"A-pa" pekik Nova tertahan, detak jantungnya semakin cepat. Sulit baginya untuk percaya dengan semua ucapan Ardan.
Tidak mungkin Adijaya menjualnya pada Ardan..Walau bagaimanapun Nova adalah anak kandung pria itu.
Selama ini memang Ayah nya selalu memikirkan uang dan uang, tapi Nova tidak yakin kalau Ayah nya akan melakukan ini. Cukup lama Nova terdiam memikirkan apa yang baru saja Ardan katakan.
Beberapa saat kemudian Nova tersadar, ia menatap Ardan yang saat ini menyeringai ke arah nya.
"Mas pasti bohong" ucap Nova sambil menatap tajam sang suami.
"Kau pikir ada gunanya membohongimu ?" balas Ardan dengan nada mengejek "Tidak ada gunanya wahai Nova" sambung Ardan lagi, dan pria itu kembali menyeringai menatap Nova. Ia seolah merasa puas melihat raut wajah wanita itu.
"Aaaaa..... Tidak mungkin" Nova berlalu dari sana dan memasuki kamarnya.
Di dalam sana Nova bersandar pada pintu kamar yang sudah tertutup, perlahan tubuhnya turun dan terduduk di lantai. Air matanya semakin deras menetes.
Mengapa kedua orang tuanya tega melakukan ini, Nova tau kalau selama ini Ayah dan Ibunya tidak pernah menyayanginya. Tapi kenapa ia harus di jual hanya karena uang ?.
Apa salahnya ?.
Cukup lama Nova menangis, ia bahkan menutup mulutnya menggunakan telapak tangan agar tangisnya tidak pecah. Setelah merasa lelah Nova berdiri dan menuju tempat tidur, ia membaringkan tubuhnya yang lemah di atas kasur empuk itu.
Ingatan Nova tertuju pada masalalu nya, selama ini hanya ada seorang laki-laki yang menyayanginya sepenuh hati, yaitu kakak laki-lakinya.
Flasback On...
"Kakak tolong, Ayah memarahiku lagi dan ingin memukulku" teriak Nova kecil yang saat itu berusia 7 tahun. Ia mencari sang Kakak untuk meminta perlindungan..
"Nova ada apa ? kenapa kamu menangis ?" tanya Tio, pria itu berdiri di hadapan Nova.
"Ayah marah lagi kak, dia ingin memukulku" jelas Nova sambil menangis tersedu-sedu, Ayah nya memang tidak pernah menyayanginya.
Mendengar hal itu Tio langsung memeluk tubuh adik perempuannya. Ia heran kenapa Adijaya selalu memarahi Nova dalam kesalahan kecil, padahal Nova sama saja dengannya, sama-sama anak kandung Adijaya.
"Ada kakak disini sayang, kakak akan melindungi mu" ucap Tio sambil mencium puncak kepala adik nya.
Tak berapa lama Adijaya keluar, ia menatap Nova dengan tajam.
"Sini kamu !" teriak Adijaya dan hendak menarik tangan Nova namun langsung di tepis oleh Tio.
"Jangan ikut campur Tio !!, atau Ayah akan memukulmu juga"
Dengan wajah polos Tio menggeleng, namun ia harus melindungi Nova, ia tidak ingin adik kecilnya menerima pukulan dari Adijaya.
"Nova ini anak Ayah, dia masih kecil. Tapi kenapa Ayah memarahinya dan ingin memukulnya" dengan penuh keberanian Tio membalas sang Ayah.
"Dengar Tio, bagi Ayah dia ini adalah anak tak berguna" jawab Adijaya kesal.
Nova yang berdiri di belakang Tio semakin ketakutan, ia memegang ujung kemeja sang kakak cukup erat, hingga akhirnya Santia ikut keluar.
"Ada apa ini ?" tanya wanita paruh baya itu.
"Ayah membentak dan ingin memukul Nova bu" jelas Tio, ia berharap Ibu nya akan berpihak pada Nova.
"Adikmu memang pantas mendapatkan semua itu, dia itu tidak berguna dan bisanya cuman nangis" jawab Santia yang semakin membuat Nova menangis..
Di rumah itu tidak ada yang menyayanginya selain Tio kakak nya, hanya Tio yang memperlakukan Nova dengan baik.
Flasback Off.
Nova masih saja menangis, seolah air mata itu enggan berhenti membasahi pipi mulusnya. Ia merindukan sang Kakak lebih dari apapun, karena hanya dia yang menyayangi Nova dengan tulus.
Karena terlalu lelah, Nova tidak tahu kapan mata itu mulai terpejam, ia tertidur dan membiarkan air matanya mengering begitu saja.
*
*
*
Keesokan paginya, Nova terbangun saat mendengar Alarm nya berbunyi. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja dan Nova tidak ingin terlambat dalam hal ini.
Ia memasuki kamar mandi dan langsung mandi dengan cepat, kedua matanya bengkak dan sembab karena terlalu lama menangis semalam.
Nova masih tidak menyangka kalau Ayah dan ibunya akan melakukan ini, Ia tahu kalau kedua orang tuanya membencinya tapi mereka tidak punya hak untuk menjualnya pada pria seperti Ardan.
Setetes air mata kembali jatuh ke pipi Nova saat mengingat kata-kata sang Kakak yang selalu di ucapkan.
"Tetap kuat cantik ! Kakak tau kamu adalah gadis terkuat yang pernah kakak temui"
Andai saja Kakak masih ada, mungkin masih ada yang akan membela nya, atau bahkan bisa mencegah kedua orang tuanya. Tapi sayang Kakak nya Tio telah pergi saat usia Nova baru tujuh tahun setengah.
Nova masih ingat kalau hari itu adalah hari terburuk baginya, kehilangan sang kakak membuat hidupnya semakin buruk. Karena tidak akan ada lagi yang menyayangi nya sepenuh hati.
Setelah mandi, Nova mengganti pakaiannya dan merias wajahnya dengan sedikit make up agar mata bengkak nya tidak terlalu kelihatan. Nova keluar kamar dan langsung menuju meja makan, disana Bi Ina sudah menyiapkan sarapan untuknya.
"Bi, aku akan bekerja" ucap Nova.
"Iya nona hati-hati, silahkan sarapan dulu ! saya sudah menyiapkan nasi goreng untuk nona" balas Bi Ina.
"Makasih Bi" Nova lantas melahap nasi goreng itu, pagi ini ia tidak ingin bertanya dimana Ardan, karena Nova sudah tau jawaban nya.
Usia sarapan Nova langsung berangkat, ia sudah memesan taksi online dan sekarang sudah menunggu nya di depan gerbang.
Setiba di perusahaan Nova langsung menuju ruangan atasan nya, tak lupa ia mengetok pintu.
"Masuk !" pinta seseorang dari dalam.
Nova membuka pintu ruangan, disana ia melihat seorang pria sedang duduk di kursi kebesaran nya.
"Selamat pagi Pak Alan" sapa Nova dengan ramah.
Pria yang bernama Alan itu mengangkat kepalanya "Pagi"
"Apa jadwal ku hari ini ?" tanya Alan
"Hari ini kita harus mengawasi pengujian produk baru, dan jam 02 siang tadi ada pertemuan dengan tuan Awan" jelas Nova
Mendengar nama yang baru saja Nova katakan membuat Alan memutar bola matanya, ia pun bergumam pelan namun ternyata masih bisa di dengar oleh Nova.
"Ok baik, dan persiapkan semuanya" Alan menatap Nova sambil tersenyum.
"Baik Pak" sebelum pergi dari ruangan Alan, Terlebih dahulu Nova membungkukkan tubuhnya di hadapan Alan.
*
*
Hari ini cukup lima jam Nova bekerja, dan sekarang wanita itu sudah kembali kerumah. Setiba di rumah Nova langsung tidur siang, ia tidak berencana keluar kamar dan bertemu dengan Ardan.
Saat terbangun dari tidurnya, Nova memilih untuk membaca novel dan tidak terasa kalau waktunya sudah makan malam.
Seseorang mengetok pintu kamar, dan Nova yakin kalau itu adalah Bi Ina.
"Masuk" pinta Nova.
"Nona, makan malam nya sudah siap" ucap Bi Ina setelah membuka pintu kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ana_Mar
masih teka teki dengan kelakuan ortumu nov..
mungkin kamu bukan anak kandung mereka.
kamu pasti bisa nov jalaninya...uda anggap angin lalu aja si ardan, meski dia suamimu toh dia malah sakitin kamu. hiduplah mandiri tanpa bergantung minta ke ardan atopun ortumu.
2023-03-03
1