"Mau kemana Intan?" tanya Husen.
"Ini Pak, saya ingin ke sungai. Katanya, kebawah sana, ada sungai bagus ya?" ucap Intan.
"Iya, bagus memang sama siapa?"
"Sendirian Pak, Nike nggak tahu kemana."
"Hati - hati, licin jalan kesana nya."
"Iya Pak, saya jalan dulu ya."
Intan pun, berjalan menurun sendirian. Dengan tas punggung kecil nya, tak lupa inhaler uang selalu setia menemani nya kemana saja.
Jalanan turun, hampir 30 menit yang membuat lumayan Intan, sesekali berhenti. Dan tak lama, terdengar suara air terjun yang mengalir.
"Ah.. akhirnya." ucap Intan langsung di suguhkan pemandangan yang indah. Intan pun turun ke sungai, aliran air yang dingin dan sejuk, dengan udara yang begitu sangat bersih.
Saat menoleh, terlihat Putra bersama Delima sedang duduk berdua, dan tak jauh juga melihat Nike bersama Miko.
"Mereka pacaran ya?" ucap Intan, dan langsung berjalan menjauh.
"Bang, itu Intan." tunjuk Nike saat melihat Intan berjalan menjauh mendekati air terjun.
"Biarin saja." ucap Miko.
"Saya takut, Intan marah. Dia kan, belum tahu kita punya hubungan."
"Marah kenapa, dia kan bukan apa - apa nya saya. Jadi jangan takut marah, santai saja." ucap Miko sambil merangkul pundak Nike.
"Bang, masalah nya saya ini sahabat nya."
"Kalau tahu, tinggal jelaskan saja, apa susah nya. Apa Abang perlu, menjelaskan juga sama dia?"
Sedang kan Intan duduk bersila di tengah bebatuan, sambil menatap air terjun dari dekat. Terlihat basah, pakai nya karena percikan air terjun.
Saat menatap ke arah air terjun, Putra melihat seseorang yang dirinya kenal. Saat tahu, mantan kekasih nya, Putra langsung bangun, dan meminta Delima untuk ikut bersama nya ke tempat lain.
"Masih enak disini Bang." ucap Delima.
"Cari yang lebih nyaman lagi, lama - lama disini sakit mata."
Saat mata Delima ke arah air terjun, Delima tersenyum sambil memeluk lengan Putra. Dan langsung menatap Putra sambil melangkahkan kedua kaki nya.
"Ada mantan."bisik Delima.
" Jangan bahas dia."ucap Putra.
****
"Intan, kamu baru pulang?" tanya Nike.
"Iya, habis jalan - jalan. Bete di rumah sendirian, semua nya pada punya acara sendiri - sendiri. Sedang kan saya, seperti anak tiri, malah di jauhi." jawab Intan sambil membuka lemari es.
"Kok kamu bicara gitu?" ucap Nike.
Pintu kamar terbuka, terlihat Delima tersenyum ke arah Intan dan Nike. Intan langsung menegakkan habis, minuman dalam botol plastik.
"Terserah, kalian mau main belakang. Saya nggak akan masalah, karena semua nya masa lalu. Mungkin, kalian itu wanita terbaik, berbeda dengan saya. Nggak apa - apa, saya tidak marah kok. Saya sadar, ini mungkin teguran buat saya." ucap Intan dengan mata berkaca - kaca.
"Kamu bicara apa sih Tan?" tanya Delima.
"Kamu melihat kami?" tanya Nike.
"Saya hanya berpesan, jaga dia, jangan lepaskan pria seperti dia. Dia pria baik, pria dengan memberikan cinta yang tulus. Jangan seperti saya, kepercayaan nya malah saya salah gunakan." ucap Intan meneteskan air mata nya.
"Menyesal, itu pasti ada. Memang saya sangat menyesal, tapi semua nya sudah terjadi." ucap Intan sambil tersenyum ke arah Nike dan Delima.
*****
"Makan besar...!! " ucap Adli.
"Iya, hari ini Bang Putra yang traktir kita semua, satu persatu sudah mendapatkan jatah kan ya." ucap Delima.
Intan menatap semua nya, mendapatkan satu nasi bungkus, sedang kan dirinya tidak. Nike menatap Intan, dan mengembalikan satu nasi bungkus di meja.
"Kamu kok, di taruh lagi. Ini enak loh, isinya daging sapi." ucap Seno.
"Saya tidak akan makan, kalau pemberian ini tidak adil dan merata." ucap Nike.
Seno menyingkirkan kembali nasi bungkus tersebut, begitu juga dengan Anton dan Adli. Tidak dengan Bela, Ike, dan Vita.
"Kalian kenapa sih? tinggal makan saja."ucap Bela.
****
"Maksud nya apa? traktir kita tapi satu orang tidak dikasih? apa karena mantan kamu, menyakiti kamu." ucap Seno dengan mendorong kasar tubuh Putra.
Rasya menatap Seno yang sedang membentak Putra, terlihat amarah Seno pada Putra.
"Apa sih? kamu datang - datang main bentak." ucap Putra mendorong tubuh Seno dengan kasar.
"Maksud kamu apa? bagi nasi bungkus buat kita - kita an, makan bersama dengan guru - gura lain, kamu traktir kota semua tapi satu orang, kamu tidak kasih. Maksud kamu apa hah..!! "
"Traktir? saya memang belikan nasi bungkus, dan hitung sesuai kepala. Salah saya dimana? ada yang kurang? tinggal bilang, saya kasih uang nya atau nanti saya belikan." ucap Putra.
"Bukan begitu, kamu sengaja kan, kamu sengaja tidak kasih Intan. Karena Intan itu adalah mantan kamu, tega kamu ya. Sekarang, kamu ambil nasi nya masih ada sisa, kami tidak akan makan." ucap Seno lalu pergi.
"Intan, dia tidak kebagian nasi bungkus." ucap Putra.
"Kamu kok, tega sama Intan. Saya sudah maafkan dia, tapi kamu masih dendam sama Intan, sama dengan Miko. Saya paham kamu sakit hati, tapi dia sudah minta maaf." ucap Rasya langsung pergi kembali, meninggalkan Putra yang masih berdiri mematung.
*****
"Eh Bang Rasya, ada apa?" tanya Delima.
"Intan nya, ada? " tanya kembali Rasya.
"Oh mau ketemu sama Intan ya? ada seperti nya di kamar. Duduk dulu, nanti saya panggil kan."jawab Delima, langsung berjalan ke arah kamar Intan dan Nike.
Tok
Tok
Tok
Ceklek
" Ibu Delima, ada apa ya bu?" tanya Nike.
"Intan mana?" tanya Delima.
"Intan tidur, ada perlu apa? nanti saya sampai kan." ucap Nike.
"Di luar, ada Bang Rasya ingin bertemu dengan Intan."
"Tidur Bu, saya tidak enak bangunin nya."
"Ya sudah, saya kasih tahu dulu orang nya."
Delima kembali, menemui Rasya yang sedang duduk di kursi teras depan rumah. Rasya lalu bangun dari duduk nya.
"Intan sudah tidur, memang ada apa?"
"Tidur ya, kalau begitu kasih ini untuk Intan."
"Apa ini?" tanya Delima ingin tahu, saat Rasya memberikan kantung plastik yang berisi dua box sedang.
"Untuk makan malam dia, suruh dia makan kalau bangun." ucap Rasya langsung pergi begitu saja.
****
Intan membuka kedua mata nya, saat terdengar suara kicauan burung, jendela kamar sudah terbuka lebar, dan Nike yang sudah tidak ada di tempat tidur nya.
Ceklek
Nike masuk, sambil tersenyum ke arah Intan. Nike mengambil kantung plastik semalam, untuk di berikan pada Intan.
"Ini dari Bang Rasya, katanya untuk makan malam kamu, tapi kamu sudah tidur jadi saya taruh saja, di atas meja."
"Bantu Rasya, ngapain kasih itu buat saya? bukan nya dia juga mantan yang tersakiti." ucap Intan.
"Kamu buka saja."
Intan membuka isi kantung plastik nya, di buka satu persatu isi kotak tersebut, sebuah daging panggang, dengan sayuran dan kentang. Tambah, nasi dengan di taburi bawang goreng.
"Mantan kamu, ada yang masih perhatian tuh."
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Nurmila Karyadi
parah putra sakit hatinya
2023-03-14
0
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
no coment 😭
2023-03-11
0
Hariyanti Kartini
semoga rasya mencintai intan dgn tulus
2023-03-11
1