Senja mulai terlihat di ufuk barat, menyelip lah matahari terbenam di antara gedung-gedung pencakar langit yang sangat tinggi, mengantarkan si gadis yang terlihat pulang ke rumah rusun milik keluarganya.
Ia berjalan melangkah dengan suntuk, mengingat betapa lelahnya dia selama seharian penuh ini. Ia bahkan baru saja menginjakkan kakinya ke rumah rusun setelah dua hari tidak pulang.
Tangannya menggenggam gagang pintu, namun seketika dia berhenti di depan pintu, tatkala sebuah suara membuat dia tertegun.
"Kau membeli hadiah untuk anak itu?!" suara itu terdengar dengan jelas dari dalam rumah, dan Alexa tahu itu adalah suara ibunya.
Ia berhenti, tangannya masih terus menggenggam gagang pintu rumahnya, namun pegangannya tak seberat sebelumnya.
Ia tak mampu masuk jika sedang dalam keadaan seperti ini. Rasanya pedih sekali hatinya, mungkin hanya dia yang merasakan rasa sesak di dadanya setiap kali sang ibu mengatakan hal-hal yang sangat menyakitkan baginya.
"Hari ini hari ulang tahun Alexa, aku hanya ingin memberi hadiah untuknya, lagi pula aku mendapatkan yang dari hasil kerja sampingan ku.." terdengar jawaban dari sang ayah membuat dia merasa semakin sedih.
Kau bahkan rela mencari kerja sampingan hanya untuk membeli aku sebuah hadiah? ayah, mengapa kau rela membuang waktu berhargamu hanya untuk hari ulang tahunku?
"Dari pada kau gunakan uang itu untuk ulang tahun putri tidak jelas darimu itu, lebih baik kau berikan uang itu untukku, dan kita bisa membeli makanan enak untuk anak kita berdua.." ucap sang ibu masih dengan nada yang lumayan tinggi.
"Tapi Alexa juga anak aku.."
"Sudah berapa kali aku bilang, dia bukan anak kamu!! kita menemukan dia di perbatasan hutan, kau memungut dia di sungai dan merawatnya meski kau tidak tahu anak siapa itu! tapi lihat saja sekarang! hari ini ulang tahun Alexa, tapi dia tak kunjung pulang! apa kau bisa melihat dia tidak memiliki rasa kasihan dan balas budi pada kita semua!? sadarlah! kau ini tidak ada harganya di mata anak itu meskipun kau telah merawat dan menyayangi dia sepenuh hatimu!!"
Deg!
Jantung Alexa serasa berhenti tiba-tiba. Ia menyandarkan tubuhnya di tembok, seakan kakinya tak lagi mampu menopang tubuhnya. Mungkin andaikata tak ada tembok di sana, ia pasti akan limbung tak berdaya.
Mendengar ucapan dari sang ibu barusan, membuat dia tahu alasan mengapa selama dua puluh tahun ini ibunya tak pernah mau menerima dia dalam keluarganya, bahkan seolah ingin sekali menendang Alexa keluar dari rumah kecilnya itu.
Jadi ini alasan kau membenci aku, ibu? karena aku bukan anak kandung kalian?!
"Ayolah, ini hanya kue ulang tahun dan kaus murah yang aku belikan untuk dia, lagi pula dia pasti sebentar lagi akan pulang!"
"Hanya kue ulang tahun katamu? harga kue ini bisa untuk membeli makanan dua hari ke depan untuk anak-anak kita, dan kau menggunakannya untuk memberi kejutan pada putri yang tidak berguna itu?!"
"Tapi aku..."
"Aku tidak peduli!!"
Brak!!
Terdengar suara keributan dari dalam sana, membuat Alexa menitihkan air matanya untuk pertama kalinya.
Kali ini dia memang sangat hancur sehancur-hancurnya.
Setelah kejadian ribut-ribut di dalam rumah, Alexa memilih menghapus air matanya, dan kemudian bergerak membuka pintu rumah.
Dengan keyakinan hatinya, dia mencoba menguatkan dirinya untuk bisa masuk tanpa rasa gugup dan gemetar, ia terus berusaha berdiri dan berjalan dengan tegak membuat kejutan untuk mereka berdua.
Cklek!
Pintu terbuka, memperlihatkan wajah Alexa yang sudah bersiap di telan mentah-mentah oleh sang ibu. Ia tahu rasanya masih sangat menyakitkan harus mendengar perkataan dari sang ibu barusan, namun ia telah siap jika harus mendengar segala hal yang akan terlontar dari mulut sang ibu nanti.
Sang ayah terlihat terkejut, melongo dan menatap ke arah Alexa dengan bingung, bingung bagaimana akan menjelaskan tentang semua yang terjadi di sana.
Kue yang berhamburan di lantai, mungkin keributan tadi berasal dari suara kue yang di buang oleh ibunya. Di pojok kamar sana, terlihat oleh mata Alexa satu lembar kaus berwarna putih dengan bertuliskan Alexa yang telah ternodai oleh kue ulang tahunnya.
"Alexa.." gumam ayahnya dengan lirih, menyiratkan betapa sakitnya hati sang ayah yang harus melihat putrinya mendapati hari ulang tahun sekacau ini.
Alexa tak mengatakan apapun selain mengulas senyuman singkat di bibirnya untuk sang ayah, lalu setelah itu terlihat kakinya yang melangkah menjauh dari keributan di ruang depan, dan bergerak menuju ke kamarnya, memungut kaus yang telah berserakan bercampur kue di sana, lalu tersenyum ke arah sang ayah.
"Aku suka kausnya, terima kasih sudah membelikannya untukku, ayah.. aku mau istirahat.." ucap Alexa dengan senyumannya, lalu terlihat mulai masuk ke dalam kamarnya.
Blam!
Pintu di tutup oleh Alexa, meninggalkan sang ayah dan ibu angkatnya di luar sana dengan wajah yang tak dapat di mengerti.
Rasa bersalah, bercampur dengan perasaan tidak karuan di hati sang ayah, jujur saja, perdebatan antara dirinya dengan sang istri barusan benar-benar membuat dia takut akan kehilangan kedua-duanya.
Sementara itu, di dalam kamar, Alexa terlihat bersandar kembali di muka pintu, menengadahkan kepalanya menghadap langit-langit kamar yang sudah banyak berlubang. Bahkan terkadang saat hujan pun dia tak bisa menaruh benda sembarangan, atau semuanya akan basah dan tidak tertolong.
Ia merenungi segalanya. Hidup ini memang terasa sangat sulit. Ia yang harus berada di tengah-tengah keluarga miskin, yang sebenarnya kedatangan dia sungguh tidak di inginkan oleh wanita yang selama ini dia sebut ibu itu.
Ia tersadar, mungkin keberadaan dia dalam keluarga ini membuat beban besar yang membuat ibunya selalu saja membencinya.
Sekarang dia memandangi seisi kamarnya, seharusnya jika dia tak ada di sini, kamar ini pasti akan di miliki oleh kedua adiknya, bukankah mereka selama ini selalu tidur dalam satu kamar yang sempit dan harus berhimpitan satu sama lain?!
Ia akhirnya tersadar dan terbangun dari lamunannya itu. Bergerak saja dia menuju ke arah kasur, lalu meletakkan tas buluknya di atas kasurnya, mendudukkan dirinya, dan kemudian menatapi kaus berlengan pendek berwarna putih pemberian dari sang ayah.
Ia mengusap noda kue di sana, dan mencoba membersihkannya semampunya, sampai ia tak sadar, sang ayah telah berdiri di pintu menatap dia yang tengah di sibukkan diri dengan hadiah sederhana itu.
Merasa sedih dan penuh penyesalan, sang ayah mendekati putri angkatnya, dan duduklah dia di samping Alexa.
"Ayah?!" gadis itu terkejut mendapati sang ayah di sampingnya..
"Alexa, apa kau sudah mendengar semuanya?!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments