Sekarang tinggal sosok Muba yang masih berdiri seorang diri di hadapan Alexa dengan kegeramannya.
Ia bahkan terlihat semakin marah pada Alexa apalagi setelah Alexa menjatuhkan semua gadis di pihaknya. Matanya menyorot tajam ke arah Alexa seolah ingin membunuh Alexa dengan ganas di saat itu pula.
Alexa masih diam di tempatnya, tak ingin bergerak menjauh atau pun melawan duluan. Biarlah Muba yang menentukan nasibnya sendiri, karena bagaimanapun dia tak ingin mencari masalah di kampus ini, jika dia terlibat suatu masalah, maka dia harus siap kehilangan segalanya di sini.
Ia masih tetap diam dalam posisi tegak berdirinya di tempat, menunggu apa yang akan terjadi pada detik selanjutnya. Hingga akhirnya, setelah sekian lama dia menunggu, mulailah Muba bergerak mendekat ke arahnya dengan cepat, lalu akhirnya...
Swoshh!
Blam!!
Sebuah pukulan di layangkan oleh Muba ke arah wajahnya, dia tak menghindar, ia malah menghadang pukulan tersebut, tenang saja, wajahnya bukan tipe yang mudah peok jadi tidak akan terlalu berasa menghadapi orang ini.
Muba memiringkan senyum puasnya, saat mengetahui dia hampir saja menang melawan gadis aneh itu.
Tapi di sisi lain, Alexa juga diam-diam tersenyum, meski senyumnya itu seolah terhalang tirai gelap yang tergerai menutupi wajahnya.
"Hahh! jadi hanya segitu kemampuan kamu? aku pikir kamu sungguh hebat!" ucap Muba dengan congkaknya pada Alexa.
Ia bahkan tak pernah tahu kalau Alexa hanya berpura-pura bodoh karena ada seseorang yang memperhatikan mereka di ujung sana.
Muba yang tersenyum lebar perlahan-lahan mulai ciut pula sudut bibirnya, melukiskan sebuah kecemasan saat otaknya baru saja selesai mencerna apa yang sebenarnya di lakukan oleh gadis aneh itu.
Muba berbalik ke arah belakang, dan menatapi siapa pula yang sudah berdiri di pintu kantin.
"Sial!" umpat Muba dengan kesal dalam hatinya.
Alexa memiringkan senyuman. Ia tahu ia selalu akan menang meski berhadapan dengan Muba sekalipun.
Pria itu datang bersama dengan seorang wanita di sampingnya. Mereka mendatangi Muba dan Alexa lalu membawa mereka ke ruangan sidang.
Tak!
Kursi di duduki oleh si wanita yang memiliki paras menakutkan bagi siapa saja yang pernah bermasalah dengannya di ruangan itu. Termasuk Muba, ia juga merasa takut karena wanita itu.
"Sok jagoan!" itulah kata-kata pembuka wanita di depan Muba dan Alexa yang kini terlihat menatap tajam ke arah mereka berdua.
Alexa terlihat begitu tenang di atas kursinya, tak menampilkan wajah cemas sedikit saja di sana.
Berbanding terbalik dengan Muba yang terlihat begitu risau dan penuh kecemasan. Dia bahkan menjadi pelaku kegaduhan yang paling menonjol di sini meskipun sebenarnya Alexa lah yang menghabisi mereka semua.
"Apa lagi kau Muba!!" ucap si wanita yang tengah menyidang mereka di ruangan itu sambil menatap Muba dengan ngeri.
Tubuh Muba sejujurnya sangat tidak nyaman. Ia bahkan gemetar sekali saat harus menghadapi wanita ini. Rupanya dia tak lebih hanya seorang gadis yang memiliki nyali ciut saja.
"Sa-saya tidak memukulnya!" bantah Muba pada wanita itu.
"Aku yang melihatnya sendiri, kau yang memukulnya!" namun wanita itu menjadi saksi atas pemukulan yang di lakukan oleh Muba di wajah Alexa.
"Tapi dia juga memukul beberapa temanku, dia memukuli mereka, sekitar dua belas orang yang harus terluka akibat pukulannya!"
"Karena kalian mengeroyok Alexa, kalian yang mulai duluan!"
Cklek!
Di saat-saat yang sangat tegang terjadi antara mereka, terlihat seorang pria membuka pintu ruangan tersebut dan masuk tanpa permisi.
Laki-laki itu berjalan ke arah mereka bertiga dan kemudian meletakkan satu gepok uang di atas meja.
Prak!
Alexa dan satu wanita yang tengah menyidang mereka berdua terlihat menatapi laki-laki itu dengan penuh keheranan.
"Aku ingin anakku di bebaskan! jangan sampai menyentuh dia sedikit saja, kau mengerti?" tanya pria berseragam kepolisian itu pada wanita di depannya.
Alexa berubah ekspresi. Dari yang mulanya terlihat datar dan biasa saja sekarang berubah menjadi ekspresi marah dan muak pada pria itu.
Seorang jenderal yang dengan kebaikan hatinya ingin membebaskan putrinya dari sebuah kesalahan.
Cih! hidup ini sungguh miris sekali!
Wanita itu menatap lekat-lekat pria di depannya, menatap dengan tatapan menusuk dan juga penuh dengan rasa muak yang dalam.
"Ck! berapa kali Anda berusaha membebaskan putri anda dengan cara seperti ini? apa setiap kali putri anda melakukan kesalahan, anda juga melakukannya untuk membebaskan putri anda?" tanya wanita itu sedikit menohok.
"Kau jangan macam-macam padaku, pada putriku juga, dia aku tempatkan disini karena aku tahu kalian bisa aku percaya," ucap jenderal kepolisian itu.
"Sayangnya aku tidak percaya dengan seorang jenderal yang menyelesaikan semua perkara menggunakan uang!" jawab wanita itu.
"Dasar sombong!" umpat pria itu.
Tak menunggu waktu lama, pria itu akhirnya mencoba mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya dan meletakkan semuanya di atas meja.
Prak!
"Apa segitu saja sudah cukup?" tanya pria itu lagi, seakan tidak ada habisnya mencoba membuat wanita itu bertekuk dalam perintahnya.
"Aku sudah punya uang yang cukup, tak perlu kau tambahkan lagi," jawab wanita itu dengan penuh keberanian dan kekerasan, ia bahkan menolak secara terang-terangan saat pria itu menyodorkan uang yang nilainya mungkin di atas dua puluh juta rupiah di atas meja.
Pendirian wanita itu sangat kokoh, sekalinya salah tetap harus di hukum secara adil, tidak ada yang boleh menggunakan uang dalam peraturan kampusnya.
"Dia akan di hukum, sesuai peraturan yang ada di sini!" ucap wanita itu dengan tegas.
Wanita itu kemudian menatap ke arah Alexa dan setelah itu akhirnya berlalu dari ruangan tersebut tanpa mempedulikan ucapan pria tadi.
Baginya berurusan dengan seorang pria memang menyulitkan. Ia pun akhirnya menutup pintu ruangan sidang, meninggalkan tiga orang di dalam ruangan tersebut.
Muba yang kesal pada sosok Alexa, pun kesal karena dia gagal mendapat perlindungan dari sang ayah hanya bisa menatapi Alexa dengan tatapan marah.
Sementara Alexa yang duduk di sampingnya bahkan masih saja tak berkutik atau sekedar menggerakkan kepalanya untuk menghadap ke arahnya.
Gadis ini memang benar-benar sangat aneh. Sudah beberapa kali Alexa dia ganggu, tapi lihatlah apa yang terjadi saat ini. Gadis itu tetap saja masih bisa tenang, seolah tidak ada yang mengusik hari-harinya di kampus ini.
Benar-benar gadis yang sangat menyebalkan. Kesal sekali ketika melihat wajah Alexa yang selalu datar tanpa ekspresi. Ingin sekali menonjok wajah gadis itu sampai benyok, rasanya pasti akan sangat memuaskan.
"Awas saja kau!!" ancam Muba sesaat sebelum berlalu meninggalkan ruangan itu.
"Heng!"
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments