"Abang kenapa sih, nggak kasih kabar kalau mau kesini?" tanya Intan saat mereka ada di sebuah rumah makan.
"Abang sudah niat kasih kejutan sama kamu, pas di bandara suruh jemput. Eh ponsel nya malah nggak aktif, yaudah modal alamat yang kamu kasih, jadi Abang kesini. Akhirnya ketemu deh, ternyata pacar online Abang itu cantik nya, masya Allah sesuai dengan nama nya Intan." ucap Rasya sambil mencubit hidung Intan yang mancung.
"Abang berapa hari disini?"
"Abang besok sudah pulang lagi, hanya ingin ketemu sama kamu saja."
"Abang jauh - jauh, demi Intan belain kesini."
"Kan Abang serius sama kamu, Abang berniat mengajak kamu selesai kuliah nanti."
"Abang ngajak saya nikah?"
"Iya, Abang kesini itu, ingin mengatakan ini. Karena Abang sudah yakin, kamu itu pilihan hati Abang."
"Aduh, gimana ini. Bang Putra mengajak menikah, Bang Rasya juga sama. Saya kira, ini orang nggak serius, ternyata serius. Haduh, gimana ini." ucap Intan dalam hati nya.
"Intan, gimana?"
"Oh itu, anu gimana ya jawab nya."
"Abang ngerti kok, mungkin ini terlalu terburu - buru. Tapi Abang serius, tidak main - main. Nanti setelah kamu selesai wisuda, Abang ingin bertemu sama orang tua kamu."
"Iya Bang, saya mau." ucap Intan.
"Abang senang, akhirnya kamu mau menikah sama Abang."
****
Rasya dan Intan menikmati malam di kota T, dimana Intan tinggal. Rasya dan Intan, tidak lupa meninggalkan momen romantis mereka, dengan berphoto berdua. Bahkan Rasya memberikan ciuman pertama nya, untuk Intan di bibir nya.
"Abang sayang sama kamu." ucap Rasya. sambil membelai pipi kiri Intan, dan di kecup nya lagi.
"Intan juga sayang sama Abang." ucap Intan sambil memegang wajah Rasya.
Mereka kini berada di sebuah taman, yang sepi dan jauh dari pengunjung. Mereka duduk di bawah pohon, yang jauh dari sorot lampu taman. Sehingga mereka berdua, tidak ada yang melihat kalau kedua nya sedang melakukan adegan tersebut.
"Bang."
"Kenapa sayang?"
"Intan ini, bukan anak orang kaya. Intan hanya anak. seorang tukang sapu jalanan, dan ibu adalah pencari limbah plastik."
"Sssst... tidak boleh bicara seperti itu, orang tua Abang tidak pernah memandang siapa, dan pekerjaan apa orang tua nya. Karena Abang itu mencintai kamu, dengan tulus bukan mencintai kamu karena profesi kamu dan orang tua."
"Makasih Bang, kalau begini saya kan tenang, takut nya karena latar belakang keluarga Abang tidak mau menerima saya."
"Nggak lah sayang, nggak boleh bicara begitu." ucap Rasya langsung menarik tubuh Intan dalam pelukan nya.
*****
"Kok ponsel nya, Intan tidak aktif." ucap Miko saat turun gunung.
Miko pun mencoba menghubungi nya kembali, tapi tidak juga aktif. Hingga mengirim kan sebuah pesan, dan hanya centang satu.
"Kemana tuh cewek? di bilangin kalau ada apa - apa, kasih tahu saya. Walau ponsel tidak aktif, harus kasih tahu dulu, ponsel tidak aktif." ucap Miko kesal.
****
"Intan..." panggil Nike dari luar.
Tok.. tok...
"Iya, jangan kencang - kencang, saya dengar kok." ucap Intan langsung membuka pintu nya, dan Nike langsung masuk.
"Intan, itu siapa?" tunjuk Nike saat masuk, melihat tempat tidur nya, di tiduri seorang laki - laki.
"Bang Rasya." ucap Intan.
"Cowok kamu yang kenal di Aplikasi kencan itu?"
"Iya."
Nike langsung menarik tangan Intan keluar, dan mendudukkan Intan di kursi depan kamar mereka.
"Kamu sadar nggak sih, datang nya dia itu kesini. Berarti dia itu, serius sama kamu, kalau sudah begini gimana hayo?"
"Dia datang melamar saya, setelah wisuda baru resmi nya."
"Nah loh, berarti itu cowok serius. Jadi gimana sama Bant Putra, kamu tahu kan dua cowok Intan, dua cowok ngajak kamu serius."
"Terus? "
"Kamu terima dia kan?"
"Iya."
"Astaga...!!! sumpah saya tidak menyangka. Asli, saya tidak menyangka."
"Terus gimana dong? masa saya tolak. Dia datang jauh - jauh, kalau saya tolak dia kecewa."
"Masih mending kecewa sekarang, dari pada kecewa nanti. Kamu itu, dari kemarin saya bilang, sudah yang dua itu putuskan saja. Kamu fokus sama Bang Putra, nah loh kamu tahu kan, sekarang dia datang."
"Jadi gimana?"
"Jadi gimana, ya kamu selesai kan. Saya tidak bisa bantu kamu." ucap Nike.
"Kamu kan bilang, siapa yang duluan melamar kamu, dia yang akan jadi suami kamu." ucap Nike kembali.
****
Rasya membuka kedua mata nya, terlihat pintu terbuka sedikit. Rasya bangun, mendengar Intan yang sedang berbicara dengan seseorang.
"Intan." panggil Rasya pelan, dengan suara khas orang bangun tidur.
"Eh Bang Rasya, Abang sudah bangun." ucap Intan, dan Rasya tersenyum pada Nike.
"Bang ini, teman satu kamar saya Nike." ucap Intan mengenalkan Rasya pada Nike.
"Nike."
"Rasya." ucap Rasya sambil bersalaman.
"Maaf ya, tadi saya tidur disini. Sore juga saya pulang kok, dapat nya penerbangan malam."
"Nggak apa - apa Bang, pakai saja. Kebetulan pas banget, kesini weekend, saya sering pulang."
"Oh gitu ya."
"Abang mau makan dulu?"
"Boleh, Nike makan sekalian nanti di pesan kan." tawar Rasya.
"Tidak usah Bang, makasih." tolak Nike.
"Abang mau makan apa?"
"Pesan kan saja di aplikasi, sekalian buat kamu dan Nike mau pesan apa."
"Belikan cemilan saja ya, sama peralatan mandi sudah habis." ucap Intan.
"Ya udah tinggal sekalian saja pesannya."
"Makasih Abang sayang."
****
Rasya sedang bersiap - siap untuk pulang, Intan hanya menatap pacar nya yang sedang memakai seragam nya. Intan pun lalu bagun, dan membantu memakai kan nya.
"Disana, hati - hati Bang, jaga kesehatan."
"Iya sayang, kamu juga di sini jaga kesehatan ya. " ucap Rasya dengan menarik pinggang Intan, dan kini mereka saling berpelukan.
"Abang tuh, kurang rasanya bertemu kamu sebentar. Abang tidak bisa kesini tiap minggu, kalau hanya jarak antar kota, mungkin Abang akan sering kesini, ini sih antar pulau."
"Kan masih bisa komunikasi Bang, jaman sekarang itu tidak susah, semua nya gampang." ucap Intan langsung melonggarkan pelukan nya.
"Boleh Abang cium kamu, buat perpisahan?
" Kenapa ijin? kemarin main nyosor saja."
"Oh iya ya, Abang lupa." ucap Rasya langsung mencium bibir Intan.
Intan mengalungkan kedua tangan nya di leher Rasya, dengan berjinjit karena Rasya lebih tinggi dari nya. Kedua nya, saling berbalas ciuman.
"Makasih sayang."
"Sama - sama Bang, kalau gitu kita ke bandara sekarang, takut ketinggalan pesawat."
"Iya, oh iya ini buat jajan kamu." ucap Rasya sambil mengeluarkan uang lembaran warna merah sebanyak sepuluh lembar.
"Nggak usah Bang, disini Abang sudah jajanin Intan banyak."tolak Intan.
"Nggak apa - apa, ini buat kamu.Terima ya, nanti Abang kesini lagi saat kamu wisuda."
"Makasih banyak Bang."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
𝙃𝙄𝘼𝙏𝙐𝙎
nh loh mmps si miko itu koko satu anggkatn sama mrk betiga tihati loh tan
2023-05-06
1
Tri Tree R
kok disini sifat intan jelek ya..😊
2023-03-24
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
semuanya mau 🤣...jadi apa ni cewek nanti
2023-03-19
2