"Kau apa ?" teriak Ardan menggema, membuat Nova menoleh dengan wajah terkejut, wanita itu menarik napas dalam, ia tahu kalau Ardan tidak akan menyukai kalau dirinya hamil.
"Ini hanya tebakan ku saja, aku belum memeriksa nya" jawab Nova.
"Memangnya kenapa kalau Nova hamil ?, kenapa kau terlihat marah ?, itukan anak mu ?" sahut Ayah Wilson
Ardan terdiam seolah sedang memikirkan sesuatu, tapi entah apa itu Nova tidak bisa menebak. Namun yang Nova lihat ada kesedihan yang terpancar di wajah tampan Ardan. dan tanpa mengucapkan apapun lagi Ardan berlalu pergi.
Nova kembali menatap Ayah mertuanya sambil tetap tersenyum, "Jangan banyak pikiran Yah ! sekarang Ayah tidurlah ini sudah malam" ucap Nova pada Ayah Wilson.
Pria paruh baya itu mengangguk sebagai jawaban, setelah sang mertua pergi Nova langsung memasuki kamarnya.
Nova mengelus bagian perutnya yang masih rata, membayangkan kalau dirinya benar-benar hamil pasti akan sangat membahagiakan. Nova tidak perlu bantuan dari Ardan untuk mengurus anaknya kelak jika memang pria itu tidak mau. Ia bisa merawat anaknya dan menjadi ibu tunggal.
Masih memikirkan tentang kehamilannya, lama-lama mata Nova terpejam dan terbuai ke alam mimpi.
********
Ardan benar-benar terkejut mendengar kalau Nova sedang hamil, apalagi jawaban Ayah Wilson yang membuat ia membeku seketika.
"Beraninya dia bermain api di belakangku" gumam Ardan sambil memegangi stir mobil dengan kuat.
Sudah lama Ardan duduk di dalam mobilnya, entah dimana ia sekarang yang jelas sejak tadi ia tetap berada di dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan.
Bayangan masalalu nya tiba-tiba muncul di pikiran Ardan.
Flashback on..
"Sayang aku hamil"
Itu menjadi suatu kebahagian bagi Ardan saat mendengar wanita yang sangat ia cintai sedang mengandung anak nya. Ia sudah membayangkan akan bermain dengan seorang anak kecil yang sangat menggemaskan.
Hari itu ia kembali jatuh cinta dengan wanita yang paling ia sayangi. Adisty wanita yang sudah lama menjadi kekasih Ardan.
Empat bulan berlalu, ponsel Ardan berbunyi membuat pria itu membuka matanya, ia langsung menjawab panggilan tanpa melihat dulu siapa yang menelepon nya. Sementara Adisty masih terlelap di samping Ardan dengan perut membesar. Usia kehamilannya sudah menginjak 6 bulan.
"Halo" ucap Ardan dengan suara pelan, ia takut membangunkan Adisty yang masih tidur.
"Halo Tuan Ardan maaf mengganggu waktu istirahatnya, saya dokter Helmy ingin menyampaikan hasil pemeriksaannya tuan waktu itu"
"Pemeriksaan yang mana ?" tanya Ardan Bingung.
"Pemeriksaan tentang kesuburan Anda tuan, itu sudah lama keluar, saya heran kenapa tuan tidak mengambil nya"
Ardan mengingat hal itu, hingga akhirnya ia ingat kalau ia pernah memeriksakan kesuburan nya pada dokter. Namun sekarang itu sudah tidak penting lagi bagi Ardan karena ia sudah berhasil membuat Adisty hamil.
"Bisakah anda mengirimnya ke perusahaan ?" tanya Ardan, walau tidak penting lagi tapi Ardan tetap penasaran dengan hasilnya..
"Baik Tuan, akan saya kirim" jawab Dokter Helmy di seberang sana.
Keesokan harinya, ketika Ardan sudah ada di perusahaan, seorang asisten pribadi Ardan memasuki ruangan sambil membawa berkas.
"Tuan ada berkas yang dikirim oleh dokter Helmy untuk tuan"
"Mana berkas nya ?" tanya Ardan.
Asisten itu menyerahkan berkasnya kepada Ardan, dengan pelan Ardan membuka berkas tersebut lalu membaca hasilnya. Ia terkejut saat membaca hasil nya kalau ternyata ia tidak bisa memiliki anak.
Dengan cepat Ardan langsung menghubungi dokter Helmy, ia ingin di beri penjelasan dan Ardan yakin kalau hasil pemeriksaan itu salah, jika ia tidak subur, mana mungkin Adisty hamil.
"Halo dokter Helmy, apa maksud pemeriksaan ini ? kenapa disini tertulis kalau saya tidak subur" ucap Ardan menggebu setelah sambungan telepon tersambung.
"Hasil itu akurat tuan Ardan, saya sudah memeriksanya berulang kali"
"Tapi bagaimana bisa ?, sekarang kekasih saya sedang hamil dokter ?"
"Itu berarti anak itu bukan anak anda tuan, karena menurut pemeriksaan sampai kapanpun anda tidak akan bisa memiliki anak"
Dengan kesal Ardan langsung memutuskan sambungan telepon, ia masih tidak percaya kalau anak di kandungan Adisty bukan anaknya. Demi memastikan Ardan kembali melakukan pemeriksaan.
Namun ternyata hasilnya tetap sama, ia tidak subur dan tidak akan memiliki seorang anak. Dan itu berarti Adisty telah berselingkuh darinya.
Flashback Off.
Air mata Ardan kembali menggenang saat mengingat masa itu, Adisty telah menghancurkan nya dan bagi Ardan semua wanita itu sama saja, sama-sama pel@cur.
Dan sekarang Nova juga melakukan hal yang sama, jika benar wanita itu hami, jelas itu bukan anak Ardan. Karena dirinya tidak akan bisa memiliki anak.
"Aaaahhhhh" Ardan berteriak sekeras mungkin, kembali memukul stir mobil dengan kuat, untuk melampiaskan kekecewaan dan amarah yang menjadi satu.
Ardan kembali menyalahkan mesin mobil, ia memutar mobilnya dan menuju rumah, kali ini ia tidak akan membiarkan seorang anak hidup di kandungan siapapun termasuk Nova.
Kemarahan dan kesedihan di rasakan oleh Ardan pada saat bersamaan, ia seperti telah kehilangan akal sehatnya, hidupnya hancur dari waktu ke waktu.
Tidak ada satu hal pun yang berjalan seperti yang ia rencanakan, yang ingin Ardan inginkan sekarang adalah membunuh Nova dan bayi yang ada di kandungan Nova saat ini.
Setiba di rumah Ardan langsung berlari ke arah dapur dan mengambil sebuah pisau tajam. Senyum psikopat muncul di wajah Ardan, ia menyeringai saat membayangkan memotong tubuh Nova.
Perlahan Ardan menuju kamar Nova, ia membuka pintu kamar itu yang memang tidak terkunci.
"Kesempatan yang bagus, dia sedang tertidur" gumam Ardan tersenyum.
Sekarang Ardan sudah duduk di pinggir ranjang tidur tempat Nova berbaring, mata Ardan menatap tajam ke arah perut Nova yang masih rata, dengan gerakan cepat Ardan membuka baju Nova dan mengarahkan pisau tajam itu ke atas perut Nova.
Merasakan ada sesuatu di atas perut nya, Nova langsung membuka mata, ia terkejut dengan detak jantung begitu kencang saat melihat Ardan sedang mengarahkan pisau ke perut nya.
"Apa yang kau lakukan ?" teriak Nova ketakutan.
"Diamlah Nova ! aku hanya ingin membunuh anak di dalam perutmu" balas Ardan
"Tapi dia dia anakmu juga bodoh"
"Bukan, dia bukan anakku, jadi diamlah atau aku akan membunuh mu juga" balas Ardan lagi.
Nova mengubah posisi menjadi duduk, keringat dingin mulai membasahi keningnya. "Menjauh dariku !" teriak Nova lalu secepat kilat turun dari ranjang dan berlari ke arah pintu kamar.
Ardan langsung mengejar Nova dengan sebuah pis@u di tangan nya, Nova berhasil keluar kamar dan segera berlari ke pintu utama. Namun ternyata pintu itu sudah di kunci oleh Ardan saat pria itu kembali tadi.
"Kamu tidak akan bisa keluar Nova, sebelum aku menyingkirkan anak di dalam perut mu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ana_Mar
jangan berburuk prasangka dululah ar, sapa tahu juga diagnosa mu itu lambat laun sembuh dengan sendirinya. dokter itu hanya sebagai perantara saja, Sang Pencipta itu yang punya kuasa atas umatNya.
kalo ga percaya kan kamu bisa periksa lagi kesehatanmu dan kelak kamu juga bisa tes dna calon anakmu juga.
ga semua wanita sama kaliii...mangkanya kamu suka celap celup ke para wanita, ga takut pula kah kamu kalo kamu tiba2 sakit kelamin akibat doyan main wanita.
2023-03-09
1
Yunita aristya
Ardan ternyata punya masalalu yg kelam
2023-03-09
1