebentar ya." Eyang Sari bangkit, wanita tua itu berjalan menuju salah satu ruangan dan masuk kedalamnya.
Sementara Galexia dan Pradivta masih saling diam, keduanya tidak mengeluarkan suara apa pun sampai Pradivta yang mendahuluinya.
"Sudah aku bilangkan, Eyang bukan orang kolot." cetus nya.
Galexia menoleh, dia tidak mengatakan apa pun hanya menatap pada Pradivta yang semakin melebarkan senyumannya.
"Gak usah senyum kayak gitu deh, bikin serem tau gak!" ucapnya agak jutek.
Bukannya menyurut senyuman Pradivta justru makin menjadi, bahkan pria itu berani merapatkan dirinya pada Galexia, membuat gadis itu bergeser dan mencari ancang ancang.
"Mau apa lo-,"
"Aku suka panggilan tadi. Apa ya, Mas Divta- itu kan? Panggil itu terus, aku suka dengarnya." ucap Pradivta pelan.
Galexia yang speechless hanya bisa terdiam, gadis itu memilih mengalihkan pandangannya ke arah lain sembari berguman kikuk.
"Apaan sih, gak jelas deh!" cetus nya kikuk.
Sialan! Ternyata Pradivta menguping obrolannya dengan Eyang Sari tadi. Pradivta malah terkekeh geli melihat wajah masam dan jutek yang Galexia tunjukan padanya saat ini.
JUDES TAPI GEMESIN😘😘😘
SARANGEO MISS JUTEK🤣🤣🤣🤣🙈🙈🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Abie Mas
saranghae you both
2023-12-02
1
nuri
ngeo... ngeo... massss
2023-08-09
0
nuri
😁
2023-08-09
0