Nova kembali membalikkan tubuhnya lalu berjalan menuju kamar, ia tidak ingin meladeni Ardan lagi yang akan membuat tubuhnya penuh dengan memar.
Di dalam kamar Nova bertanya-tanya, seperti apa sosok Ayah nya Ardan ?, apa ia pemarah seperti Ardan ?, atau baik dan lembut seperti yang Nova ingin kan ?.
Tak ingin berlarut dalam pikiran nya atau menebak sesuatu yang tak pasti, Nova segera membersihkan diri lalu berganti pakaian. Setelah itu ia menuju tempat tidur untuk beristirahat sebentar.
Saat sedang terlelap tiba-tiba ponsel Nova berbunyi, dengan berdecak kesal Nova mencari benda tersebut. Ia ingin marah karena seseorang mengganggu waktu istirahatnya, tanpa melihat siapa yang menelepon Nova langsung menggeser menu hijau pada layar ponsel dan meletakkan benda pipih itu di daun telinga nya.
"Halo" ucap Nova dengan suara serak.
"Hei gadis kecil ?, apa kau sedang tertidur saat ini ?" suara itu berhasil membuat kedua mata Nova terbuka lebar. Suara Alan terdengar di ujung telepon.
"Pak Alan" pekik Nova, ia langsung melirik jam berbentuk Doraemon di atas meja nakas, dan sekarang sudah jam 08 malam.
"Apa kau melupakan janji kita Nov ? katanya kita akan makan malam di restoran baru itu ?"
"Astaga, maafkan saya pak ! saya akan bersiap sekarang"
"Baiklah, aku tunggu kamu di restoran ok"
"Siap"..
Setelah sambungan telepon tertutup, Nova langsung melompat dari atas tempat tidur dan segera bersiap. Ia benar-benar lupa dengan janjinya pada Alan untuk mencoba berbagai menu di restoran yang baru beberapa hari ini buka.
Ini pasti karena memikirkan bagaimana sosok Ayah mertuanya, hingga membuat Nova melupakan janjinya pada Alan.
Usai bersiap Nova keluar, sebuah mobil sudah menunggunya di depan rumah. Nova pun segera naik ke mobil itu dan mengatakan alamat restoran tempatnya janjian dengan Alan.
Setiba di restoran, Nova berjalan dengan langkah anggun memasuki restoran yang cukup ramai itu. Banyak pasang mata yang menatap ke arah Nova dengan tatapan kagum.
Mata Nova berkeliling untuk mencari sosok Alan, ia pun tersenyum saat melihat pria itu melambaikan tangan nya. Nova segera berjalan menuju meja dimana Alan berada.
"Maaf karena harus menunggu ku lama" ucap Nova seraya menarik kursi dan duduk disana.
"Tidak apa-apa, kamu hanya telat 30 menit" jawab Alan.
Nova terkekeh, ia menatap meja depan mereka masih kosong, itu berarti Alan belum memesan apapun untuk di makan.
"Kenapa belum pesan makanan ?"
"Aku menunggu mu Nov, aku tidak tahu seleramu dan kamu mau makan apa malam ini ?"
Karena malam ini mood nya sedang tidak baik, Nova ingin memesan makanan yang cukup banyak. Ia ingin melupakan masalah nya sejenak dengan cara mengisi perutnya.
Keduanya langsung memesan makanan saat salah satu pelayan mendekat, Alan sampai mengagah mendengar banyak nya pesanan Nova.
"Kau yakin akan menghabiskan makanan sebanyak itu ?" tanya Alan tak percaya.
"Iyalah, kenapa memangnya ? apa aku salah jika makan banyak ?" jawab Nova.
"Tidak sih, tapi aneh aja"
Beberapa menit kemudian pesanan Alan dan Nova sudah tersaji di meja, Alan sampai menelan ludah dan langsung merasa kenyang saat melihat berbagai jenis makanan...
Alan memang sangat menjaga pola makan, bahkan ia tidak pernah makan dalam jumlah banyak karena ia ingin menjaga postur tubuhnya, selain memiliki perusahaan di bidang kecantikan, Alan juga seorang model.
"Ayo makan !" ucap Nova.
"Hemmmm" Alan mulai menyantap makanan nya, ia menatap sekeliling dan mengernyit saat melihat seorang dalam ruangan sedang memperhatikan Nova.
"Nov" panggil Alan dengan pelan.
Nova mendongak "Ada apa ?"
"Lihat pria dalam ruangan VIP itu, dia terus menatap mu ?"
Nova menoleh, ia melihat keruangan yang Alan katakan, sebuah ruangan dengan dinding kaca. Disana ada seorang pria tampan bermata cokelat sedang menatap ke arah Nova.
Namun beberapa detik kemudian Nova langsung mengalihkan pandangan nya "dia bukan tipe ku"
"Kamu ini cantik Nov, kamu harus melanjutkan hidupmu dan mencari sosok pria yang baik, tidak ada salah nya kan kalau pria itu ingin berkenalan dengan mu ?"
"Apa kau sedang mengajariku tentang perselingkuhan ? kau tidak lupakan kalau aku masih istri sah seseorang ?"
Alan terkekeh, ia tentu saja tau kalau Nova masih istri sah Ardan. Namun bagi Alan pria seperti Ardan tidak pantas di pertahan kan.
"Saat ini aku hanya ingin fokus dengan pekerjaan ku" ujar Nova kemudian.
"Ok Ok, sekarang lanjutkan makan mu"
Nova mengangguk, ia kembali menyantap makanan nya. Alunan musik dan suara yang merdu membuat malam itu terasa menyenangkan. Baru satu menu yang Nova makan sudah membuat nya kekenyangan. Padahal disana masih ada beberapa menu yang belum ia santap.
Nova menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memanggil pelayan, rencana nya ia akan menyuruh pelayan itu membungkus makanan yang belum di sentuh, ia akan memberikan makanan itu pada anak jalanan saat pulang ke rumah tadi.
Lagi-lagi mata Nova bertemu dengan pria bermata cokelat itu, yang sampai sekarang masih saja menatap Nova dengan intens..
"Sepertinya aku merasa tidak nyaman pak" ucap Nova
"Kenapa ?"
"Pria menyebalkan itu masih saja menatapku ?, padahal aku sudah menunjukan kalau aku tidak suka"
Alan menatap pria yang masih menatap Nova "Haruskah aku kesana dan memberi tahunya ?" tanya Alan.
"Tidak usah, aku tidak ingin ada keributan"
"Ya sudah jangan pedulikan dia"
Nova melihat ke atas panggung, disana ada tempat bernyanyi, dan entah kenapa ia ingin mengeluarkan suaranya untuk mengungkapkan perasaan sesak yang di rasa.
"Bolehkan aku bernyanyi ?" tanya Nova pada Alan
"Memangnya kamu bisa ?" Alan bertanya Balik.
"Lihat saja nanti"
"Ok, nikmati malam ini dengan bersenang-senang"
Nova berdiri dan berjalan ke atas panggung, disana ada beberapa orang yang siap dengan alat musik masing-masing. Nova segera mendekat dan menyampaikan lagu apa yang akan ia bawakan.
Saat sedang bernyanyi Nova kembali saling tatap dengan pria di ruang VIP itu, Kali ini Nova terus menatap pria itu sambil terus bernyanyi.
Suara nya yang merdu membuat semua orang berdecak kagum, terutama Alan. Pria itu tidak menyangka kalau Nova memiliki suara semerdu itu.
"Kau memang wanita sempurna Nova, harusnya Ardan beruntung memilikimu" gumam Alan sambil menatap lurus ke atas panggung.
"Ardan pasti akan menyesal karena menyakiti wanita seperti mu"
Alan mengambil tisu untuk ia berikan pada Nova setelah wanita itu turun di atas panggung, ia tahu Nova sedang menangis karena lagu yang ia bawakan cukup menyayat hati.
Nova kembali ke meja dan segera menerima tisu untuk mengelap air matanya.
"Harusnya kau jangan nyanyi lagu selow biar tidak nangis" ujar Alan bercanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ana_Mar
mudahan seseorang itu pria yang lebih kaya, mapan dan tentunya cintanya tulus dan besar daripada sibrengsek ardan.
2023-03-07
1