Tak terlalu lama Alexa menunggu, datang saja Shaga yang turun dari lantai dua dan bergegas mendekati Alexa di ruang tengah.
"Kau lama menunggu?" tanya Shaga dengan canggung.
"Tidak apa-apa," jawab Alexa dengan singkat.
"Baiklah, maafkan ibuku, ya, seharusnya kau sudah pulang sekarang, tapi kau harus tertahan di sini sampai besok, atau kau mau aku antar sekarang saja? biar nanti aku beri penjelasan pada ibuku, dia memang sangat senang dengan teman baruku."
"Bagimu aku seorang teman?" tanya Alexa pada Shaga dengan wajah dingin.
"Um.." mendengar ucapan Alexa padanya barusan membuat Shaga jadi salah tingkah, ya, seharusnya dia tidak mengatakan teman baru pada seorang gadis sedingin es ini, bukankah ia jadi serba salah sekarang?
"Sudahlah, aku ingin tidur, mataku sudah ngantuk, kau boleh membangunkan aku nanti setelah ayah kamu pulang," ucap Alexa.
"Apa kau sudah tahu letak kamar kamu untuk tidur malam ini?" tanya Shaga.
"Bukankah kau sendiri yang mengatakan padaku akan mengantarku ke kamarku?" tanya Alexa berbalik.
"Ah?" sadar, "ah, iya, kau benar, baiklah, aku akan antar.." ucap Shaga salah tingkah, "ikutlah denganku.." ajak Shaga pada Alexa sambil berlalu mendahului gadis itu.
Sementara itu Alexa terlihat memutar matanya dengan malas mendapati sikap membosankan dari sosok Shaga di depannya.
Jujur saja, ia tak terlalu suka dengan contoh pria semacam ini, aish, apa lagi kalau di lihat dari gaya bicaranya, bukankah Shaga termasuk anak mami?
Jauh sekali dengan kesukaannya yang lebih dominan ke arah dingin dan tajam menusuk. Sosok Shaga memang sangat hangat dan juga ramah pada orang yang di kehendaki, dengan ibunya, dia memang seperti itu, tapi sejujurnya dia punya sisi lain yang tak pernah di ketahui Alexa. Laki-laki memang selalu serba teka-teki, tapi apa yang menjadi teka-teki dari seorang laki-laki, masih tidak ada yang bisa memecahkannya, termasuk juga Shaga, laki-laki punya sisi lain yang tidak pernah di ketahui oleh semua orang.
Kini mereka terlihat beranjak dari ruang tengah menuju sebuah kamar tamu yang letaknya memang agak menuju ke bagian dapur, lalu belok ke kanan melewati kamar ibunya Shaga.
Mereka berlalu saja tanpa banyak percakapan, karena memang sisi Alexa yang terlalu banyak diam, jadi tidak mudah untuk keduanya berinteraksi, ya, mungkin sejauh ini hanya Shaga yang betah dengan diamnya Alexa yang persis bak kulkas dua pintu, huhh!
Cklek!
Kriettt!!
Shaga membuka pintu kamar yang mereka tuju, lalu menampilkan ruangan minimalis dengan gaya arsitektur Eropa yang khas, tidak tahu mengapa, tapi Alexa agak menyukai gaya klasiknya di sana.
Kamar tersebut menjadi lebih nyaman, apa lagi di semprot wewangian yang selalu di jaga oleh keluarga Shaga sebagai penenang tamu yang datang.
Sejauh ini Alexa belum menemui hal aneh dari kamar tersebut, setidaknya dia agak nyaman menempati kamar itu untuk semalaman ini, bukankah hal itu jauh lebih penting dari apapun?
"Ya, ini kamarmu, kau boleh anggap kamar ini seperti kamarmu sendiri, nikmati saja dengan nyaman.." ucap Shaga sambil tersenyum ramah.
"Kali ini kau memberiku kenyamanan," ucap Alexa agak meleleh, mungkin karena dia sudah mendapati tempat tidur baru untuk beristirahat, jadi dia merasa jauh lebih baik, "thanks!" ucapan terima kasih pun keluar dari mulut Alexa dengan mudahnya, seperti sedang berada di alam mimpi saja, saat wanita itu mengatakan 'thanks' dengan singkat, ya, kalian seharusnya tahu sendiri mengapa di katakan begitu.
"Ya, ini tidak seberapa, asal kau senang dan nyaman, jika kau kurang nyaman dengan ibuku, aku juga.."
"No, no!" seka Alexa dengan cepat, "dia sangat ramah, aku suka sikap orang dewasa yang ramah, ya, kau tahu, sudah seharusnya begitu, kan?" kali ini Alexa bicara agak panjang.
Melihat sikap Alexa yang mulai berubah dari kutub es menjadi lebih mencair sedikit, membuat senyum tampan Shaga sekilas terlihat dengan tulus di wajahnya, meski dia tersenyum senang, tapi ia malah dengan cepat menyembunyikan senyumannya itu, entahlah, mungkin ia merasa canggung saja saat harus berhadapan dengan wanita es ini.
"Ya, baiklah, nikmati waktumu, aku harus keluar..."
Alexa hanya mengangguk saja, tak menjawab dengan satu patah kata pun di sana.
Terlihat sosok Shaga yang kemudian berjalan keluar dari kamar tersebut, mungkin ingin membiarkan Alexa menenangkan diri sejenak di dalam sana.
Laki-laki tampan dan muda itu terlihat menutup pintunya dengan rapat, tanpa kembali menoleh ke arah Alexa.
Blam!
Pintu di tutup sempurna oleh Shaga, sekarang adalah waktunya bagi Alexa untuk beristirahat di dalam kamar tamu keluarga Shaga yang hangat itu.
Ia berjalan mendekati kasurnya, lalu meletakkan tasnya di atas sana, menatapi sekeliling ruangan, dan kemudian menatap sebuah jendela besar yang mengarah langsung ke halaman belakang rumah Shaga.
Di luar sana terlihat begitu nyaman, dengan pemandangan anak-anak bermain ria di halaman rumah mereka, di suguhi panorama hijaunya rumput halaman rumah, dan semilir angin yang masuk melalui sela-sela jendela kamar tersebut.
Alexa memiringkan senyumannya, agak senang merasakan hal senyaman ini yang tak pernah dia rasakan di dalam rumahnya sendiri.
Namun tak berapa lama dia tersenyum, setelah dua anak yang tengah asik bermain bola itu kemudian melihatnya tengah berada di jendela kamar keluarga Shaga, lalu entah apa yang terjadi, dua anak itu terus saja menatapinya dengan tatapan mata aneh serta menusuk.
Alexa merasa aneh, dengan segera dia pun menutup kembali tirai yang menutupi sebelah kaca jendela, dan memilih untuk mengabaikan dua anak itu.
Sekarang dengan perasaan tak wajarnya, ia berjalan menuju kasurnya, dan mulai berbaring di atas sana sambil membaca buku novel.
Dengan di temani buku novel setia miliknya, seharusnya dia bisa tertidur dengan mudah malam ini, ya, semoga saja dia bisa tertidur sejenak sebelum ayah Shaga pulang dari dinas luar kotanya.
Begitu, si, kata mereka berdua..
Dengan asik Alexa membaca novel di tangannya, sambil rebahan dan menikmati hangatnya kasur yang entah mengapa terasa seolah-olah belum lama sebelum dia datang sudah ada yang menempatinya lebih dulu.
Aish, jangan berpikir macam-macam, tentu saja memang begitu, mungkin karena keluarga Shaga senang menerima tamu dan memberi mereka kenyamanan untuk menginap di sana, bisa saja kamar ini memang baru saja di tempati oleh tamu keluarga Shaga yang lain, bukan?
Tak terasa sudah beberapa menit berlalu, Alexa yang mudah ketiduran pun merasakan matanya sudah mulai berat. Tak lama setelah itu, terlihat lah buku novel di tangannya jatuh mengenai wajahnya, dan setelah itu, ia pun tertidur dengan lelap.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Kumparan
kalau ada waktu mampir di karyaku ya kakk. kitab pembunuh naga😊
2023-05-25
2