Kabar Buruk

"Abang, kita pulang yuk!!! hari sudah mulai gelap." ajak Intan.

"Boleh, yuk." ucap Rasya.

Saat akan menaiki motor, mata dan telinga Rasya mendengar suatu pergerakan yang mencurigakan, Rasya meminta Intan untuk segera naik.

"Ada apa Bang?" tanya Intan.

"Yuk, cepat naik." jawab Rasya.

"Ada apa sih Bang?"

"Sudah buruan naik."

Intan pun langsung naik ke atas motor, dan berpegangan erat, pada perut Rasya. Dan Rasya, langsung melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi.

Terdengar suara - suara, yang membuat bulu kuduk Intan berdiri. Suara yang terlihat dengan jelas, Intan menyembunyikan wajah nya, di punggung Rasya.

Saat berkendara, angin bertiup kencang, tahu kekasih nya ketakutan. Rasya, mengusap punggung tangan Intan, hingga motor pun, keluar dari jalur hutan dan kini berada di sebuah jalanan yang kanan kiri tebing.

"Abang, kok lewat sini?" tanya Intan.

"Maaf sayang, kalau kita ambil jalur tadi, bahaya untuk berkendara di jam - jam segini. Kita harus, keluar dari hutan." jawab Rasya.

"Kalau Abang tahu, kenapa saya ajak Abang kesana?" ucap Intan.

"Maaf yank, tadi Abang lupa waktu. Kan tahu sendiri, Abang kangen sama kamu, makan nya Abang tidak mau kita cepat pulang."

"Sama." ucap Intan semakin memeluk tubuh Rasya.

Kedua nya, sampai di rumah dinas. Intan turun dari motor nya, Rasya merapikan anak rambut yang mengenai wajah nya.

"Abang mau langsung pulang? "tanya Intan.

"Iya, Abang mau langsung pulang. Nanti, kalau libur lagi, pas sama - sama. Kita jalan - jalan." jawab Rasya.

"Ok deh." ucap Intan.

"Uang jajan nya ada nggak?"

"Hah.. apa?" uang jajan nya masih nggak?"

"Nggak Bang, jangan kasih. Masih ada kok."

"Yakin?"

"Iya yakin."

"Ok deh, Abang pulang dulu ya."

"Iya Bang, hati - hati."

*****

"Ceile, yang CLBK sama mantan." sindir Ike.

"Siapa yang CLBK? nggak kok. Sok tahu, kalau tidak tahu nggak usah bicara." ucap Intan.

"Sudahlah, bukan rahasia umum lagi. Kamu itu banyak pacar nya, eh satu yang masih bertahan."

"Apa kata kamu saja." ucap Intan.

Saat masuk, Nike tersenyum ke arah Intan. Kedua nya, duduk saling berhadapan. Intan, mengambil bantal nya, untuk di dekap dengan dagu menempel pada bantal.

"Gimana - gimana? seharian kamu jalan, sama Bang Rasya?" tanya Nike.

"Seru, romantis banget. Apalagi boncengan, sambil peluk dia. Waktu di sana, ih.. romantis deh nggak bisa di ungkapan secara kata - kata."

"Aduh, kok saya jadi ngiri ya sama kamu. Nggak kayak Bang Miko, betul kata kamu. Kalau tanya, tidak berujung."

"Hahahaha.. tahu kan, tapi percaya deh dia orang nya setia."

"Iya, betul. Saya nyaman sama Bang Miko, maaf Intan." ucap Nike.

"Nggak usah, minta maaf. Sekarang kan buat saya, Bang Miko itu adalah mantan saya. Dan sekarang, saya kekasih nya Bang Rasya. Yang berlalu biarlah berlalu, jangan pernah untuk di ungkit lagi, sama saya." ucap Intan.

"Kalau begini kan, saya lega. Tidak kepikiran merasa, sangat bersalah."

"Nggak kok, eh saya mau cerita seram." ucap Intan.

"Cerita seram gimana?" tanya Nike, penasaran.

"Kamu harus tahu, saat tadi pulang, di hutan mendengar suara aneh loh, bahkan angin tiba - tiba bertiup kencang. Dan kata Bang Rasya, harus segera pulang, dan setelah keluar dari hutan, hilang suaranya."

"Binatang buas kali." ucap Nike.

"Tidak tahu, binatang buas atau bukan. Dan Bang Rasya pun langsung mengemudi motor nya dengan kencang."

"Aduh, seram banget ya."

"Iya, seram banget."

*****

"Ini ibu nak." ucap Ibu Diah, ibu dari Intan.

"Ibu, kirain Bapak. Gimana bu, kabarnya sehat?" ucap Intan melalui sambungan telepon nya.

"Ibu hanya, ingin kasih kabar kamu, kalau Bapak sedang sakit."

"Ya Allah Ibu, sakit apa bapak nya bu?"

"Bapak, komplikasi nak. Ini Bapak sedang dirawat, di rumah sakit Harapan kita. Ibu harus menunggu Bapak, karena tidak ada lagi, yang menunggu bapak disini."

"Bapak komplikasi, sudah lama bu?" tanya Intan penasaran.

"Ibu juga baru tahu nak,saat tahu dari dokter, bapak komplikasi, Ibu sedih mendengar nya, apalagi penyakit nya, tambah parah." ucap Ibu Diah.

"Intan, nggak bisa pulang bu, uang untuk beli tiket pesawat nya kan mahal, jadi gimana Bu?"

"Ya sudah, nggak apa - apa, kamu doa kan Bapak, semoga cepat di angkat penyakit nya."

.

.

.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***