Langkah kaki Alexa terlihat mendekat ke arah Muba dengan tatapan tajam dingin membunuh.
Namun agaknya Muba tak merasa takut sedikitpun. Ia bahkan hanya bisa merasa tengah di sentil oleh tangan semut yang nakal.
"Cobalah lihat dirimu sendiri! Pantaskah kau menghina aku dengan tampilan wajahmu yang masih menjijikan itu?!" Alexa menjadi semakin berani, seolah wajah Muba di depannya hanya sebuah kertas yang bisa dia remas lalu dia buang ke tempat sampah setelah selesai di gunakan.
"Jika kau berkata aku menjijikan, bukankah seharusnya kau juga berkaca diri, melihat siapa sebenarnya kamu hingga dengan sangat berani mengatakan kata jijik padaku?!" Balas Muba dengan gaharnya.
Gadis yang rambutnya pendek sebatas bahu itu terlihat sangat gagah dan berani, bersiap melawan Alexa apapun yang akan terjadi.
Atau mungkin saja kini Muba sudah tahu apa yang harus ia lakukan untuk memberi pelajaran pada gadis dingin dan acuh di depan matanya itu.
"Kau hanya kecoa bagiku! Ingat itu, kau tak lebih dari seekor kecoa yang akan aku habisi dengan kedua tanganku!" Kini mata Muba dan Alexa beradu jadi satu, menjadi sangat ganas dan semakin bertentangan.
Melihat kondisi yang sudah mulai memanas dan parah, Shaga dengan cepat melerai keduanya, berpura-pura menjadi laki-laki yang masih kesayangan mama dan tidak punya kekuatan apapun, selama ini dia memang selalu hidup dalam topeng palsu di wajahnya, demi menyembunyikan keberadaan sesungguhnya dari ras nya.
"Sudah, Alexa! Jangan buat masalah di sini! Kita pergi ke kelas sekarang!" Ajak Shaga pada Alexa agar mereka berdua tidak sampai berkelahi di sana.
Keduanya pun akhirnya segera pergi dari hadapan Muba, membuat rasa kesal terlihat dengan jelas di wajah Muba.
Bagaimana tidak, Shaga adalah laki-laki yang dia kagumi sejak pertama kali masuk ke dalam kampus ini, susah payah dia berusaha menggapai hati dan perasaan Shaga, namun laki-laki itu bahkan tak melihatnya. Jangankan melihat, melirik dan menggubrisnya saja tak pernah.
Lalu mengapa Alexa dengan mudahnya mendapatkan perhatian dari Shaga dengan sikap dingin yang selalu dia tampilkan di hadapan umum itu?
Mengapa harus Alexa, gadis yang dia benci yang menjadi penakluk hati Shaga di kemudian hari?
Gadis itu menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia tak ingin semuanya berakhir penyesalan, tak ingin pula ada kata terlambat.
Sebelum Alexa mendapat hati Shaga sepenuhnya, alangkah baiknya kalau dia bertindak lebih dulu.
Ia mengangkat tangannya sebatas kepala, memberi kode pada anak buahnya di belakang sana.
Mengerti dengan kode yang di berikan oleh Muba untuknya, seorang gadis pun terlihat maju ke depan menghampiri Muba, lalu meletakkan ponsel milik Muba di atas telapak tangan pemiliknya.
"Ini, ponselmu!"
Gadis suruhan itu kemudian terlihat berlalu kembali ke posisi dia yang semula.
Muba tersenyum miring. Di mainkan saja ponselnya dengan lihai, mencoba untuk menghubungi seseorang di seberang sana.
"Hallo, ayah?" Sapa Muba pertama kali membuka perbincangan dengan ayahnya setelah mencoba menghubungi ayahnya barusan, "dia membuat aku kesal lagi, bagaimana kalau kita memberi sedikit pelajaran untuknya, bukankah perjalanan ini akan semakin terasa menarik?"
Yang di seberang tak terdengar menjawab, karena memang Muba tak menyalakan loud speaker di ponselnya, jadi tak semua orang bisa mendengar percakapan mereka.
"Baiklah, terima kasih ayah.."
Bip!
Sekarang gadis itu tersenyum dengan miring membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika rencana yang baru saja dia susun bersama ayahnya mendadak terlaksana.
"Heng! Mari kita lihat seberapa besar kekuatan yang kamu miliki!"
.................
Mereka pun terlihat tiba di kelas mereka, duduklah di kursi masing-masing di dalam kelas, lalu kembali mencoba menenangkan diri dari kekesalan mereka pada sosok bernama Muba itu.
"Huhh! Untung aku bisa melerai kalian berdua, kalau tidak, aku tak tahu apa yang akan mengenai wajah Muba kelak, mungkin pukulan maut dari tanganku saja agaknya tak cukup!"
"Sudahlah, tak perlu menghabiskan sisa tenaga kita untuk manusia tidak penting seperti dia, ya, meskipun dia sangat menyukai kamu.." ledek Alexa sangat mengenai perasaan Shaga.
Mendengar ucapan dari Alexa barusan, Shaga jadi memasang wajah penuh kengerian dan ogah-ogahan, "cih! aku tidak suka gadis hitam seperti dia, bukankah aku sudah pernah mengatakannya padamu? aish kau ini!" kesal Shaga pada teman baiknya itu.
"Aku sungguh tidak yakin apa kau benar ogah dengan si dia, atau kau hanya sedang berpura-pura saja, seakan kau jual mahal pada setiap wanita, padahal nyatanya, kau bahkan punya paras yang tak menjanjikan!" entah orang ini tengah meledek atau sedang menghina, namun agaknya perasaan Shaga jadi kesal akibat ia mendengar perkataan Alexa barusan.
"Apa kau bilang? kau bilang aku tak punya paras menjanjikan? baiklah, kalau suatu hari nanti kau jatuh cinta padaku, maka katakan padaku kau mencintai aku dengan sangat karena wajah kamu yang sangat tampan itu telah menggodaku, kau harus berjanji akan mengatakannya padaku kelak saat kau sudah jatuh cinta padaku!" ucap Shaga dengan sangat panjang.
"Cih! siapa pula yang akan jatuh cinta? kau bukan tipeku, maaf, ya, aku hanya terlalu jujur saja.." jawab Alexa dengan datar.
"Baiklah, jangan pernah menyesal jika suatu hari kau yang lebih dulu menyukai aku di banding diriku! kau mengerti?"
"Ahahahaha!! baiklah, aku mengerti!"
Keduanya bersalaman, jabat tangan tanda persetujuan perjanjian.
*Semoga kau yang lebih dulu menyukai aku, Alexa*..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments