Kedua keluarga sudah bertemu malam ini, mereka terlihat mulai mengakrabkan diri dengan berbincang ringan, belum sampai ke intinya.
Eyang Sari terlihat terus saja menyunggingkan senyumannya saat melihat calon besannya menerima kedatangannya serta Sang Cucu. Sementara Pradivta, pria itu terus saja menunduk lugu, sesekali membenarkan letak kacamata bening yang membingkai kedua netranya. Jari jemarinya saling bertaut, saat ini Pradivta terlihat seperti pria kikuk dan terlihat culun di kedua mata seorang gadis berwajah bule dihadapannya.
Sedari tadi gadis itu terus saja menatapnya tanpa ingin memberi jeda, terlihat begitu tajam dan mengintimidasi. Bahkan sang gadis tidak segan segan menelisik Pradivta dari atas hingga bawah, sudut bibirnya terangkat tapi gadis itu sama sekali tidak bersuara apa pun.
Oke Pradivta seakan tengah menjadi mangsa saat ini, sorot mata abu abu itu begitu mampu membuatnya tertunduk cukup lama, walaupun sebenarnya dia hanya sedang bersandiwara menjadi pria culun yang baik tidak banyak tingkah dan bicara.
"Jadi kedatangan saya dan Pradivta cucu saya ini, ingin lebih mengenal keluarga calon besan dan Nak Xia tentunya. Maaf kalau kami cuma datang berdua, dan terimakasih atas sambutan dari keluarga Pak Galaska."
Eyang Sari mulai berbicara ke intinya, dia merasa perbincangan tadi sudah cukup untuk mengenal bagaimana karakter keluarga kenalan mendiang suaminya ini. Keluarga ini sangat ramah, mereka menyambut dengan tangan terbuka walaupun dirinya dan Pradivta hanya membawa beberapa buah tangan, tidak banyak dan berlebihan.
"Saya dan keluarga juga senang akhirnya Eyang Sari dan Nak Divta mau berkunjung ke rumah kami. Maaf kalau suasananya ramai jadi kurang nyaman untuk kalian berdua, ya beginilah keluarga kami- keluarga besar. Dan untuk Nak Divta, bagaimana, apa sudah puas melihat putri saya secara langsung? Dia tidak menggigitkan?" pria paruh baya yang saat ini tengah memperhatikan interaksi Pradivta dan putri semata wayangnya itu menipiskan bibir, bahkan terkekeh kecil saat melihat wajah pria muda itu memerah.
"Jangan ditatap kayak gitu Mas Divta nya dong Sayang! Lihat, dia sampai keringatan gitu gara gara kamu. Matanya jangan melotot kayak gitu, Mas Divta nya bisa sawan nanti!"
Sang gadis bergaun abu abu itu menoleh pada Papinya, kedua mata abu abunya kian membulat semakin lebar saat mendengar ucapan pria yang satu gen dengannya. Dengan tenang dia menghirup napas pelan, lalu menghembuskannya perlahan. Papinya benar benar membuat dirinya mati kutu, padahal hanya menatap tidak mungkin bisa membohongi kepala pria muda yang ada dihadapannya saat ini.
Pria berkaca mata, berpenampilan rapih, rambut klimis, wajah manis, berkulit bersih, terlihat seperti anak baik dan culun yang pastinya terlihat berseberangan dengan dirinya yang jauh dari kata diam.
Dia urakan dan tidak pernah mau diatur.
"Putri anda cantik, Pak." cetus Divta tanpa basa basi.
Pria itu menampilkan senyuman lebarnya saat melihat sang gadis menatap kearahnya, kedua matanya kian membulat dan terlihat seakan ingin menelannya hidup hidup.
Sementara Galaska dan yang lainnya malah di buat tertawa, tapi Eyang Sari terlihat mencoba menahan tangannya agar tidak mencubit sang cucu yang membuatnya terkejut.
Sejak kapan Pradivta pandai merayu?
"Namanya juga perempuan, ya pasti cantik. Tapi kamu jangan kaget, nanti kalo dia sudah berganti kostum kamu enggak bakalan melihat kecantikan itu, tapi kesangaran sama muka judesnya."
Pradivta tidak membalas, dia hanya menampilkan senyumannya pada gadis yang masih menatap dalam ke arahnya tanpa berkedip. Bukan tatapan terpesona atau pun mengagumi, melainkan tatapan penuh peringatan yang semakin membuat Pradivta dilanda rasa penasaran.
Baru kali ini dia mendapati gadis yang terang terangan menatap tidak suka ke arahnya, dan menyatakan perang dingin. Padahal dulu setiap gadis yang dikenalkan oleh Sang Eyang akan menunduk, mereka terlihat malu malu untuk menatap ke arahnya.
Tapi yang ini berbeda, bahkan dikedua mata Pradivta ada rasa tidak asing. Rasanya pernah melihat wajah judes, jutek dan galak itu, tapi dimana?
🦉
🦉
🦉
"Kalian ngobrol aja dulu, Mami mau kedepan nemuin Eyang Sari sama yang lain,"
Crystal menepuk pipi putrinya sebelum berlalu, dia juga memberikan senyuman ramahnya pada pria yang katanya akan menjadi menantunya itu.
Crystal mengakui kalau pria muda yang bernama Pradivta Atas itu memang baik, sopan, santun, bahkan tidak banyak bicara. Bahkan saat Galaska menanyakan apa kegiatannya setiap hari Pradivta hanya menjawab, KERJA SERABUTAN.
Dirinya dan yang lain termasuk anggota keluarga Prayoga dan Samudera dibuat terbatuk, bukan masalah pekerjaannya yang membuat mereka terkejut tapi ekspresi tenang yang di tunjukan Pradivta tadi.
Bahkan Galexia tidak henti hentinya mencubit pahanya saat mendengar itu, sang gadis berbisik dan mengatakan ' Papi gak salah milih dia? Maksudnya apa kerja serabutan?'
Tapi Crystal bersikap tenang, dia hanya menepuk paha putrinya agar kembali rileks dan mendengarkan apa yang akan Galaska katakan. Diluar nalar, Galaska malah tertawa dan menepuk akrab pundak Pradivta dan mengatakan ' Enggak apa apa, yang penting kerjaan kamu banyak dan halal. Tenang anak saya enggak suka shopping, dia sukanya makan.'
Dan itu kian membuat Galexia tercengang, dia tidak menyangka kalau sang Papi akan berbicara seperti itu. Apa Papinya benar benar ingin dia pergi secepatnya dari rumah ini, hingga mengiyakan apa pun yang dikatakan pria berkacamata yang saat ini tengah duduk bersamanya?
"Jadi, nama kamu Galexia?"
Pradivta memulai pembicaraan, dia menatap pada sang gadis tanpa ragu. Senyuman tipisnya mengembang saat kedua mata mereka bertemu, dan Pradivta dapat melihat netra abu abu itu lagi.
Cantik dan misterius
"Lo setuju sama perjodohan ini? Gue kasih tau ya, gue bukan gadis baik, gue suka kelayapan, tukang berantem, tukang balapan, tukang mukulin orang, gue bukan gadis anggun yang lo-,"
"Aku tau! Aku juga bukan pria sempurna." selanya cepat.
Senyuman Pradivta kian melebar kala melihat Galexia menarik napasnya cukup dalam, bahkan salah satu tangannya yang terkepal memukul udara dengan gemas seakan ingin melampiaskan kekesalannya pada virus yang berterbangan di udara.
"Lo terlalu baik buat gue!" cetus Galexia lagi.
Gadis itu seakan tengah mendoktrin Pradivta untuk tidak menyukainya dan membatalkan perkenalan juga perjodohan mereka. Karena dirinya sendiri tidak akan bisa menolaknya, sudah tahukan jawabannya karena apa.
"Aku bisa jadi penjahat kalau kamu mau,"
Galexia memijat dahinya, dia menunduk- menyumpah serapahi pria yang terlihat culun tapi entah kenapa selalu bisa menjawabnya.
"Lo bakalan nyesel kalo nikahin gue. Makan gue banyak, gue gak bisa masak, gak bisa nyapu, gak bisa nyuci, gak bisa ngepel beres beres rumah, lo pasti bakalan kere-,"
"Tenang aja, aku juga gak bisa nyari uang yang banyak, gak bisa ngasih kamu hidup yang enak, gak bisa bawa kamu shopping tiap minggu, beliin skincare mahal, cuma bisa ngasih uang belanja pas pasan sama makan seadanya."
Galexia menganga, kedua matanya berkedip pelan mendengar penuturan pria yang tengah melebarkan senyuman padanya. Kenapa mereka malah adu kekurangan seperti ini? Baru pertama kali ini Galexia melihat dan mendengar seorang pria merendahkan dirinya sendiri didepan gadis yang sedang di dekatinya.
Karena biasanya para pria akan berlomba lomba meninggikan dirinya walaupun itu bohong demi bisa membuat sang gadis terpesona dan terkagum kagum. Tapi untuk pria yang satu ini, kenapa bisa?
"Tau ah, lo ngomong aja sama Papi. Gue gak tau lagi kudu ngapain!" ucap Galexia frustasi dan memilih bangkit meninggalkan Pradivta yang masih duduk tenang di tempatnya.
"Iya, nanti aku bakalan bicara sama Pak Galaska kalau kamu setuju dan minta secepatnya di lamar." cetus nya, dan itu berhasil membuat langkah Galexia terhenti.
JANGAN BIKIN ANAK PERAWAN ORANG NGEREOG DONG MAS DIVTA🤣🤣🤣🙈🙈🙈🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
💗 AR Althafunisa 💗
Pasti papi tau soal Divta, ga mungkin si Galak ga tau asal usul calon mantunya secara si Galak punya tim Timan 😂
2024-10-06
0
Qaisaa Nazarudin
🤣🤣🤣🤣 Sama2 Merendah untuk Meroket..👏👏👏👍👍👍
2024-10-02
2
Qaisaa Nazarudin
Ialah SERABUTAN,bentar jadi pemulung,bentar jadi penjual,ntar jadi kang cilok,Semua kerja dia embat..🤣🤣
2024-10-02
4