MKD-Episode 08

Ardan mengencangkan tarikan rambut Nova, membuat wanita itu terus meringis kesakitan. Namun Ardan tidak peduli akan hal itu. Jeritan Nova ia anggap sebagai musik pengatar tidur.

"Akan ku tunjukan padamu bagaimana para lelaki kaya itu, menjelajahi tubuh mu ini" bisik Ardan.

Dan tanpa perasaan Ardan kembali menampar pipi Nova, menumpahkan segala kemarahan nya pada wanita itu.

Sudut bibir Nova mengeluarkan darah, tapi lagi-lagi Ardan tidak peduli, ia terus menyiksa wanita itu tanpa ampun.

Bukan hanya itu Ardan juga merobek baju yang saat ini Nova kenakan, Nova menjerit minta di lepaskan, tapi Ardan mengabaikan teriakan sang istri.

"Lepaskan aku mas ! Tolong ampuni aku !" Ucap Nova lirih, air matanya menetes semakin deras bercampur dengan darah segar yang mengalir di sudut bibirnya.

"Kenapa ? Apa kau tidak menyukai sentuhan ku ?" Balas Ardan.

Nova tak menjawab lagi, suaranya seperti habis karena menahan tangis. Sekarang tubuhnya sudah polos tanpa busana. Nova masih sangat berharap Ardan tidak akan melakukan itu pada nya.

"Begini cara mereka menikmati pel@cur seperti mu" kembali Ardan menyeringai, sembari mengarahkan pusaka nya ke lub@ng kewanita@n milik Nova.

Nova kembali menjerit saat Ardan memaksa untuk masuk, rasanya sangat sakit sekarang.

"Tolong hentikan !" Suara pelan Nova terdengar bagai nyanyian di telinga Ardan, membuat pria itu kembali meneruskan aksinya agar bisa memasuki lub@ng kenikmatan milik sang istri.

Usaha Ardan membuahkan hasil, akhirnya ia bisa merobek dinding pembatas itu. Nova memejamkan matanya saat merasakan sesuatu yang berbeda.

"Aku akan membencimu mas" ucap Nova, ia sebenarnya sadar kalau seluruh tubuhnya adalah milik sang suami. Namun tidak dengan cara ini Ardan memintanya.

"Tutup mulutmu Jal@ng" balas Ardan yang mulai menaik turunkan pinggulnya.

Nova merem@s seprai tempat tidur, saat rasa sakit beradu dengan rasa nikmat. Di atas tubuhnya sosok sang suami sedang menikmati setiap jengkal tubuhnya. Tak ada yang dapat Nova lakukan selain menerima apa yang pria itu lakukan padanya.

Nova tidak pernah membayangkan ia akan di perkosa oleh suaminya sendiri.

*

*

Setelah menyelesaikan kegiatan panasnya, Ardan langsung meninggalkan kamar Nova. Pria itu tidak mengucapkan satu katapun walau istrinya masih menangis.

Ketika Ardan pergi, Nova langsung menyeret tubuhnya ke kamar mandi. Tubuh tanpa busana itu duduk di bawah pancuran air shower. Air matanya sudah kering sekarang, ia sudah tidak bisa menangis lagi.

Tiba-tiba bayangan masa kecilnya kembali melintas di pikiran nya.

Flashback On..

Seorang gadis kecil berusia 6 tahun sedang tertawa keras saat sang kakak menggelitiki tubuhnya.

"Hentikan kak ! Ini menggelikan" ucap Nova kecil di sela tawanya.

"Makanya jangan bandel, kakak hanya menyuruhmu pergi sekolah, tapi kau menolak" jawab sang Kakak.

"Tapi aku tidak punya teman, mereka semua memusuhiku"

Tio menghentikan aksinya, ia menatap wajah Nova yang saat ini murung. Memang di sekolah Nova tidak pernah ada teman, semuanya terus mengganggu Nova.

"Jangan khawatir !! Nanti kakak akan menemui wali kelas mu, kakak akan bicara padanya"

"Apa Bu guru akan mendengarkan kakak ? Kakak kan masih kecil"

Tio terdiam, ia memang masih kecil dan guru mereka tidak akan mendengarkan penjelasan nya tentang permasalahan Nova. Semua ini seharusnya di urus oleh kedua orang tua mereka, tapi apa boleh buat, Adijaya dan Santia tidak peduli terhadap Nova.

"Selama kakak masih ada, kakak akan selalu melindungimu, tidak akan kakak biarkan seseorang menyakiti mu"

Nova memeluk tubuh sang Kakak, hanya pada kakak nya lah ia meminta perlindungan. Ayah yang seharusnya menjadi sosok utama yang membelanya justru tidak peduli.

"Kakak janji tidak akan meninggalkan aku ?"

"Janji"

Cup.

Nova mencium pipi sang kakak lalu tersenyum dengan manis.

Flashback Off.

Nova tersadar dari lamunan nya, ia masih betah duduk di bawah pancuran air shower, tak peduli walau tubuhnya sudah menggigil. Bahkan Nova berharap ia mati saja sekarang.

Saat ini ia terluka, Ia kesakitan. Bukan hanya secara fisik tapi juga secara mental. Ardan setiap hari menyiksanya dengan pukulan bertubi-tubi.

Kembali air mata itu mengalir, dia tidak punya siapa-siapa sekarang, kedua orang tuanya tidak peduli padanya. Jika saja sang Kakak masih ada mungkin ada yang bisa melindunginya saat ini.

Dan mulai hari ini Nova membenci kedua orang tuanya, karena mereka Nova harus merasakan semua ini. Kedua orang tua mana yang menganggap anak nya sendiri sebagai beban.

"Aaaahhhh" Nova berteriak berusaha melegakan setiap rasa sakit yang ia rasakan saat ini.

Namun semakin ia menangis, rasa sesak itu semakin besar. Entah bagaimana caranya agar rasa sakit itu sedikit mereda.

Setelah merasa tubuhnya sangat menggigil, Nova keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian. Sebelum menuju tempat tidur, pertama-tama Nova mengunci pintu kamar. Ia tidak ingin Ardan kembali masuk lalu menyiksa nya seperti tadi.

Nova membanting tubuhnya ke atas tempat tidur, air mata yang tadi kering kini kembali menetes. Entah sampai kapan ia akan menangis seperti ini ?.

Malam semakin larut, kedua mata Nova belum benar-benar terpejam. Tiba-tiba ia merasakan seseorang membelai rambutnya dengan gerakan lembut. Entah ini adalah mimpi atau nyata namun Nova merasa nyaman.

"Kakak disini adik ku ! Tidurlah yang nyenyak ! Kakak akan menjagamu"

Bisikan itu begitu terdengar di telinga Nova, membuat wanita itu benar-benar terlelap dalam tidurnya karena merasa ada yang menjaganya saat ini.

Keesokan harinya Nova terbangun dengan mata sembab dan luka memar di sudut bibirnya. Ia perlahan turun di atas ranjang dengan tubuhnya yang lemah.

Setelah mandi dan berganti pakaian Nova langsung menuju meja makan, Bi Ina menatap iba pada majikannya itu. Wanita itu bukan tidak tau dari mana luka lebam di wajah Nova.

"Nona mau sarapan apa ?" tanya Bi Ina.

"Apa saja Bi, aku sedang tak berselera makan sekarang"

Bi Ina terdiam, ia menatap wajah Nova dalam-dalam.

"Apa perlu Bibi obati Non ? biar lebam nya gak terlalu kelihatan" ucap Bi Ina pelan.

Refleks Nova meraba pinggir bibirnya, ia tersenyum palsu ke arah Bi Ina. Beruntung di rumah ini masih ada orang baik padanya, karena kalau tidak mungkin bunuh diri adalah jalan terbaik bagi Nova.

"Tidak perlu Bi, aku harus bekerja nanti terlambat" balas Nova.

"Semoga Tuan Ardan cepat berubah ya Non, bibi tidak tega lihat Non di siksa terus sama Tuan Ardan"

"Aamiin, semoga saja Bi." Nova berusaha tetap menjaga senyuman, ia tidak yakin kalau Ardan akan berubah menjadi lembut padanya. sejak awal bertemu pria itu sudah menunjukan sisi kejam nya pada Nova.

Terpopuler

Comments

Siti Sahara

Siti Sahara

gak bisa minta cerai aja ya
trus kyknya Nova bukan anak kandung mana ada org tua yg tega jual anak kandubgnya sendiri

2024-01-19

0

Diah Darmawati

Diah Darmawati

nyeseg ak thorrr 😭😭😭😭

2023-04-09

1

Ana_Mar

Ana_Mar

apa matamu buta Ar setelah setubuhi paksa nova ga liat ada darah gitoooo!!!
bukan nova yg jalang, tapii kamuuuu itu cassanova binatang.
hmmm...ga rela banget dengan yang diterima nova.

2023-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!