"Di-dia..."
Cklek!
Seseorang terlihat membuka pintu kamar tamu, membuat dua orang yang tengah asik berbincang itu di buat terkejut.
"Kalian sedang apa?"
Rupanya itu mama kesayangan Shaga, datang meminta mereka untuk segera keluar karena ayah Shaga akan segera pulang.
"Ayo kita keluar! ayah kamu sudah hampir tiba!" ucap Mama kesayangan Shaga sambil tersenyum ke arah mereka berdua.
Senyuman yang tak akan pernah bisa di tebak bagaimana rasanya, bagaimana menakutkannya, bagaikan king Psychopath yang akan menghabisi tubuh Alexa dan kemudian memotong-motong tubuhnya menjadi beberapa bagian untuk santapan makan malam mereka. Bukankah itu akan sangat mengerikan?
"Ba-baik, ma," jawab Shaga dengan gelagapan.
Sang ibunda tak menangkap keganjilan apapun di antara mereka berdua. Dia hanya tersenyum sekilas, sampai akhirnya wanita itu memilih untuk kembali keluar kamar dan menutup pintunya lagi.
Kreb!
"Fuhhh!!" Shaga membuang nafasnya dengan sangat lega.
"Katakan padaku, Shaga, apa yang akan terjadi jika aku kabur?" tanya Alexa lagi, agaknya gadis ini tidak akan pernah bosan dengan pertanyaan itu sebelum Shaga menjawabnya.
"Dia akan marah, dia akan memberontak dan bisa saja menghabisi aku dan ibuku.." jawab Shaga dengan cemas.
"Apa? apa dia sekejam itu?" agaknya Alexa sedikit terkejut.
"Banyak hal yang harus aku ceritakan, tapi tidak bisa aku jelaskan sekarang, jadi lebih baik kita segera pergi!" ajak Shaga lagi sambil menatap ke luar jendela, mendapati suasana petang sudah hampir berubah menjadi malam yang kelam, "cepatlah! kita harus segera pergi dari sini!" menggapai tangan Alexa dan menariknya ke arah jendela.
"Tidak! bagaimana dengan ibu kamu? kalau kamu yang pergi, artinya ibu akan dalam bahaya!" jawab Alexa menolak perkataan Shaga.
"Ibu bisa menjaga dirinya, aku tidak mau kau terluka! percayalah! ikutlah denganku!" ucap Shaga lagi meyakinkan Alexa untuk segera pergi.
Mereka terdiam beberapa saat, sampai akhirnya mereka berdua menyadari suara aneh yang perlahan mendekat ke arah rumah, di sertai dengan langkah kaki menginjak bumi, seolah bagaikan gempa yang menyebabkan tanah yang mereka pijaki bergetar hebat.
Alexa mengeratkan genggaman tangannya pada Shaga, juga memawaskan diri dengan keadaan apapun yang bisa saja terjadi pada mereka.
"Apa yang terjadi?" tanya Alexa pada Shaga.
"Dia, dia datang!" ucap laki-laki itu sambil mengeratkan lagi genggaman tangan Alexa, "baiklah, kita harus segera pergi!"
"Tidak! bagaimana dengan ibu kamu?"
Tok tok tok!
"Shaga? Alexa?" suara ibu mengagetkan mereka berdua.
Belum juga mereka selesai berdebat, kini keduanya harus kembali di buat cemas dengan suara kedatangan ibunya Shaga dari luar.
Tok tok tok!
"Kalian sedang apa? ayo! ayah sudah pulang! kita akan makan malam bersama.." ucap ibunya Shaga terdengar berteriak dari arah luar.
Sementara itu, di dalam kamar, kedua orang itu terlihat sibuk berpikir bagaimana akan menyelesaikan masalah malam ini.
Jika mereka meninggalkan ibunya Shaga, bisa saja sang ayah akan marah dan membunuh dia, tapi jika mereka tidak segera keluar, bukankah itu artinya Alexa dan Shaga yang berada dalam bahaya?
Itu yang ada di dalam pikiran Alexa. Di dalam pikiran Shaga berbeda lagi. Dia terus berpikir bagaimana cara membujuk Alexa untuk segera pergi dari tempat itu sebelum ayah dan ibunya nekad mendobrak pintu kamar untuk menemukan mereka.
Ia harus membawa Alexa keluar dari rumah ini untuk menyelamatkan nyawanya, tapi gadis ini sungguh keras kepala, tidak bisa di ajak berkompromi sedikit, meskipun sudah berulang kali dia mengatakan kalau ibunya pasti akan baik-baik saja.
Tok tok tok!
"Shaga? Alexa?" panggil ibunya Shaga satu kali lagi.
"Ayo!!" ajak Shaga memaksa Alexa untuk segera mengikuti dia.
"Tapi, ibumu..."
"Jangan cemaskan ibuku, dia bisa menjaga diri! ayo! ikut denganku!" ajak Shaga kali ini dengan pemaksaan.
Shaga menarik tangan Alexa menuju ke arah jendela besar di kamar tersebut, lalu mencoba membuka jendela itu untuk jalan keluar mereka.
Di luar sana, sang ibu sudah merasa cemas dengan keadaan aneh ini. Dia terlihat memasang wajah was-was di depan pintu kamar tamu di rumahnya.
Sementara itu, sang suami yang masih berbentuk serigala terlihat setia menunggu di ruang tengah yang luas.
Serigala jantan itu pun tak bisa memungkiri, kalau semuanya terasa membosankan. Dia berjalan kesana kemari, seolah tak sabar ingin kembali menjadi bentuk aslinya malam ini.
"Di mana dia? rrrtt!!" ucap serigala itu sudah mulai kesal.
Sang istri terlihat masih setia berada di muka pintu, mencoba menunggu dua muda-mudi itu keluar dari kamar tersebut.
Namun dalam penantiannya, ia mendapat pemikiran janggal dengan kejadian ini. Anaknya yang sempat tidak mau mengorbankan nyawa Alexa, dan sekarang keduanya berada dalam kamar yang sama, apa sesuatu telah terjadi di dalam sana?
"Shaga, aku harap kau tidak berbuat bodoh!" ucap ibunya Shaga sambil mencoba mengambil ancang-ancang sejauh tiga meter, lalu kemudian berlari sekencang-kencangnya untuk mendobrak pintu tersebut.
Gubrak!!
Pintu akhirnya terbuka. Dari dalam kamar menampilkan gorden berwarna putih yang terbang terbawa angin yang masuk melalui lubang jendela.
Mendapati hal tersebut, wanita itu mengumpat, "sial!" begitulah umpatnya saat mendapati dua anak itu berhasil melarikan diri keluar dari rumah mereka.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, wanita itu akhirnya memilih untuk berlari ke arah jendela dan kemudian berusaha untuk mengejar mereka berdua. Seharusnya mereka belum jauh dari sini.
Tak tak tak tak tak tak!
Langkah kakinya semakin cepat tak ingin tertinggal jauh dari anaknya dan juga calon mangsa untuk suaminya nanti.
Dia tak ingin melewatkan kesempatan ini, karena Alexa adalah penutup sempurna menjadi mangsa ke seratus untuk membebaskan kutukan suaminya.
"Tidak! aku harus mendapatkan kalian!" ucap wanita itu masih dalam kondisi terus berlari kencang.
Sementara di dalam rumah, serigala yang tengah kelaparan itu semakin di buat bosan. Kebosanan yang dia rasakan makin lama makin berubah menjadi kekesalan yang luar biasa.
Ia tak tahu apa yang terjadi di bagian belakang sana sampai ia menghabiskan waktu selama ini hanya untuk sebuah makanan penutup.
"Apa yang mereka lakukan?" tanya serigala itu sambil mencoba berjalan menjauh dari ruang tengah, menyambar setiap benda yang dia laluinya, hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana.
Ia mendapati pintu kamar yang terbuka, tak menampilkan satu sosok wajah pun di dalam kamar tersebut.
Mendapat kejutan mengecewakan ini, membuat sang serigala menjadi sangat marah.
Groarrrrrrr!!!
Ia meraung, di banting saja pintu kamar tersebut, dan berlarilah dia menyusul semua orang melalui jendela yang sama pula.
Ia tak mau kesempatan menjadi normal harus terlewatkan!
"Aku tidak suka orang lain merebut makananku!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
semangat terus kka 👍💙
2023-06-05
2