Galexia menatap dirinya di cermin, kedua mata abu abu bening gadis itu terus saja memindai penampilannya saat ini. Kebaya moderen berwarna lilac yang dia pakai, terlihat begitu pas dan cantik membalut tubuh indahnya.
Rambut panjang kepirangan milik Galexia tersanggul rapih, di hiasi oleh tiara kecil yang bertabur kan banyak berlian kecil.
Penampilan Galexia sangat sempurna malam ini, dia sudah siap menyambut kedatangan calon suaminya yang akan melamarnya. Ini adalah malam spesial untuk kedua keluarga, terlebih pasangan muda yang akan menjalin hubungan lebih dekat dan serius lagi.
Helaan napas kasarnya terdengar, kedua mata Galexia terpejam sejenak. Situasi seperti ini sama sekali tidak pernah ada di dalam benaknya, dulu dia mengira akan hidup penuh kebebasan tanpa ada satu orang pun yang mengganggu privasinya, tapi ternyata dirinya salah dan tidak menyangka kalau akan ada orang yang berani masuk kedalam hidupnya yang bebas ini.
Bahkan orang itu sedikit demi sedikit mulai menguasai kebebasannya, dan soalnya dia tidak dapat berbuat apa pun.
Tok
Tok
Tok
"Xia, Pradivta dan Eyang Sari sudah sampai. Kamu sudah siap kan?" suara lembut Crystal membuat lamunan Galexia pecah.
Gadis itu membuka kedua matanya, hal pertama yang di lihatnya adalah sang Mama. Wanita paruh baya itu terlihat berkaca kaca melihat penampilan putri semata wayangnya, Crystal masih tidak percaya kalau Galexia akan memiliki seseorang yang bisa melindunginya dimasa depan nanti.
Karena setahu Crystal selama ini, gadis itu sama sekali tidak membutuhkan orang lain untuk masuk kedalam hidupnya, apa lagi mengobrak abrik tanah pribadinya kecuali dirinya, Galaska dan Nagara sangat kakek.
"Aku aneh ya, Mi?" cetus Galexia tiba tiba.
Gadis itu menoleh, dia menatap Crystal begitu dalam- seakan mencari jawaban dari pertanyaan yang dilontarkannya tadi. Melihat sangat Mama menatapnya penuh harus, Galexia takut kalau penampilannya malam ini terlihat jelek atau bahkan aneh, karena baru pertama kali ini dirinya memakai kebaya dan perlengkapannya.
"Aneh apanya? Anak Mami cantik kok, cantik banget. Kami yakin Divta sama yang lainnya bakalan pangling lihat kamu nanti. Ayo! Semuanya udah nungguin dibawah,"
Crystal segera menggandeng Galexia, membawa gadis berwajah bule itu keluar dari kamar dan bersiap untuk menemui calon tunangan serta para tamu dan saudaranya.
💕
💕
💕
Benda bulat berwarna putih bermatakan sebuah batu berlian kecil sudah melingkar di jari manis sebelah kiri Galexia, gadis itu menatap lekat ke arah jari manisnya- dimana ada benda indah yang dulu tidak pernah ada sebelumnya dan kini sudah berhasil mengikatnya.
"Ayo, orang orang sudah menunggu giliran kamu!"
Galexia tersentak, gadis itu menaikan wajahnya- kedua matanya menatap pria yang saat ini tengah tersenyum manis ke arahnya. Pria yang sudah mengikatnya lewat benda yang melingkar di jari manis miliknya, pria yang akan membatasi kebebasannya sebentar lagi hingga dirinya tidak dapat berkutik.
Helaan napas kasarnya terdengar, dengan perlahan Galexia meraih cincin yang ukurannya jauh lebih besar dari yang dia pakai. Memasukannya kedalam jari manis besar milik pria yang saat ini, detik ini, sekarang, nanti dan seterusnya akan selalu ada didalam hidupnya.
Riuh tepuk tangan para tamu dan saudara mengakhiri sesi tukar cincin antara Galexia dan Pradivta. Sepasang tunangan yang masih belum mengetahui ada rasa diantara mereka itu, hanya menampilkan senyum tipis seadanya- terlebih Galexia.
Gadis cantik itu mencoba untuk menampilkan senyuman, dia tidak ingin terlihat nalangsa di acaranya sendiri hanya karena kebebasannya mulai terusik. Galexia bertekad dalam hati, walaupun Pradivta sudah berhasil menguasai separuh hidupnya- tapi tidak bisa menguasai kebebasannya.
Ekor mata Galexia melirik kecil pada Pradivta yang tengah menyapa para tamu undangan yang memberikan mereka selamat. Baru bertunangan saja banyak tamu yang hadir, terlebih kenalan sang Kakek dan Mendiang Eyangnya yang tidak Galexia kenali semuanya.
Tapi entah kenapa Pradivta justru terlihat seperti sudah akrab dan mengenal mereka, bahkan mengobrol tanpa sungkan dan canggung. Semakin lama Galexia mengenal calon suaminya itu, entah kenapa dia merasa kalau Pradivta bukan pria biasa yang hanya bekerja serabutan setiap hari.
Sepertinya ada yang di sembunyikan oleh Pradivta darinya?
"Kak Lexi, selamat ya. Bentar lagi kakak nikah, aku masih gak nyangka kalau akhirnya ada cowok yang bisa bikin kakak aku yang garang ini jinak. Aku kira seumur hidup gak bakalan bisa punya kakak ipar sepupu dari kak Lexi."
Cerocosan gadis yang tengah memeluknya saat ini membuat Galexia tersentak, bahkan dia tidak tahu sejak kapan gadis bertubuh mungil dan montok itu mendekapnya. Karena sejak tadi kefokusannya tertuju pada pria yang masih sibuk mengobrol dengan para tamu undangan.
"Lo juga kawin gak ngabarin gue, Del. Gak ada acara bunting duluan kan?" cetus Galexia tanpa filter.
"Ish! Gak ada lah, enak aja! Udahlah, aku mau nyari suami dulu takut di gondol orang. Sekali lagi selamat ya, bye bye kebebasan,"
Delila tergelak kecil melihat delikan yang di berikan kakak sepupunya, dia tahu kalau Galexia pasti sedikit memberontak dan pastinya menolak pertunangan ini sebelumnya, karena tidak mau kebebasannya hilang, tapi Delila juga mendukung om serta tantenya. Terlebih pria yang di jodohkan mereka tidak terlalu buruk, memang bukan anak orang kaya- tapi Delila yakin pria itu kalem, manis, murah senyum dan ekhem- tampan itu bisa mengimbangi keganasan Galexia.
"Capek ya?"
"Astaga!" Galexia terkejut bukan main saat mendengar seseorang tiba tiba berbisik di telinganya, gadis itu reflek memejamkan kedua matanya. Dia menarik napas dalam sebelum menoleh dan membuka kedua matanya kembali.
"Kamu bisa kekamar, istirahat- biar aku yang disini." ucapnya lagi.
Galexia yang masih terkejut hanya diam membisu, menatap lekat pria yang saat ini tengah mengumbar senyuman manis padanya. Bahkan terlihat membalas sapaan tamu tanpa sekalipun mengalihkan pandangan darinya.
"Apa yang lo sembunyiin dari gue?" cetus Galexia pelan, dan hanya bisa didengar oleh Pradivta.
Mata abu abu gadis itu menatap tajam penuh tuntutan pada pria yang tidak lama lagi akan menyandang sebagai suaminya itu.
"Apa?" beonya, terlihat bingung dan tidak mengerti.
"Ck! Lo pasti bukan cuma orang biasa kan? Lo bukan cowok yang cuma kerja serabutan tiap harinya, lo gak mungkin seakrab itu sama-,"
"Aku memang cowok yang kerjanya cuma serabutan, gak ada yang spesial. Kalo kamu gak percaya, besok aku ajak ke tempat kerja. Kamu bisa lihat gimana kerasnya calon suami kamu ini mencari uang untuk modal nikah," selanya cepat.
Pradivta bahkan mengerlingkan sebelah matanya pada Galexia, bersikap seperti pria centil dan memuja hingga membuat gadis itu kembali bungkam, dan hanya bisa mengumpat dalam hati.
ALHAMDULILAH BISA UP LAGI, DO'AIN NANTI MALAM MAS BARON JUGA BISA UP YA SAYANG SAYANGKU🥲😘😘😘 DAN MAAF KALO BAB INI FELL NYA BELUM DAPET🙈🙈🥲🥲
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Abie Mas
knpa ga langsunh nikaj aja sih
2023-12-02
2
flowers city
🤣🤣😂😂😂😂😂😂😂
2023-12-01
1
aisya_
almarhum kakek buyut, brrti ilham udh meninggal ya😭😭😭
2023-09-09
0