Black Mamba sudah berkumpul sore ini, mereka bersiap untuk pergi ke lokasi penggerebekan- penampilan Black Mamba kali ini terlihat seperti preman yang terlihat urakan dan liar, kecuali hanya satu orang yang terlihat rapih dan tampan- sang Komandan Misi.
"Sudah aku jelaskan bukan, kalian bereskan yang ada di TKP. Sementara aku akan membereskan gadis nakal itu, berdoa lah agar gadis itu mau buka bukaan nanti," cetus nya.
Pria berkemeja putih itu menghela napas dalam, dia termenung sejenak- tapi setelah menyadari ada sesuatu yang ambigu dari ucapannya itu dia terlihat melotot dan kembali bersuara.
"Maksudku buka bukaan tentang area balap liar dan kelompok mana saja yang sering ikut andil, bukan buka bukaan- jangan menatapku seperti itu!" sentaknya diakhir kalimat, saat melihat beberapa rekannya menatap penuh selidik dan jahil.
"Anda akan berkencan, Ndan?" tanya salah satu dari mereka.
Pria itu gelagapan, dia berdecak mendengarnya- tidak mungkin dirinya mengatakan kalau gadis nakal yang mereka incar adalah calon tunangannya. Dan membuat para rekannya berpikiran buruk karena mencari keuntungan di misi kali ini.
"Anggap saja begitu! Doakan agar aku bisa mengajaknya kencan dan menginterogasinya dengan mudah. Oke, sekarang kita bergerak- hari mulai sore, hati hati dan tetap waspada!"
Sang Komandan Misi selesai memberikan arahan, dia membekali para rekannya dengan keyakinan hati dan mental- dan juga senjata api yang akan mereka bawa dalam tugas ini. Seperti biasa, target kali ini bukan abal abal- sang target pasti sudah mempersiapkan diri dengan kemungkinan seperti ini, jadi mereka harus lebih lihai.
Anggota tim Black Mamba membubarkan diri, mereka menaiki kendaraan masing masing- termasuk pria berkemeja putih yang akan segera menuju kediaman si gadis nakal.
Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore lewat 25 menit, masih ada waktu sekitar 30 menit untuk menuju kesana dan semoga tidak akan terlambat. Dia masih mengingat jelas apa yang dikatakan oleh gadis itu, telat lima menit jangan masuk kedalam rumah!
Sadis!
💖
💖
💖
Galexia bersandar nyaman di sofa sembari mengotak atik laptopnya, tidak jauh darinya ada sepasang suami istri tengah asik bermesraan sembari menonton drama romantis.
Mereka berdua seakan lupa kalau di dunia ini bukan hanya keduanya yang hidup dan bernapas, melainkan ada seorang gadis yang sedang sibuk berkencan bersama benda mati.
Sang gadis terlihat abai dengan sekitar, dia tidak mau ambil pusing. Bahkan gadis itu menon aktifkan ponselnya karena banyak panggilan serta pesan yang masuk dari nomor tidak jelas, dan itu sangat mengganggunya.
Dia hanya membalas pesan yang masuk tadi pagi, dengan mengatakan tidak tertarik lagi untuk mengikuti acara itu walaupun hadiahnya begitu menggiurkan. Bukan karena tidak mampu, tapi dirinya tidak mau membuat Galaska sawan dan sang Kakek kembali marah.
Betapa mengerikannya saat melihat Nagara marah saat itu. Dia tidak mau lagi melihatnya, bukan marah padanya melainkan pada Galaska Papinya. Tapi tetap saja mengerikan dan kasihan melihat Sang Papi yang baik hati terkena sawan.
Ting Tong!
Suara bell mengejutkan penghuni rumah, Galaska dan Crystal bahkan segera menghentikan tawa mereka dan menoleh ke arah gadis yang masih tidak peduli dengan sekitar.
Tong Tong
Pada akhirnya Crystal yang mengalah, dia berusaha melepaskan diri dari kurungan Galaska dan segera berlari menuju pintu utama rumah.
Sementara Galexia, gadis itu terlihat menyudahi kegiatannya dan mulai beranjak dari sofa. Tapi gerakannya terhenti saat mendengar suara Crystal, dan seseorang yang belum lama dikenalnya.
"Kamu gak bilang kalo Divta mau kerumah!" protes wanita itu.
Galexia mengedikan bahu, dia menutup laptopnya dan berdiri menghadap sang Mami yang tengah menatap kesal kearahnya.
"Lupa," sahutnya ringan.
"Gak boleh gitu loh, gak sopan sama calon suami!" Crystal meraih laptop yang ada di dekapan Galexia.
Wanita setengah baya itu menampilkan senyumannya dan mempersilahkan calon menantunya untuk segera duduk. Ekor matanya melirik pada sang putri yang masih acuh tak acuh pada pria yang akan menjadi suaminya beberapa waktu kedepan.
"Gak apa apa Mi, kita juga cuma mau jalan aja kok. Aku akan menunggu Xia untuk bersiap dan-,"
"Udahlah gue gini aja. Lagian mau kemana sih, mau nyari apa malem malem kayak gini?"
Galexia kembali menghempaskan tubuhnya ke sofa, wajahnya terlihat tidak bersemangat dan lemas. Mungkin kalau gadis lain akan berbinar dan berdandan dengan cepat saat ada pria yang mengajaknya berkencan, dia akan menghabiskan banyak foundation, bedak, buku mata, maskara, blush on, bahkan parfum demi tampil maksimal.
Tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk Galexia, gadis yang hanya memakai celana jeans setengah paha dan kaos kebesaran. Dia tidak suka bermake up, berpakaian feminim, atau sekedar memakai heels yang biasa untuk seorang gadis. Penampilannya saat ini begitu terlihat nyaman untuk Galexia, dan entah kenapa terlihat sexy di mata pria berkemeja putih yang saat ini tengah duduk tidak jauh darinya.
"Wah, ada anak mantu." cetus Galaska yang baru saja datang.
Pria paruh baya itu melirik pada Galexia yang terlihat kusut, bahkan terkesan lemas malam ini.
"Malam, Pi." sapanya.
Entah sejak kapan pria itu memanggil Galaska dan Crystal dengan panggilan itu, tapi yang jelas kedua calon mertuanya itu terlihat sama sekali tidak keberatan.
"Mau jalan?"
Galaska kembali bertanya, ekor matanya melirik pada Galexia yang masih belum beranjak dari duduknya. Gadis itu sibuk menatap majalah fashion yang menampilkan beberapa butik ternama di negara ini termasuk DIAMOND QUEEN.
"Rencananya seperti itu, Pi. Tapi kalau Xia enggak-,"
"Bentar, gue mau ambil jaket dulu!" Galexia menyela cepat, dia beranjak dari duduknya dan meraih laptop yang tergeletak di atas meja.
Kedua kaki telanjangnya membawa gadis itu menuju tangga yang mengarah ke kamarnya, dia meninggalkan kedua orang tua serta pria yang kemungkinan besar akan menjadi partner hidupnya sebentar lagi.
"Sabar ya, Galexia memang sedikit-,"
"Enggak apa apa, Mi. Kita akan pulang sebelum pukul 11 malam, mungkin hanya berkeliling lalu bertemu sama Eyang. Dia pasti masih shock sama perjodohan ini, aku juga begitu tapi ya di syukuri saja." tawa kecilnya terdengar, bahkan Galaska juga menepuk pundak calon menantunya cukup keras.
Dia memberikan semangat pada anak muda itu agar bisa meluluhkan hati putri semata wayangnya.
"Ya udah, Mami buatin minuman dulu buat kalian." Crystal beranjak, tinggallah Galaska dan Pradivta sekarang. Kedua pria beda usia itu masih belum berbicara satu sama lain, hingga pada akhirnya Galaska yang mendahului.
"Pelan pelan dan perlahan, Papi yakin kalau kamu bisa menjinakkan anak beruang itu. Kamu menangkap buronan aja bisa, masa menangkap hati Lexia aja gak mampu. Semangat dong, dia memang kayak gitu- jangan sampai nyerah sama sikap cuek nya." bisik Galaska.
Bahkan Pradivta menoleh cepat di buatnya, kedua matanya menatap tidak percaya pada pria yang saat ini tengah menepuk punggungnya keras.
"jadi-,"
"Tenang, rahasia aman terkendali." sela Galaska cepat.
IMUT AMAT SIH MAS 🙈🙈🙈
GALAK, JUDES, CUEK DAN SEXY 😘😘😘😘🙈🙈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
bibuk duo nan
Galexia kan sangar badung urakan nakal gak nurut ya thor, tp visualnya kurang pas klo menurut aku si thor, mukanya kurang galak
2025-02-12
0
Pri Ana
lexia kamu disamain anak beruang lho🤣🤣🤣🤣
2024-10-09
1
💗 AR Althafunisa 💗
Tuhkan... Ga mungkin ga tau si Galak si camer 😂😂😂
2024-10-06
0