MKD-EPISODE 17.

BI Ina terus berlari, ia segera menelpon ambulance dan menghubungi polisi.

Sementara itu, Ardan berjalan mendekati Nova yang masih berusaha membangunkan Ayah Wilson. Pria itu menjambak rambut Nova dengan kuat.

"Jangan mengatakan apa-apa kepada siapapun" bisik Ardan di telinga Nova. "Jika ada yang bertanya katakan saja kalau ada perampok yang datang lalu menyerang kita"

Tubuh Nova semakin bergetar ketakutan "t-tapi dia ayahmu, setidaknya panggil ambulance dulu" ucap Nova dengan nada ketakutan.

Tapi Ardan justru tertawa terbahak-bahak, ia menatap Ayah Wilson sembari berkata "seharusnya aku melakukan ini setelah mendapatkan perusahaan dan kekayaan nya"

Nova menatap sang suami dengan tatapan menjijikan, ia menggeleng kan kepalanya. Tangan nya masih berusaha untuk mencari denyut nadi Ayah Wilson.

"Dan kamu bersama anak haram mu itu harus mati bersamanya"

Ardan kembali mengambil pisau yang tertancap di perut Ayah Wilson, ia kembali menjambak rambut Nova dan hendak menusuk perut wanita itu. Tapi beruntung para polisi langsung mendobrak pintu utama dan melihat apa yang sedang Ardan lakukan.

Pria itu mengelak dan justru menyalahkan Nova, tapi Bi Ina menjelaskan semuanya dan bersiap menjadi saksi.

Flashback Off.

*******

Nova menarik napas panjang saat mengingat kejadian waktu itu. Butuh waktu lima bulan untuk penyembuhan Ayah Wilson. Ia sangat berterima kasih pada Bi Ina karena menyelamatkan nyawanya waktu itu.

Sekarang pengadilan mengatakan kalau Ardan gila, pria itu di rawat di rumah sakit jiwa dengan pengawan polisi yang sangat ketat. Dan Nova juga sudah menggugat cerai Ardan.

Tak henti-hentinya Nova mengucapkan syukur karena masih memberikan nya kesempatan untuk hidup.

Lama kelamaan mata Nova terpejam hingga terbuai ke alam mimpi.

******

Keesokan harinya Nova terbangun dan langsung bersiap-siap. Karena pagi ini ia harus mengantar Ayah Wilson ke Bandara.

Nova memarkirkan mobilnya di tempat parkiran Bandara, kemudian keluar bersama Ayah Wilson dan juga Lena.

"Ayah, ingat untuk selalu minum obat tepat waktu" pesan Nova pada Ayah Wilson, Kemudian wanita itu berbalik menatap perawat pribadi Ayah Wilson.

"Lena tolong jaga Ayah dengan baik, kabari aku jika terjadi apa-apa !"

"Baik nona" ucap Lena dengan sopan.

"Kamu hati-hati disini nak !" Pesan Ayah Wilson pada Nova.

Nova segera memeluk tubuh Ayah Wilson dengan erat, ia sebenarnya masih tidak rela jika pria paruh baya itu kembali ke Jerman, hanya saja Nova tidak bisa melakukan apa-apa.

"Aku pasti akan sangat merindukan Ayah" ucap Nova sambil melepaskan pelukannya.

"Ayah juga pasti akan merindukan kamu" balas Ayah Wilson kemudian mencium kening Nova dengan penuh kasih sayang.

Setelah Ayah Wilson pergi, Nova langsung ke perusahaan. Perjalanan dari Bandara ke perusahaan hanya membutuhkan waktu lima belas menit. Ia memarkirkan mobilnya di tempat biasa lalu memasuki perusaahan dengan nama 'Nova Cosmetic'.

Ia selalu tersenyum saat melihat kesuksesan nya sekarang. Nova berjalan memasuki lift dan menekan angka lima dimana ruangan nya berada.

Seperti biasa Deli sudah menunggunya dengan segelas kopi kesukaan Nova "Selamat pagi Bu" sapa Deli.

"Selamat pagi" balas Nova sambil mengambil kopi di tangan Deli kemudian memasuki ruangan.

"Bu ada rapot dengan dewan direksi" Deli kembali mengingatkan Nova.

"Iya, jam berapa sekarang ?" Tanya Nova sambil melihat-lihat file yang memuat semua detail produk terbaruny.

"Jam 10 Bu"

"Apa rapatnya di mulai sekarang ?"

"Iya Bu"

Nova meraih ponselnya karena file-file itu tersimpan di ponsel mewahnya. Lalu meninggalkan ruangan dan berjalan ke arah lift menuju lantai tiga dimana pertemuan di adakan.

Setelah pintu lift terbuka Nova berjalan keluar dan menuju ruangan dimana rapat di laksanakan. Disana sudah ada dua orang yang menunggu kedatangan Nova.

"Selamat pagi menjelang siang semuanya" sapa Nova, mereka semua berdiri dan memberi hormat. Nova tersenyum ke arah Intan hingga keduanya berpelukan karena sudah lama tidak bertemu. Intan adalah teman terdekatnya saat masih bekerja dengan Alan dulu.

"Bagaimana kabarmu ?" Tanya Nova.

"Aku baik, kamu makin cantik tau gak" ucap Intan yang begitu kagum melihat bentuk tubuh Nova sekarang. Wanita itu semakin cantik setiap hari.

"Kamu juga tambah cantik" balas Nova membuat Intan tersenyum.

Mereka berdua masih mengobrol karena masih menunggu kedatangan Alan. Pria itu memiliki saham 40% di perusahaan Nova.

"Seperti nya Pak Alan tidak bisa datang, jadi kita mulai saja rapatnya" ucap Nova sambil berdiri, mereka sudah menunggu hampir satu jam tapi Alan tidak kunjung datang.

Namun sebelum Nova berhasil memulai rapat, pintu ruangan terbuka. Seseorang yang tidak pernah Nova harap kan, muncul secara tiba-tiba.

"Tuan Elthan" gumam Nova saat melihat pria itu memasuki ruangan rapat.

"Maaf saya terlambat" ucap Elthan tersenyum ke arah semua orang.

"Sebentar" Nova berjalan mendekati Elthan, ia ingin tahu kenapa pria itu bisa ada di perusahaan nya.

"Apa yang anda lakukan disini tuan ?" Tanya Nova dengan suara pelan.

"Nona Nova, saya pemegang saham baru di perusahaan ini" ujar Elthan.

"Maksudnya ?"

"Saya tau anda mungkin bingung, jadi biar aku jelaskan" jawab Elthan sambil duduk di salah satu kursi.

"Tuan Alan menjual saham perusahaan nya pada saya, jadi sayalah yang memiliki saham 40% itu" jelas Elthan dengan sedikit seringai di wajahnya.

Nova tidak mudah percaya begitu saja, bagaimana mungkin Alan menjual sahamnya pada Elthan tanpa mengatakan apapun padanya.

"Anda pasti bercanda kan Tuan Elthan, Pak Alan tidak memberi tahu saya sebelumya jika saham nya di jual pada Anda" ucap Nova marah.

"Tenang dulu !, Aku memang yang menyuruh Tuan Alan agar tidak memberi tahu anda" balas Elthan yang berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah Nova.

"Kenapa ?" Tanya Nova dengan nada pelan, karena sekarang Elthan berdiri sangat dekat dengannya, mungkin jarak mereka hanya dua sente saja.

"Karena aku ingin membuatmu terkejut" jawab Elthan. Suara nya yang berat membuat detak jantung Nova begitu kencang. Ia segera mendorong tubuh pria itu agar sedikit menjauh darinya.

"Menjauh dariku" pinta Nova.

Elthan mundur dua langkah, ia kembali menyeringai saat melihat napas Nova yang begitu cepat. Ia tahu wanita itu gemetar saat ia mendekatinya seperti tadi.

"Deli" panggil Nova pada asisten nya.

Deli segera mendekat "iya Bu" jawab Deli sopan

"Bersiaplah rapat akan segera di mulai" pinta Nova kemudian.

Nova kembali menatap Elthan kemudian berdiri di tempatnya semula. Sepertinya sekarang ia harus waspada terhadap pria itu, Elthan pasti ada sesuatu yang dia inginkan sampai membeli saham dari Alan.

Dan Nova tidak akan terlalu dekat dengan pria itu, karena sekarang Elthan adalah rekan bisnisnya.

Terpopuler

Comments

Siti Sahara

Siti Sahara

penasaran...apakah nova beneran hamil anak ardan

2024-01-20

0

Ana_Mar

Ana_Mar

nova masih traumakah gegara perbuatan ardan si gila??

2023-03-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!