Intan masih duduk di seberang Pos, malam semakin larut, dengan tubuh menggigil Intan tetap duduk menunggu Putra, Miko dan Rasya.
Fadil lalu menghampiri lagi Intan, terlihat sudah wajah lemah nya, membuat Fadil tidak tega melihat nya.
"Mba pulang ya, saya antar ke atas."
"Saya ingin bertemu mereka Bang, kalau sudah ketemu saya baru pergi."
"Tapi mereka tidak mau bertemu, salah satu saja tidak."
"Mungkin karena saya salah, saya paham. Tapi ini lebih penting, tolong untuk usahakan."
Fadil melihat, wajah lelah Intan, bahkan terlihat sangat pucat. Fadil lalu bangun dari duduk jongkok nya, dan pergi kembali meninggal kan Intan.
"Bang, saya akan tunggu sampai pagi."
Fadil diam tidak bisa berkata apa - apa lagi, dari jauh ada beberapa orang memanggil nama intan. Pak Jaka, Seno, Adli, Anton dan Nike.
"Intan...!!! " ucap Nike, langsung berlari memeluk tubuh Intan.
"Kamu dicari seharian, ternyata duduk disini. Kamu itu sudah buat, kita semua merasa khawatir." ucap Nike.
"Intan...!!! kamu itu sudah buat orang panik, ternyata kamu enak - enak an duduk di sini." ucap Pak Jaka.
"Kamu harus tahu Intan, sahabat kamu itu sehari stress mencari kamu, eh ternyata ada disini." ucap Seno.
"Maafkan saya, kalau saya membuat kalian cemas. Saya hanya ingin mengembalikan ini, yang bukan hak saya." ucap Intan.
"Kamu mengembalikan apa?" tanya Pak Jaka.
"Uang Pak, yang bukan hak saya." jawab Intan.
"Kamu kenapa, tidak transfer saja sih? jaman sudah canggih masih di buat susah." ucap Nike.
"Saya hanya ingin, menjelaskan semua nya, minta maaf kalau itu bisa." ucap Intan yang sudah sedikit sesak, karena lelah dan dingin.
*****
"Lihat di depan, apa tidak kasihan." ucap Fadil.
"Ngapain sih Bang, kasihani cewek model begitu." ucap Miko.
"Kamu lihat, dia duduk disana menunggu kalian sampai pagi. Saya lihat, wajah nya pucat, dia capek."
"Sudahlah, kamu peduli banget sama penipu seperti dia. Jangan tertipu, sama penampilan dan mimik wajah nya. Dia itu berusaha, menggoda kamu." ucap Putra.
"Dia tidak menggoda atau menipu, dia asli saya yakin. Kalau dia bohong, atau mengerjai kita tidak seperti ini. Makan nya, kalian lihat sendiri ke depan." ucap Fadil.
Rasya lalu pergi keluar, dengan memakai jaket tebal. Dan Fadil, mengikuti langkah Rasya.
"Dia mau menemui perempuan itu?" ucap Miko.
"Sudahlah, saya capek. Mau tidur." ucap Putra.
Rasya berjalan setengah berlari, mendekati Intan yang masih duduk di atas trotoar. Intan tersenyum, saat Rasya mendekati nya.
"Katakan, apa yang membuat kamu terus disini?" tanya Rasya.
"Kalau untuk minta maaf, saya tidak akan maafkan kamu. Saya sudah sangat kecewa sama kamu, sekarang saya kasih waktu kamu 5 menit disini. Setelah itu, kamu pergi dan jangan datang kesini lagi."
"Kamu kalau bicara sama perempuan itu yang lembut, jangan kasar seperti itu." ucap Nike.
"Kamu diam saja, saya itu bicara sama dia." ucap Rasya.
"Saya hanya ingin mengembalikan, uang yang pernah di berikan sama saya." ucap Intan.
"Uang apa?" tanya Rasya.
"Abang kan jajanin saya, selama ini saya hitung, habis berapa. Ini tabungan saya, untuk mengembalikan uang nya Abang, ada uang 5 juta milik Bang Miko, dan uang 30 juta milik Bang Putra. Selama ini, saya tidak memakai uang nya, karena saya sudah memikirkan kalau seperti ini akan terjadi." ucap Intan menjelaskan.
"Ini, di dalam kantung plastik, ada 3 amplop." Intan menyerahkan, jantung plastik pada Rasya, dan Rasya menerima kantung plastik berisi, uang.
"Padahal Abang, ikhlas memberikan itu."
"Nggak Bang, saya tidak mau memakan uang haram. Kalian ikhlas memberikan, tapi setelah tahu saya seperti ini, pasti di belakang kalian akan bilang, rugi banyak sudah memberikan uang dengan nominal yang besar."
"Intan, sudahkan. Kita pulang, saya tidak tega lihat kamu." ucap Pak Jaka.
"Saya pamit Bang, maafkan saya." ucap Intan lalu bangun, dan pulang bersama teman - teman nya.
"Intan!!" ucap Nike panik, saat Intan langsung duduk bersimpuh di tanah dengan memegang dada nya.
"Intan, kamu kenapa bilang punya asma. Kalau kambuh begini, kita semua jadi panik. Sudah tahu punya penyakit, kamu pergi tanpa kabar. Kalau kamu, terjadi sesuatu gimana." ucap Pak Jaka.
Rasya langsung mendekat, dan mengeluarkan semua isi tas Intan. Dan langsung memberikan inhaler pada Intan.
"Jangan bilang, kamu sengaja untuk mencari perhatian saya." ucap Rasya.
"Kalau saya mati sekarang, saya sudah tenang. Meminta maaf, dan mengembalikan uang nya." ucap Intan.
****
"Ini uang kamu, 5 juta dan ini uang Abang 30 juta." ucap Rasya memberikan masing - masing pada Putra dan Miko.
"Dia tidak memakai nya?" ucap Putra.
"Iya, kalau perempuan yang benar - benar nakal, tidak akan mengembalikan nya. Atau dia jangan - jangan berhutang." ucap Miko.
"Dia tidak berhutang, dia tidak pergi sendiri. Ada saksi, kita bisa tanya kalau perlu." ucap Rasya.
"Dan kamu, di ganti juga?" tanya Miko.
"Iya, sesuai dia menerima jajan dari saya." jawab Rasya.
"Berarti, dia selama ini di hitung dan di catat." ucap Miko.
"Jelas itu." ucap Rasya.
*****
"Kamu itu, buat semua orang panik. Jangan caper kamu, mentang - mentang pacar nya Tentara." ucap Bela.
"Kamu bisa diam nggak sih? jangan ngoceh terus kayak burung." ucap Nike.
"Nike, emang fakta. Kamu itu membela, harus pikir dulu pakai otak." ucap Ike.
"Benar, sudah salah masih ngotot lagi." ucap Vita.
"Eh, kalian itu tidak tahu apa - apa, nggak usah ikut komentar deh, mending kalian pergi keluar cari angin segar, biar otak kalian nggak karatan."
"Ih.. dasar." ucap Ike kesal.
"Sudah - sudah, lebih baik kita mengerjakan tugas kita hari ketemu anak - anak." ucap Bela.
"Makasih ya, kamu sudah mengkhawatirkan saya." ucap Intan.
"Tapi kamu lega kan?" tanya Nike.
"Iya saya lega, mengembalikan semua nya. Dan memang saya yang salah, mereka sudah tidak mau menemui saya lagi, ya wajar." jawab Intan.
"Semoga ini bisa jadi pelajaran buat kamu."
"Iya, ini menyadarkan saya. Sudah melepaskan begitu saja, pria yang baik dan serius. Jarang menemukan pria seperti mereka, saya salah. Saya menyesal, tapi mau gimana lagi, nasi sudah menjadi bubur."
****
"Sini di nilai dulu." ucap Intan, saat sedang mengajar.
Anak - anak, semua nya mendekat, dan memberikan hasil tulisan nya yang di nilai oleh Intan.
"Nanti , kalian belajar di rumah. Cara menulis latin ya, dan pelajari. Antonim dan Sinonim itu apa saja, besok kakak akan tanya satu - satu." ucap Intan.
"Baik Kak." ucap serentak siswa siswi.
"Kalau begitu, kalian rapihkan tas nya. Sebelum pulang, kita berdoa sesuai keyakinan masing - masing.
Setelah selesai mengajar, Intan keluar dari kelas dan berjalan ke arah ruang guru.Saat Intan keluar, terlihat Putra sedang tertawa bersama Delima.
Intan tersenyum sendu, Putra melirik ke arah Intan sebentar dan mengalihkan kembali ke arah Delima.
****
" Intan,turun ke bawah yuk." ajak Anton.
"Ngapain?" tanya Intan.
"Kita volly melawan Tentara,yuk kamu dukung kita."
"Pemain dari sini siapa - siapa?"
"Saya,seno,Adli,Pak Jaka, Pak Husen, terus siapa lagi ada lah."
"Nanti saya menyusul saja."
"Yaudah,nanti menyusul ya soalnya Nike juga sudah di bawah."
"Iya,sebentar lagi."
"Di tunggu."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Nurmila Karyadi
nah kan semoga intan bisa berubah jdi baik,kasian juga sih
2023-03-14
0
Linda Anggel
next ka
2023-03-09
1
Nabil abshor
Aku tidak membenarkan apa pun yang kamu lakukan intan, dan dengan mengenbalikan apa yg tdk hrs jd hak mu itu sudah lebih baik. 😔😔 stiap baca novel ini sepeti aku membaca ceritaku sndiri dulu. dan ketahuilah intan,Allah sudah memberikan jodoh yang terbaik untukmu kelak. untuk sekarang,cobalah tegar dan kuat. apa pun yg terjadi kedapannya,berusahalah untuk tetap kuat. aku yakin ku bisa. jika salah satu dr mereka jodohmu,yakinlah suatu saat pasti disatukan. disatukan author pastinya.. weekkkekekeekeeek,,,,, 😁😁✌️✌️
2023-03-09
4