Gubrak!!
Alexa mundur dan menabrak lukisan di dinding kamar tamu saat melihat sebuah kejadian di luar nalar yang tak pernah dia duga.
"Ka-kau.. kau?" tanya Alexa gelagapan.
Ia menatap tubuh Shaga yang perlahan-lahan berubah menjadi seekor makhluk buas berbulu lebat dan menyorotkan mata berwarna merah darahnya padanya.
Seluruh tubuh Alexa bergetar hebat, belum juga dia bernafas lega setelah mengalami mimpi terburuk yang pernah hadir dalam tidurnya, kini dia di kejutkan lagi dengan sosok serigala di depannya dengan dua taring tajam dan mata merahnya.
"Ya, karena itulah aku bilang kau untuk tidak terkejut.." ucap Shaga sambil merubah dirinya menjadi manusia normal kembali.
Alexa kembali menjauh, mencoba untuk tidak terlalu dekat dengan Shaga.
"Kau tidak perlu takut, aku tidak akan mencoba melukai kamu.." ucap Shaga menenangkan sahabatnya.
"Siapa yang takut? jika kau memakan ku, bukankah aku hanya akan mati?" jawab Alexa sambil memiringkan senyumannya.
Mendengar jawaban dari Alexa, Shaga akhirnya bisa tertawa lega. Ia tak habis pikir bagaimana caranya membuat Alexa tidak takut padanya, tapi ternyata Alexa jauh lebih berani dari pada yang dia duga.
"Baguslah, hanya saja.." laki-laki itu teringat dengan ayahnya.
"Bagaimana dengan ayah dan ibumu, iya kan?" tanya Alexa dengan lirih, cemas juga ibu Shaga bisa mendengarnya dari luar.
"Ya, dia ingin menghidangkan kamu untuk ayahku, tapi, bagaimana aku bisa mengeluarkan kamu dari sini?" gumam Shaga dengan bingung.
"Kenapa kau ingin membawaku pergi? bukankah kau sengaja membawa aku kemari untuk hidangan ayahmu?" tanya Alexa sambil bersandar di tembok.
"Pada awalnya, ya, aku minta maaf, maksud aku, aku tidak bermaksud.." ucap laki-laki itu agak membingungkan.
"Kenapa memangnya? apa karena kau merasa kasihan padaku?" tanya Alexa lagi.
"Bu-bukan, hanya saja, aku tidak tahu kenapa aku tidak bisa melihatmu menjadi santapan ayahku, aku sungguh tidak bisa membiarkannya.."
Alexa terdiam. Dalam diamnya dia tak berpikir apa-apa, dia hanya bisa pasrah kalau sekeluarga ini akan menghabisinya dan menjadikan dia santapan makan malam yang lezat, bukankah saat ini andaikata dia mati pun tidak ada masalah?
Namun berbeda dengan Alexa yang seolah tak apa-apa jika nyawanya akan melayang malam ini, Shaga malah nampak cemas membayangkan Alexa yang di santap hidup-hidup oleh ayahnya sendiri.
Ia berpikir segala cara, entah bagaimana bisa pemikirannya berubah dengan sangat cepat semacam ini, tapi yang jelas, baginya Alexa berbeda dari yang lainnya, gadis itu lebih istimewa baginya.
"Baiklah, kita harus segera keluar dari sini!" ucap Shaga dengan yakin.
"Kau mau membuat perselisihan antar keluarga?" tanya Alexa pada Shaga.
"Tapi aku tidak bisa membiarkan kamu berada dalam bahaya," jawab Shaga.
"Kenapa kau begitu mencemaskan aku, sedangkan kita baru saja berkenalan siang tadi?" tanya Alexa lagi, seolah-olah tidak puas dengan satu jawaban dari Shaga.
"Apa membahas hal itu sekarang bagimu lebih penting? ayo! kita harus segera keluar sebelum gelap!" menyadari di luar sana sudah mulai petang.
"Biarkan aku mati!" jawab Alexa dengan yakin.
Namun jawaban Alexa barusan sungguh membuat Shaga terkejut dan tak habis pikir, bagaimana bisa gadis berusia sembilan belas tahun itu mengatakan kalau dirinya ingin mati saja di tangan ayahnya yang ganas?
Mengapa bisa memiliki pemikiran semacam itu? apa hidup Alexa sungguh sangat membosankan?
"Tidak! kau gila! ayahku akan segera datang, dia butuh satu darah manusia lagi untuk menjadi akhir dari kutukannya, dan kalau dia berhasil melakukannya, maka dia akan kembali normal menjadi seperti aku, aku mendukungnya, tapi kalau korbannya adalah kamu, aku tidak bisa! ikut saja bersamaku!"
"Aku tidak peduli, lagi pula tidak ada yang mengharapkan aku hidup! jadi lebih baik tidak pulang dan juga tidak lagi hidup!" jawab Alexa semakin mantap.
Sementara itu, di luar sana langit berwarna jingga sudah semakin beralih menuju kegelapan. Tak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi di balik gelapnya malam ini.
Tidak ada yang tahu apa Alexa akan selamat atau mungkin gadis itu akan mati di rumah tersebut.
Shaga berusaha untuk terus membujuknya, mencoba membawa lari gadis itu dari rumahnya dan juga dari ayahnya, ya, dia menjadi sangat peduli pada Alexa.
"Aku yang salah, mengapa aku membawa kamu ke tempatku, kenapa aku sampai sebodoh itu mengajak kamu kemari, baiklah, aku harus bertanggung jawab, izinkan aku membawa kamu pergi! kau harus melanjutkan hidupmu!"
"Apa yang akan terjadi jika aku kabur?" tanya Alexa mulai terlihat serius menatap wajah Shaga.
Shaga terdiam, dia memaku dan juga membisu tak tahu harus mengatakan apa. Terbayang di dalam otaknya kejadian pada malam itu, saat ayahnya gagal menyantap santapan tubuh manusia yang seharusnya menjadi mangsa yang ke sembilan puluh sembilan.
Pada malam itu, semua yang di rencanakan sungguh gagal total, ayahnya yang bersembunyi di hutan setiap harinya, hanya bisa keluar saat malam hari, karena kutukan yang dia dapat, mulai keluar dari persembunyian, dan bergerak menuju ke rumah mereka.
Tapi mereka mendapat masalah besar. Mangsa yang sudah mereka persiapkan sejak siang hari rupanya kabur karena tahu keanehan yang terjadi di dalam rumahnya.
Gadis itu kabur dan mulai berlari menjauh dari rumah Shaga, menuju ke arah kota, hingga Shaga terpaksa harus menghentikan pengejarannya, mengingat dia tak bisa berbuat bebas saat di kota dengan banyaknya keramaian.
Ia memilih untuk mundur, dan membiarkan gadis itu menjadi gila di kota, menceritakan pengalaman menakutkannya bertemu dengan keluarga aneh dan lebih mirip dengan Psychopath di dalam klub setelah kabur.
Semua orang menganggap dia gila, dan tidak menggubris ucapan wanita itu, ya, setidaknya hal itu membuat Shaga lega, karena akhirnya identitas dia juga akan menjadi aman.
Ia kembali ke kediamannya, rumah yang di sekelilingnya juga di isi oleh siluman serigala beserta keturunan mereka. Hanya ayahnya yang tersisihkan dari mereka akibat sebuah kutukan.
Ia telah tiba ke dalam rumahnya, namun dia begitu terkejut saat mendapati ayahnya begitu beringas dengan tatapan merah menyalanya hendak menerkam tubuhnya.
"Kau mendapatkan dia?" tanya sang ayah yang masih belum bisa berubah menjadi manusia.
"Di-dia, dia lari ke kota!!"
Mendengar jawaban darinya, sang ayah langsung berubah menjadi ganas. Serigala itu kemudian meraung, mengobrak-abrik seisi rumah, membuat Shaga dan ibunya hanya bisa terdiam seperti patung melihat amarah yang berkecamuk pada ayahnya.
Ia jadi banyak melamun, membayangkan hal itu terjadi, sampai tak terasa sudah agak lama dia mendiamkan Alexa di sana.
"Shaga, apa yang akan dia lakukan jika aku kabur?"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
WIN
Novel ini bagus tapi ko sepi pembaca yaaaaa
semangat terus tuk berkarya thor....
2023-06-01
2