Nayra dan Julian jelas saja menjadi kaget dan panik ketika Louise baru saja mengatakan hal-hal omong seperti dia bukan anggota keluarga mereka.
"Louise, apa yang baru saja kamu katakan? Kamu adalah bagian dari keluarga ini," kata Julian mencoba untuk menenangkan putranya itu.
Namun Louise yang mendengar itu segera berkata lagi dengan marah,
"Itu jelas karena aku bukan Putramu!! Aku bukan Putra Kandungmu!!"
Julian yang mendengar itu jelas merasa cemas, lalu mencoba lagi berkata,
"Apa yang baru saja kamu katakan? Kamu itu Putraku Louise, jangan seperti itu,"
Julian mencoba untuk mendekat ke arah putranya untuk memeluknya agar putranya tenang namun hal itu segera ditepis oleh Louise.
Louise segera mundur setelah mendorong Ayahnya.
"Itu hanya omong! Kamu pasti sangat kesal ketika melihat wajahku ini bukan? Aku yang ternyata bukan Putra kandungmu!"
"Dari mana pula kamu dengar hal-hal seperti itu? Kamu itu Putraku, akan selalu menjadi Putraku,"
"Diam!! Jangan berbicara omong kosong di depanku! Kamu sebenarnya tidak pernah menganggapku sebagai putramu bukan?"
Nayra yang melihat tentang pertengkaran kedua orang itu jelas merasa tidak tahan, terutama ketika Louise mulai mengucapkan omong kosong soal suaminya Julian.
Ini memang salah dirinya sampai Louise bisa membaca surat pemeriksaan itu.
Nayra jelas merasa bersalah kenapa dulu dirinya tidak membakar dan memusnahkan surat itu saja?
Sehingga kecerobohan seperti, Louise yang membaca surat itu tidak akan pernah terjadi.
Rahasia yang akan mereka berdua simpan untuk seumur hidup, dan tidak akan membiarkan siapapun tahu.
Nayra sendiri, sudah menerima konsekuensi apa yang mungkin terjadi jika menyembunyikan semua kenyataan ini.
Jadi, sekarang ketika melihat Louis berkata-kata sangat buruk tentang Julian, Narya tiba-tiba merasa tidak nyaman, lalu segera berkata,
"Louise! Kamu jangan berbicara kasar seperti itu kepada Ayahmu!"
Louise yang mendengar kata-kata Nayra itu segera berkata lagi,
"Diam kamu wanita murahan! Aku pikir kamu yang paling senang dan paling diuntungkan soal hal ini bukan? Fakta bahwa Aku bukan Putra Kandung Julian Leonard, pasti membuatmu sangat senang sejak lama, karena itu artinya kamu bisa mendapatkan seluruh harta warisan dari Ayahku bukan?"
"Louise! Cukup dengan semua yang kamu katakan!" Kata Julian lagi.
"Apa yang cukup Ayah? Ah tidak, Tuan Julian maksudku, sekarang Tuan Julian bisa tenang, Karena aku bukan putra kandungmu jadi tidak perlu lagi untuk memikirkan soal aku, anda selalu bisa membuangku kapan saja! Dan hiduplah bahagia dengan wanita murahan itu!!"
Julian sejujurnya tidak tahu harus berkata apa untuk meyakinkan Louise itu.
"Louise, kamu harus mengerti apapun kamu kamu adalah Putraku satu-satunya Putra kesayanganku dan fakta itu tidak akan pernah berubah seumur hidup ku, kamu Louise, Putra sulung Kebanggaaku!"
"Tidak!! Tidak!! Jangan lagi menipuku dengan semua omong kosong itu!! Jangan pernah memberiku harapan aku benar-benar merasa muak dengan kalian semua! Aku benar-benar membencimu Tuan Julian!"
Louise yang merasa marah itu segera mencoba melarikan diri dan lari dari ruang tamu pergi keluar rumah itu.
Julian yang melihat tentang bagaimana Louise keluar dalam keadaan mabuk itu, dan mulia menyetir mobilnya jelas merasa panik.
Louise menyetir mobilnya cukup cepat, Louise Sebenarnya masih sadar hanya kepalanya sedikit pusing.
Minum beberapa gelas tidak akan membuat Louise mabuk, Louise punya cukup pertahanan minum.
Louise sekarang menyetir cukup kencang untuk melampiaskan rasa sedih dan rasa marah di dalam hatinya.
Bahkan walaupun itu sudah sejak tadi siang sampai sore ini perasaan Louise masih hancur.
Louise mulai berpikir Apakah ini saatnya untuk mengakhiri semuanya...
Lagipula, keberadaan dirinya di dunia ini merupakan sebuah dosa besar...
Sebuah Aib...
Yang mungkin hanya membawa penderitaan kepada orang-orang...
Pada Ayahnya...
Pasti sangat berat untuk melihat seorang anak dari hasil berselingkuhan Istrinya...
Selama bertahun-tahun, pasti itu membuat Ayahnya muak padanya, dan mulai membencinya pelan-pelan.
Julian sendiri, merasa cukup kewalahan ketika mencoba menyusul Putranya itu.
Sampai, Louise yang menyetir cukup cepat itu, terlihat oleng, namun segera menghentikan mobilnya.
Louise tiba-tiba, berhenti di tengah perempatan, dan terdiam disana cukup lama, tidak melakukan apapun.
Kejadian itu berlangsung begitu cepat.
Julian awalnya merasa lega karena mobil putranya itu akhirnya berhenti.
Namun ketika mobil Julian mendekat, dirinya melihat jika ada Truk dengan kecepatan tinggi dari salah satu arah perempatan.
Louise masih melamun sendiri memikirkan soal hidupnya, ketika dirinya sadar, sudah ada lampu Truk yang menyinari ke arahnya.
Louise tidak sempat bertindak, karena mesin mobilnya baru saja mati.
Louise berpikir, apakah ini sebuah akhir?
Namun hal mengejutkan terjadi.
Mobil Louise tiba-tiba di tabrak dari belakang, membuat Mobil Louise menjauh dari jalur Truk itu.
Louise jelas merasa sangat kaget tentang apa yang terjadi dan segera menatap ke arah belakang dan melihat sebuah mobil yang familiar.
Itu adalah mobil Ayahnya.
Louise melihat dari baik kaca, dimana dirinya melihat Ayahnya tersenyum padanya, seolah merasa sangat lega karena Louise sudah keluar dari jalur Truk itu.
Tatapan mata Julian itu, membuat Louise menjadi panik dan cemas....
Seolah Ayahnya itu, siap untuk mengorbankan segalanya demi dirinya....
Yang terjadi berikutnya adalah sebuah suara keras, dimana mobil di belakangnya tertabrak Truk.
Louise yang melihat keseluruhan kejadian itu benar-benar merasa syok dan tidak percaya apa yang terjadi....
Kenapa...
Kenapa Ayahnya sampai melakukan hal itu...
Hanya demi dirinya?
Ayah...
Tidak...
Louise tiba-tiba dipenuhi keputusan.
####
Nayra yang ada di rumah, sejujurnya sangat cemas tentang apa yang akan terjadi.
Nayra memiliki sedikit firasat buruk soal ini.
"Astaga... Semoga Julian bisa membujuk Louise, lagi pula mereka masihlah memiliki ikatan yang kuat sebagai Ayah dan Anak, bahkan walaupun tidak ada ikatan darah di antara mereka,"
Ya, Nayra yakin, jika ayah dan anak itu akan bisa menyelesaikan masalahnya.
Ketika Nayra mencoba untuk menenangkan dirinya itu tiba-tiba saja, ada angin lewat, dan bingkai foto kecil di atas meja kamarnya tiba-tiba jatuh.
Itu adalah sebuah bingkai foto Pernikahannya dengan Julian.
Nayra yang melihat tentang bingkai foto itu rusak tiba-tiba menjadi takut.
"Astaga... Kenapa aku tiba-tiba memiliki firasat buruk...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments