Sepulang dari kampusnya, kira-kira sekitar pukul dua siang, Alexa tidak mampir lagi ke tempat lain. Dia pulang menaiki sebuah bis yang bergerak menuju ke kotanya.
Di dalam bis tersebut dia mendengarkan musik melalui earphone di telinganya, dan sekali-kali memejamkan matanya menikmati suasana penuh kenikmatan itu.
Namun pada hari itu terasa berbeda. Seakan semuanya yang ada di dalam bis bukan orang-orang yang biasa dia temui. Ya, sebenarnya bukan seakan-akan, tapi memang semuanya bukanlah orang yang dia kenal.
Apa dia salah memasuki bis?
Tidak!
Dia tidak salah, dia memang benar masuk ke dalam bis yang biasa dia tumpangi setiap kali berangkat dan pulang dari kampus.
Tapi kali ini, semua orang yang ada di dalam bis berbeda. Semuanya pria dengan pakaian hitam dan wajah yang menyeramkan.
Pada mulanya Alexa tak bergeming dan juga tidak mempedulikannya, tapi lama kelamaan, ia agak khawatir juga, takutnya mereka semua punya niat jahat padanya.
Dia mencoba acuh, di nikmati saja alunan musik di kedua telinganya sambil membaca buku novel yang sejak tadi pagi ia pegang, meski lembarannya sedikit, tapi dia masih belum bisa menyelesaikannya hari ini, ada-ada saja masalah dan gangguan yang menimpanya, jadi dia tidak bisa leluasa untuk membaca.
Sekian lama bis berjalan, ia baru menyadari kalau ada sesuatu yang lebih ganjil lagi di banding para laki-laki ini. Ia menyadari kalau bis yang dia tumpangi tidak melaju di jalan yang biasanya di lalui.
Karena rasa aneh yang terus menghinggapi hatinya, dia akhirnya memutuskan untuk melihat di jok depan, tempat di mana sang sopir yang biasa mengemudi duduk dan mengendalikan bis.
Namun aneh sekali, saat dia melihat sopir yang duduk di sana bukanlah sopir yang biasa mengemudi bis tersebut, dan wajahnya juga sama menyeramkannya dengan para pria yang terduduk di sekelilingnya.
Ia menangkap hawa aneh dan menakutkan di dalam bis itu. Karena di rasa-rasa ada yang tidak beres di dalam bis, dia akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan dan menghentikan pak sopir.
Pak! pak! pak!
Suara tangannya yang memukul bagian atap bis dengan tangannya memberi kode pada sang sopir untuk berhenti.
Tanpa berpikir panjang, Alexa langsung saja menurunkan dirinya dari bis tersebut saat bisa berhenti di sebuah pemukiman sepi.
Ia melangkahkan kakinya dengan sedikit tergesa, tidak mau terjadi apa-apa pada dirinya sendiri, lihat saja orang-orang di bis tadi, semuanya seakan terus menatapi wajahnya dengan tatapan mengerikan.
Alexa mengenakan kembali cindung di kepalanya yang tadi sempat terjatuh dari kepalanya.
Dengan langkah tergesa dia mencoba untuk menghindari pemukiman sepi ini menuju ke arah yang banyak kerumunan orang.
Namun belum juga dia menggapai keramaian di ujung jalan, seseorang terasa menggapai punggungnya, dan karena itulah Alexa reflect berbalik dan menyerang.
Pak!
"Ah?"
Berbalik dan menyerang seseorang dari balik punggungnya.
"Aw! aw! ini aku, aku Shaga.." ucap pria itu sambil menahan sakit setelah tangannya berhasil di kunci oleh Alexa.
Melihat seorang laki-laki polos di depan matanya, Alexa langsung melepas serangannya pada Shaga.
Dia menutup kembali cindung yang lagi-lagi harus jatuh dari kepalanya, dan kemudian menarik nafasnya dalam-dalam.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Alexa sambil membantu Shaga untuk bangun.
"Sedang apa katamu? aku mengarah pulang, seharusnya aku yang bertanya kau sedang apa di sini? apa kau memang tinggal di sini?" tanya Shaga sambil memutar lengannya karena masih terasa sedikit sakit.
"Hahh! ceritanya panjang, dan aku tidak suka bercerita, jadi tak perlu bertanya padaku!" jawab Alexa atas pertanyaan Shaga barusan.
Gadis itu kemudian berjalan menjauh dari Shaga menuju ke arah keramaian dengan kaki yang tertitah-titah.
"Hei, kau mau kemana?" tanya Shaga pada Alexa.
"Aku harus pulang!" jawab Alexa.
"Apa kau tahu kemana arah pulang?" tanya Shaga lagi kali ini berteriak agak keras.
Mendengar pertanyaan tersebut keluar dari mulut Shaga, sontak saja Alexa menghentikan langkah kakinya.
Ia berhenti karena dia tak tahu harus kemana dia pulang. Bis itu membawa dirinya pergi entah kemana, di sebuah daerah asing yang tidak dia kenali sama sekali.
Alexa kemudian berbalik sambil berkeluh kesah menghadap Shaga. Dia menggigit bibir bawahnya, dan kemudian beralih menatap mata Shaga dari kejauhan.
"Pulang ke rumahku, aku akan antar kamu pulang nanti!" ucap Shaga dengan senyuman canggungnya.
Yah, sepertinya hanya itu jalan satu-satunya untuk Alexa sekarang. Mengingat dia tak berani pulang seorang diri. Meski dia juga seorang jagoan yang jiwanya tersembunyi jauh dari pengetahuan orang lain, tapi dia pun punya rasa cemas saat harus menghadapi para pria berwajah menyeramkan seperti tadi.
Jadi mungkin pulang ke rumah Shaga adalah satu-satunya pilihan yang harus dia ambil.
Alexa pun mulai bergerak mengikuti langkah kaki Shaga yang terus berjalan menyusuri jalanan tersebut.
Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan, hanya Shaga lah yang bisa membantu dia untuk kembali pulang.
Laki-laki itu berjalan semakin mendekat ke arah rumah yang terletak di kawasan pemukiman asri.
Shaga terlihat memasuki salah satu rumah di sana, dan kemudian terlihat dia yang berteriak memanggil nama ibunya.
"Mama...." panggil Shaga dengan keras, hingga terdengar dari arah halaman belakang tempat ibunya sedang membakar sampah.
"Ya, sayang..." sahut ibunya dari arah belakang.
Mendengar sahutan dari arah halaman belakang rumah, Shaga langsung bergegas menemui ibunya, dan meninggalkan Alexa seorang diri di ruang tamu, berteman kebingungan dan kesepian.
Mama kesayangan Shaga terlihat mulai berjalan mendekat ke arah sang putra, lalu memeluk putranya dengan kasih sayang. Begitulah yang selalu mereka lakukan setiap kali harus berpisah atau pun sehabis pulang.
"Kenapa kamu baunya beda?" tanya ibunya pada sang anak.
"Beda bagaimana?" tanya anaknya sambil mencium aroma tubuhnya, "mama bercanda, aku tidak aneh, kan?"
"Tapi mama mencium aroma seorang gadis di tubuhmu, kau pulang bawa anak gadis orang lain?" tanya ibunya sambil menelisik putranya.
"Aish! mama ini memang paling pinter kalau soal gadis," jawab putranya.
"Tentu saja, kau kan tahu mama kamu ini ahlinya mencium bau, di mana dia sekarang?" tanya ibunya lagi.
"Dia ada di depan, jangan jahil, ya, ma.. dia itu lebih istimewa dari gadis-gadis biasanya.."
"Mama tidak suka gigit-gigitan, kok, jadi tenang saja, dia akan aman sama mama.." jawab ibunya sambil melepas kantung tangan dan menaruhnya di atas mesin cuci.
"Baiklah, Shaga percaya sama mama.."
Ibunya terlihat berjalan menuju ke arah ruang tamu, dan kemudian menemui Alexa di sana.
"Hai..." sapa Mama kesayangan Shaga dengan sangat ramah..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments