Blam!!
Meja terbang dan menuju ke arah Muba dengan cepat.
Bukk!
"Aw!!"
Muba memekik saat meja Alexa terbang dan mengenai keningnya dengan keras, membuat sebuah luka yang dari sana keluar lah darah mengucur dengan segarnya.
"Ssshhhh!!" gadis itu terlihat menyapu darahnya dengan lembut, dan menatapi tangannya yang merah akibat darahnya itu.
Melihat hal itu, Muba menjadi sangat kesal. Kesal pada Alexa yang entah mengapa bisa menjadi semakin berani, bahkan gadis itu tak segan menendang kursi ke arah wajahnya.
"Keterlaluan!!"
Wosh!!
Tangan Muba melayang, mencoba menuju ke arah wajah Alexa untuk menonjoknya, namun mendadak datanglah sebuah tangan yang menghalangi tangan Muba saat tinggal satu senti saja jarak antara pipi Alexa dan kepalan tangan Muba.
Plak!
Muba tertegun, di tatapi wajah laki-laki tampan yang berdiri menghalangi Alexa dari pukulannya. Laki-laki itu juga menatap Muba dengan penuh kekesalan, tatapan dingin dan menusuk yang berhasil menciutkan nyali Muba.
"Shaga?" Muba terlihat terpaku oleh laki-laki tampan berkulit putih dan berambut cokelat di depan matanya.
Mata laki-laki itu berwarna hijau zamrud, sementara wajahnya adalah perpaduan sempurna dua keturunan dari timur dan barat, dan bersatu membentuk sebuah ketampanan yang luar biasa dari laki-laki itu.
"Kau tak punya hak untuk memukulnya!" ucap Shaga dengan lirih tapi tentu saja bisa menohok hati dan perasaan Muba yang sejak dulu sudah jatuh cinta padanya.
"Shaga kau membela dia?" tanya Muba dengan kekecewaan.
"Aku hanya tidak suka caramu mengusiknya!" ucap Shaga dengan lirih.
Tangan Muba di paksa lepas oleh pemiliknya dari cengkeraman tangan Shaga. Wanita itu terlihat kesakitan kali ini, bukan hanya wajah di bagian kening saja yang mengeluarkan darah, tangannya juga terlihat merah akibat kekangan tangan Shaga.
Ketiga sahabat karibnya mendekat, dan kemudian membawa Muba lari dari sana, sebelum keadaan jauh lebih buruk lagi.
Di sisi lain, Alexa masih setia dengan diam dan dunianya sendiri. Ia tak menggubris apapun lagi di sampingnya, meskipun semua tatapan mata kini benar-benar berpusat pada wajahnya.
Ia meninggalkan posisi di belakang Shaga, dan membenarkan kursinya kembali. Duduklah dia dengan tenang, di tutup kembali kepalanya dengan cindung Hoodie hijau army nya menjadi seperti semula.
Gadis itu kembali duduk di kursinya, dan membaca bukunya kembali. Huhh, andai saja tidak ada laki-laki tampan ini, mungkin Alexa sudah langsung mengirim Muba ke rumah sakit tanpa bantuan ambulans.
Aish!
Geram sekali dengan gadis bernama Muba itu. Karena anak jenderal kepolisian itu Alexa harus mendapat hal sekejam ini di setiap harinya, bukankah tak heran kalau Alexa mulai merasa kesal?
Semua orang kembali duduk di tempat masing-masing, dan mulai kembali di sibukkan oleh kegiatan mereka seperti semula, sebelum terjadinya pertengkaran antara Alexa dan Muba.
Namun anak laki-laki tampan yang di panggil Shaga barusan terlihat tidak kembali ke tempat duduk semula yang berada di pojok bagian depan.
Ia memilih untuk terduduk di depan Alexa sekarang. Entah karena memang ingin menggapai kursi yang jauh lebih dekat dari posisi berdirinya, atau memang dia punya pemikiran lain soal posisi duduk di depan Alexa itu.
"Hai.." Ya, benar saja, Shaga dengan canggung menyapa Alexa. Mungkin ini adalah tujuan utamanya kenapa memilih untuk duduk di depan Alexa.
Alexa tak bergeming dari posisinya, jangankan bergeming, matanya saja bahkan tak pernah lepas dari tatapan ke bukunya. Dasar gadis dingin yang acuh.
Shaga hanya bisa terdiam, memikirkan harus berkata apa lagi setelah dia menyadari sapaan hangatnya di acuhkan oleh gadis ini.
"Umm, aku Shaga, kalau boleh tahu, siapa namamu?" tanya Shaga sangat hangat.
Tapi Alexa tetap saja tak bergeming dari tempatnya, justru gadis itu semakin di buat sibuk dengan lembaran baru di buku novelnya yang baru saja ia buka.
Astaga! dia seperti kutub Utara yang beku!
Ucap hati Shaga penuh dengan kekesalan di hatinya, tentu saja karena sikap acuh dan dingin yang di tunjukan oleh Alexa padanya.
"Ummm, semua orang akan mengucapkan terima kasih setelah dia mendapat pertolongan dari orang lain, em, maksud aku, apa kamu..."
"Thanks!" dan ucapan Alexa yang lirih, singkat, padat, pun juga jelas itu akhirnya terdengar juga di telinga Shaga, membuat hati laki-laki itu terasa meleleh.
Benar sekali, saat itu, setelah kejadian pertengkaran antara Alexa dengan Muba, entah mengapa ada sebuah dorongan di hati Shaga untuk membantu Alexa.
Dia merasa terpesona dengan sikap Alexa yang dingin, tak terlalu banyak berbicara, dan parahnya lagi, Alexa tak punya teman, huhh! sungguh gadis idaman buatnya.
"Baiklah, aku terima ucapan terima kasih darimu," ucap Shaga sambil menyimpulkan senyum canggungnya, "tapi aku perlu tahu nama gadis yang baru saja mengucapkan terima kasih buatku, sebagai tanda balas budimu untukku.." Shaga benar-benar ahli dalam mencari celah.
Aish, mengapa mendadak jadi kesal dengan sikap Shaga yang hangat ini? apa karena kepribadian Alexa yang tak pernah mendapat perhatian sejak kecil? jadi saat mendadak ada orang lain yang memberi dia perhatian, ia menjadi risih?
Huhh!
Tidak, laki-laki ini tidak memukul atau menamparmu, Lex, jadi jangan berpikir untuk meninju perutnya sampai terbang bebas ke langit biru.
Tenangkan diri dan juga hatimu, buat kamu merasa lega, dan setelah itu, kau tidak akan merasa terganggu akan kehadirannya.
"Alexa, namaku Alexa!" jawab Alexa sedikit lebih baik, ya, tak terlalu dingin.
"Alexa, nama yang bagus," puji Shaga dengan menganggukkan kepalanya menunjukkan kekaguman, entah pada nama yang baru saja dia dengar, atau pada pemilik namanya yang cantik itu, "bolehkah aku minta kita untuk berteman?" tanya Shaga sekali lagi.
Huhh!
Alexa menarik nafasnya dengan perlahan, tanpa di sadari oleh Shaga di depannya, lalu kembali menghembuskannya lagi dengan cara perlahan yang sama pula.
Tenang, Alexa, dia tak bermaksud mengusikmu!
Ucap benak Alexa.
"Aku tidak pernah punya teman," jawab Alexa, berharap bisa mengusir laki-laki ini dengan nada ucapannya yang sedikit keras.
"Baiklah, kalau kau berubah pikiran, kau bisa mendatangi aku dan kita bisa membicarakan hal itu kelak," ucap Shaga yang tahu maksud hati Alexa.
Shaga berbalik, mencoba menatap papan tulis di depannya, dan kemudian kembali beralih ke arah bukunya, lalu membacanya lagi.
Gadis yang aneh!
Ya! sejauh ini cerita gadis bernama Alexa ini memang terkesan aneh. Entah apa yang terjadi pada gadis dingin itu, tapi semua orang menganggap Alexa adalah gadis yang di penuhi oleh misteri, pun juga teka-teki.
Lalu siapa Shaga yang sebenarnya!? apa dia laki-laki yang akan menjadi pelabuhan cinta Alexa di kehidupan masa depan kelak?
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Zila Aziz
singgah support
2023-05-31
3
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
mampir lagi kka 👍
2023-03-26
1