MKD-Episode 11.

"Suaramu bagus juga"

Nova terkekeh mendengar pujian Alan "Terima kasih bapak Alan yang terhormat" balas Nova membuat Alan menggelengkan kepalanya "Sekarang aku harus pulang, ini sudah malam, aku juga harus memeriksa produk yang harus aku luncurkan besok" sambung Nova lagi.

"Astaga Nova, kamu sudah memeriksanya hampir tiga kali, tenang saja semua orang pasti berminat membeli produk mu"

"Tapi tetap saja aku harus memeriksa nya, kau tau kan kalau ini pertama sekali aku akan membuka usaha"

"Ya sudah ayo aku antarkan pulang" Alan sudah berdiri lebih dulu dan di susul oleh Nova, tapi tiba-tiba Alan merasa kan perutnya keram dan sakit.

"Bapak kenapa ?" tanya Nova khawatir saat melihat Alan menjerit kesakitan.

"Perutku keram Nov"

"Kita kerumah sakit ya pak ?"

"Tidak usah, antarkan saja aku ke apartemen"

Nova bingung harus bagaimana, ia belum pandai menyetir. Kalau dirinya memaksa takut terjadi apa-apa di jalan.

"Ya sudah ayo pak saya antar pulang" Nova membantu Alan keluar restoran itu, ia mendekati seorang satpam yang sedang bertugas. Beruntung satpam itu mau mengantar Alan dan Nova ke apartemen.

Di perjalanan Alan terus mendesis kesakitan. Nova ingin membawa pria itu ke rumah sakit tapi Alan terus menolak. Hingga tak berapa lama mereka tiba di apartemen Alan.

Sebelum masuk ke apartemen, Nova memberi uang kepada satpam itu untuk ia pulang lagi ke restoran.

"Apa bapak salah makan tadi ?" tanya Nova lagi setelah mereka tiba di ruang tamu apartemen Alan.

"Tidak, aku tidak apa-apa, ini hanya sakit biasa seperti seorang wanita datang bulan" canda Alan membuat Nova kesal.

"Memangnya kamu pernah datang bulan ?" Nova berdiri dari duduknya hendak menuju dapur untuk membuatkan teh hangat.

"Iya enggak lah, aku kan cowok"

Nova tak lagi menjawab, ia berjalan menuju dapur. Namun tiba-tiba ia kepikiran dengan ucapan Alan tadi.

Sepertinya bulan ini ia tidak datang bulan, apa jangan-jangan ia hamil akibat kejadian malam itu.

"Tidak, aku tidak mau hamil sekarang". batin Nova menggeleng kan kepalanya.

*

*

*

Keesokan harinya Nova benar-benar berhasil meluncurkan produk kecantikan miliknya, berkat bantuan Alan, wanita itu berhasil mengejar mimpi. Hanya membutuhkan waktu 5 jam produk milik Nova terjual banyak bahkan hampir habis.

Wanita itu sampai meneteskan air mata atas pencapaian nya sekarang. Setiap menit uang terus masuk kedalam rekening miliknya.

Alan memasuki ruang kerja Nova, ia bingung saat melihat wanita itu menangis sekarang.

"Kamu kenapa lagi Nov ? kenapa kamu menangis ?"

Mendengar suara Alan, Nova segera berdiri dan memeluk tubuh pria itu dengan erat.

"Ini air mata kebahagiaan Pak, aku tidak menyangka kalau produk ku laku keras seperti ini" jawab Nova, ia melepaskan pelukan nya lalu menyeka air matanya. Nova tersenyum ke arah Nova.

"Kamu berhak mendapatkan semua ini Nov, kerja keras kamu terbayar tuntas sekarang"

Nova mengangguk, hidupnya benar-benar berubah sekarang. Jika dulu untuk mendapatkan uang lima ribu rupiah pun harus susah payah, tapi sekarang rekening Nova sudah puluhan juta hasilnya.

*

*

Seminggu kemudian Nova harus di sibukkan dengan pekerjaan nya, penjualan produk cosmetic nya sudah tersebar ke seluruh dunia.

Dan sudah hampir seminggu ini Nova tidak melihat Ardan, ia tidak tahu dimana Ardan sekarang, Tapi Nova tak peduli karena yang terpenting baginya sekarang adalah bagaimana caranya agar pembeli produk nya laku keras.

Hari itu seperti biasa Nova pulang bekerja sore hari, ketika tiba di ruang tamu, Nova melihat sebuah tas besar ada disana. Ia pikir mungkin tas itu milik Ardan.

Nova berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum, namun ia menghentikan langkahnya saat melihat seorang pria paruh baya dengan rambut yang sudah memutih duduk di kursi meja makan. Pria itu menoleh ke arah Nova lalu tersenyum.

"Ternyata menantu ku lebih cantik aslinya" ucap pria paruh baya itu.

Apa yang pria itu katakan membuat Nova terkejut, ternyata pria itu adalah Ayah mertuanya.

"Kemarilah !"

Nova berjalan mendekat, ia memang baru kali ini melihat dan bertemu dengan Ayah mertuanya. Di rumah itu juga tidak ada satupun foto pria itu sehingga Nova tidak bisa mengenali wajahnya.

"Selamat datang Tuan Wilson, maaf saat tuan datang saya tidak bisa menyambut" ucap Nova begitu sopan.

"Tidak apa-apa putriku" balas Ayah Wilson masih dengan senyuman lebar "Dan tolong jangan memanggilku dengan sebutan Tuan ! karena pria tuan ini ingin di panggil Ayah oleh mu"

Nova terdiam, perkataan Ayah Wilson sangat lembut sangat berbeda dengan sosok Ayah kandungnya. Membuat Nova seperti menemukan hal baru.

"Baik Ayah" walau sedikit gugup namun Nova berhasil memanggil pria itu dengan sebutan Ayah.

Dugaan Nova ternyata salah besar, sikap Ayah Wilson sangat berbeda dengan sikap Ardan. Dulu Ia pikir ayah mertuanya akan sama kejamnya seperti Ardan.

"Ayah pasti lelah, sekarang Ayah istirahat dulu ! aku mau mandi sebentar" ucap Nova kemudian

"Iya nak"

Nova memasuki kamarnya, ia meneteskan air mata saat memanggil seseorang dengan sebutan Ayah. Seandainya ia memiliki Ayah seperti itu mungkin Nova akan sangat bahagia. Namun Ayahnya hanya memikirkan uang dan uang.

Dan sekarang pasti kedua orang tuanya sedang bahagia karena bisa menikmati uang hasil menjual dirinya. Nova benar-benar tidak menyangka demi harta kedua orang tuanya rela menjualnya pada Ardan.

*

*

Malam harinya, Ardan sudah kembali setelah seminggu tidak pulang. Kini mereka sedang berkumpul di meja makan dan Nova duduk bersebelahan dengan Ardan.

"Ayah dengar, Nova sudah menjalankan bisnis nya juga" ucap Ayah Wilson membuat Ardan menghentikan makannya, ia menoleh ke arah Nova dan meminta penjelasan.

Tapi Nova berpura-pura tidak melihat, ia juga tidak ingin Ardan tau tentang pekerjaan nya.

"Iya Ayah, Alhamdulillah bisnis saya berjalan lancar" Nova menjawab pertanyaan mertuanya.

"Selamat nak" Ayah Wilson menatap Nova "Ardan kamu seharusnya bangga memiliki istri seperti Nova, dia cantik dan pandai berbisnis" sambung nya lagi.

"Kapan Ayah akan menanda tangani pengalihan perusahaan ?" tanya Ardan mengalihkan topik pembicaraan.

"Jangan terburu-buru Ardan ,masih banyak waktu" jawab Ayah Wilson dengan tenang.

"Apalagi yang Ayah tunggu ?, Ayah memintaku untuk menikahi gadis yang baik sudah aku lakukan ?, jadi apalagi ?" teriak Ardan membuat Nova tersentak kaget, ia pun mengerti kalau hubungan Ardan dan Ayahnya tidak lah rukun.

Ardan berdiri dan mendorong kursinya dengan keras, Nova pun ikut berdiri sementara Ayah Wilson tetap diam dalam duduknya.

"Seharusnya Ayah saja yang pergi saat kecelakaan itu, mungkin aku sudah memiliki seluruh perusahaan" ucap Ardan lantas berlalu pergi menuju kamarnya.

Terpopuler

Comments

Siti Sahara

Siti Sahara

kasihan nova

2024-01-19

0

evita vita

evita vita

wah ternyata dia ank durhaka

2023-03-28

0

Ana_Mar

Ana_Mar

dasar ardan anak durhaka loe...anak setannn pula kelakuan kek gitu.
kalo papamu ga mau kasih hartanya ke kamu, terus kamu mau apa???

2023-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!