Derap langkah kaki semakin terdengar jelas, segerombolan orang bertopeng tengkorak memasuki kebun alang alang yang timbul senja ini. Mereka tidak saling berbicara tapi memberikan kode lewat lirikan mata dan jari jemari yang terbungkus sarung tangan hitam.
Suasana begitu sunyi, sepertinya tempat lapang ini memang sudah dijadikan tempat eksekusi para buruan yang saat ini tengah di intai oleh Black Mamba.
Tanpa di ketahui oleh gerombolan bertopeng tengkorak itu, di setiap sudut lahan datar bersemak alang alang yang mereka datangi ini sudah terkepung. Black Mamba, mereka bersembunyi diantara gelapnya rimbunan semak dan senja yang perlahan menggelap. Kostum yang mereka gunakan saat ini begitu mendukung suasana, hitam kelam bagaikan malam.
"Target mendekat!" suara bisikan dari ear phone yang di pakai sang Komandan misi berbunyi.
Pria bertopi hitam dan berjaket senada itu melirik rekannya yang tidak jauh darinya. Lewat gerakan jarinya dia menginstruksikan sang tekan untuk maju perlahan, berusaha agar tidak menimbulkan suara.
Desiran angin malam membuat tempat itu kian mencekam, senjata api yang ada di tangannya dia pegang dengan erat- kemudian perlahan bergerak mengikuti langkah sang rekan dengan cara merayap. Bayangkan bagaimana keadaan mereka saat ini, didalam semak ilalang, tidak ada cahaya, hewan melata yang berbisa bisa menjadi ancaman utama dari pada gerombolan manusia bertopeng tengkorak yang ada didepan sana.
Tapi demi misi, Black Mamba akan lebih ganas dari pada seekor King Cobra. Mereka bergerak perlahan mendekat ke arah api unggun kecil yang sudah di buat oleh salah satu kelompok yang bertemu di tempat ini.
Suasana sedikit remang, cahaya yang dikeluarkan api unggun itu menerobos melalui celah celah tangkai ilalang hingga membuat para Black Mamba sedikit di untungkan. Mereka diam tak bergerak saat sang Komandan Misi mengangkat satu jarinya dan memberikan kode bisikan lewat ear phone yang di pakai anggotanya.
Diam memperhatikan, mencari celah agar mereka bisa segera menyergap kedua kelompok kriminal yang selama ini sudah masuk kedalam catatan target buku hitam.
"Kami butuh barangnya, dan kalian akan mendapatkan uangnya!"
Salah satu pimpinan kelompok itu mulai bernegosiasi, sepertinya pertemuan mereka belum mencapai kesepakatan.
"Sesuai perjanjian, 10 ribu dolar untuk satu barang!"
Didalam semak Black Mamba mendengarkan dengan seksama. Tidak lama mereka melihat kedua pemimpin itu saling menjabat tangan, artinya transaksi mereka sudah selesai dan akan segera meninggalkan tempat ini. Sang Komandan Black Mamba mengambil ancang ancang- dia bergerak mendekat, tapi sebelum dirinya benar benar mendekat pada salah satu anggota kelompok topeng tengkorak itu, satu letusan senjata api terdengar.
Salah satu dari anggota kriminal itu menembak pimpinan mereka tepat di dada hingga membuat keributan. Tepat di dekat Komandan Black Mamba, hingga membuat dia bangkit dan segera memberikan pukulan keras di leher salah buruannya.
"Keluar!" titahnya.
Anggota Black Mamba bermunculan, mereka menyerbu dari berbagai penjuru hingga membuat kedua kelompok itu terkepung.
DOR!
Satu tembakan peringatan di lepaskan untuk mengakhiri pertikaian mereka, tapi ternyata salah satu pimpinan kelompok itu memiliki senjata api hingga dapat memberikan tembakan peringatan balasan. Manusia bertopeng tengkorak itu berusaha melarikan diri saat orang orangnya sibuk memberikan perlawanan, dia menerjang semak ilalang yang tajam- tidak peduli dengan gelapnya malam dan hewan melata yang bisa saja menggigitnya.
Tapi sayang, sepertinya aksi pecundang yang dia ambil tidak berjalan mulus. Salah satu Black Mamba mengejar, sepertinya tidak akan membiarkan buruannya lepas untuk kesekian kalinya.
DOR!
DOR!
Letusan senjata api menggema di tengah padang ilalang, saling membalas dan menghindar hingga akhirnya salah satu dari mereka berteriak kencang saat timah panas melesat menembus kakinya.
Bukan hanya satu, tapi kedua kakinya hingga membuatnya tersungkur di semak ilalang.
"Aaaakkhhhh!" manusia bertopeng tengkorak itu kembali berteriak.
Dia berusaha menyeret tubuhnya, masih berupaya kabur padahal kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi. Sementara sang penembak, perlahan mendekat- mengintimidasi dan meraih satu lengan buruannya agar segera bangkit dan dibawa keluar dari area penyergapan.
"Black Mamba kembali! Aku sudah mendapatkan kepala pimpinannya!"
🐍
🐍
🐍
Galexia terlihat sibuk mengotak atik laptopnya yang terjatuh kemarin. Gadis berwajah judes itu tidak peduli dengan panggilan telepon yang saat ini terus saja berbunyi dan memekakkan kedua telinganya.
Dia berusaha abai, tapi semakin lama dibiarkan semakin membuat gendang telinganya sakit.
"Astaga, bener bener nih orang gak tau waktu. Apa dia gak bisa bedain siang sama malam, tulpan telpon mulu dari tadi!"
Gadis itu terus saja menggerutu, dia berkali kali menekan tombol merah saat ada panggilan masuk dari kakak sepupunya Shaka. Pria itu menelpon karena gabut dan di tinggal pergi oleh istrinya berbelanja, soalnya Shaka berada jauh di Negara Jepang yang waktunya berbeda dengannya saat ini.
Dengan kesal Galexia melemparkan obeng kecil yang di pegangnya ke arah tempat tidur, dia bangkit mendekat pada ponselnya yang terus saja berbunyi sejak tadi. Tanpa ingin melihat nama kontak yang ada dilayar, dia menekan ikon hijau dan membentak si penelpon.
"HALLO! LO GAK PUNYA JAM APA YA, GUE LAGI BO-,"
"Nomor celana aku 30, baju ukuran L, boxer nya XL, sem*paknya juga Xl. Maaf baru nelpon, tadi aku masih sibuk soalnya. Kamu udah bobok ya, ya udah bobok lagi sana. Selamat malam cantik, mimpi yang indah."
Galexia di buat ternganga saat mendengar suara orang yang menelponnya, bukan suara Abang sepupunya- suara ini lebih ke pria halus, lemah lembut, baik hati, tidak sombong, rajin menabung, dan artinya dia adalah-
Gadis itu menjauhkan ponsel dari telinganya, kedua matanya mengerjap saat melihat nama kontak yang tertera disana.
"Anj-,"
Galexia melipat bibirnya agar tidak mengumpat, dia meremas ponselnya gemas dan menghela napas kasar dan panjang.
"Oke, nanti gue sampein sama Mami." balasnya.
Panggilan terputus sepihak, siapa lagi kalau bukan Galexia yang memutuskannya terlebih dahulu. Gadis itu menepuk bibirnya berkali kali, kebiasaannya kalau kesal tidak bisa dihilangkan- membentak dan bertanya dengan cepat. Padahal dia sudah berjanji pada Crystal Maminya akan mengurangi sikap buruknya itu, terutama pada Pradivta.
Bagaimana kalau pria itu mengadu pada Maminya nanti?
Galexia berdecak kecil, dia kembali mendekat ke arah laptopnya yang sudah diobrak abrik. Gadis itu berusaha masa bodo dan kembali fokus untuk memperbaiki benda kesayangan hasil dari keringatnya sendiri, ya walaupun uangnya dia dapat saat menjadi bodyguard dadakan untuk Ais kakak sepupunya dan balapan liar bersama para bocah SMA beberapa waktu lalu, sebelum dirinya di kenalkan dengan pria berkacamata baik hati tapi menyebalkan, hingga akhirnya di tunangkan.
Mungkin karena ada uang tidak berkah didalamnya, jadi benda itu jatuh saat dia menaruhnya di kursi.
Disaat Galexia sibuk mengotak atik laptop tidak berkahnya yang tengah sekarat, ditempat lain nun jauh disana seorang pria tengah mengintrogasi seseorang yang berhasil dia lumpuhkan kedua kakinya.
Pria bertopi hitam itu tersenyum lebar sembari menatap layar ponselnya, terlebih saat melihat nama kontak yang tertera disana.
Calon Istri 🐻💘
Tapi perlahan senyuman itu surut berganti dengan wajah datar dan dingin, kedua matanya menyorot tajam pria yang tengah meringis menahan rasa sakit di kedua kakinya akibat tertembus timah panas.
Sang introgan memajukan tubuhnya, kedua matanya kembali mengintimidasi tidak manis seperti tadi. Saat ini malah terlihat seperti seorang psikopat gila yang ingin menelannya hidup hidup.
"Oh iya, sampai dimana kita tadi?" tanyanya dengan nada dalam, penuh intimidasi.
JAN GALAK GALAK YE MAS🙈🙈🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Pri Ana
😂😂😂💞💞💞
2024-10-09
0
Nana Niez
/Grin//Grin//Grin//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ini epsd awal ngakak trs,, jgn smp pertengahan pake acara kelebihan bawang Bombay lhow thor
2024-04-21
0
flowers city
🤣😂🤣🤣🤣🤣
2023-12-01
3