Rindu

Di saat Andromeda dan mbak Bun sarapan bersama di meja makan, Bintang muncul sambil berkata, "Kakak ipar, apa boleh aku mencicipi masakan kamu? Aku tadi lewat di depan paviliun Kakak ipar dan aku mencium wangi masakan yang menggoda selera"

Ah! Syukurlah kalau adik iparku ternyata tulus menyayangiku. Andromeda membatin sambil mengulas senyum bahagia.

"Boleh, Dek. Tentu saja boleh. Ayo duduk sini di sebelah Kakak. Kakak akan ambil sup dan nasinya. Sebentar" Andromeda langsung bangkit berdiri dan berlari kecil menuju ke dapur.

Bintang sontak melotot ke mbak Bun dan menggeram, "Kenapa kau masih di sini, hah?! Pergi sana ke dapur! Aku tidak suka makan satu meja dengan seorang pelayan, cih!"

"Ini paviliun Nyonya muda saya. Yang menggaji saya Tuan muda. Saya hanya akan menuruti perintah Nyonya muda dan Tuan muda" Sahut Mbak Bun tanpa rasa takut.

"Kau.......,"

"Ini, Dek. Ayo dicicipi. Semoga Dek Bintang cocok dengan masakannya Kakak, ya dan terima kasih udah mau mampir di sini" Andromeda menatap adik iparnya dengan senyum tulus.

Bintang hanya diam, lalu gadis muda berwajah manis, tapi jutek itu menunduk untuk mencicipi sup ayam bikinannya Andromeda.

Mbak Bun mulai mengerutkan alisnya saat ia melihat gelagat tidak baik dari gadis yang bernama Bintang itu.

Apa yang akan dia lakukan pada Mbak Meda? Kenapa bocah sombong ini menyeringai seperti aneh seperti itu. Batin Mbak Bun.

Tiba-tiba Bintang membanting sendok di atas meja dan Andromeda sontak menoleh kaget ke Bintang, "Ada apa, Dek? Supnya masih panas, ya? Biar Kakak tiupkan, ya"

Bintang langsung mengangkat mangkuk sup sambil berkata, 'Nggak usah! Makanan orang kampung rendahan macam kalian ini, tidak cocok untuk aku makan. Makan sampah ini sama sekali bukan seleraku, cih!" Bintang kemudian bangkit berdiri dan mendorong kasar kursi makan sampai kursi tersebut terjungkal ke belakang.

Mbak Bun dan Andormeda tersentak kaget dan refleks kedua wanita itu bangkit berdiri lalu menatap Bintang dengan wajah penuh tanda tanya.

"Apa?! Kenapa kalian semua melotot melihatku, hah?! Turunkan mata kalian, cih! Berani benar kalian melotot sama pewaris Grup Zayyan, hah?!" Bintang yang masih memegang mangkuk berisi sup melotot ke Andormeda lalu ke mbak Bun dengan wajah merah padam penuh amarah yang nggak jelas.

Andromeda menyentuh bahu Bintang dengan hati-hati sambil berkata "Maafkan Kakak kalau masakan Kakak nggak enak. Dek Bintang bilang saja apa makanan kesukaannya Dek Bintang, Kakak akan masakan dan .............. blub!" Andromeda sontak menghentikan ucapannya dan gelagapan saat Bintang menumpahkan sup ayam di atas kepalanya Andromeda.

Mbak Bun sontak berteriak kaget, "Non! Kenapa Non melakukan itu? Mbak Meda adalah Kakak iparnya, Non. Apa Non nggak takut kualat dan ......"

"Diam kamu! Kalau kamu ceriwis dan ikut campur, aku akan meminta Mama memecat kamu saat ini juga!!!!" Bintang menoleh tajam ke mbak Bun sambil melemparkan mangkuk ke atas meja makan dan untung saja mangkuk itu sangat tebal, jadi meskipun dilempar keras di atas meja makan, mangkuk itu tidak pecah.

Andromeda meraup wajahnya yang terkena kuah sup dan menggelengkan kepalanya ke mbak Bun sebagai kode untuk mbak Bun agar Mbak Bun diam saja karena Andromeda tidak ingin mbak Bun ikut terkena imbas dari amarahnya Bintang yang tidak jelas apa alasannya.

Bintang kemudian menoleh tajam ke Andromeda dan berkata, "Aku tidak menyukai kamu Kakak ipar. Aku terpaksa bersandiwara menyukai kamu di depan Kak Gala. Tapi, kak Gala tidak ada saat ini. Jadi, untuk apa aku bersandiwara lagi. Aku pulang dan tidak akan menginjakkan kakiku di sini lagi, cih! Dan jangan dekat-dekat denganku. Aku tidak suka didekati orang dari kelas rendahan macam kalian, cih!" Bintang kemudian berbalik badan dengan cepat dan pergi meninggalkan paviliunnya Galaksi dengan langkah lebar yang angkuh

Mbak Bun langsung berlari dan memeluk Andromeda yang tengah terduduk lemas di kursi makan menangis terisak di sana.

Mbak Bun kemudian memapah Andromeda ke kamar sambil berkata, "Mbak Meda mandi saja! Saya akan bereskan meja makan"

"Makasih, Mbak" Andromeda menoleh ke mbak Bun dengan senyum manisnya.

Mbak Bun melangkah kembali ke ruang makan sambil bergumam, "Baru kali ini aku masuk ke ruang istana keluarga Zayyan. Aku sungguh-sungguh syok. Ternyata di istana ini tinggal dua nenek sihir yang sangat jelek dan kejam. Aku harus bagaimana ke depannya? Aku sudah berjanji sama Mbak Meda untuk diam. Tapi, kalau aku diam saja, lama-lama aku bisa gila juga, nih"

Di sore hari, Andormeda kembali memasak di dapur. Dia memasak bestik ayam untuk makan malam dan sarapan besok. Dia memasak untuk dirinya dan mbak Bun

Mbak Bun menemani Andromeda memasak dalam kesunyian karena Andromeda sedang tidak ingin mengobrol dan mbak Bun menghargainya.

Andromeda kemudian menoleh ke mbak Bun saat ia menemukan pisang kepok.

"Hehehehehe, itu pisang kepok hasil dari kebun di kampung, Mbak. Saya membawanya kemarin dari kampung" Sahut Mbak Bun.

"Kalau begitu, kita bikin pisang goreng cokelat keju, yuk! Boleh, Mbak?"

"Boleh. Saya bawa pisang kepok itu juga untuk Mbak Meda dan Tuan muda" Sahut mbak Bun.

"Terima kasih, Mbak"

Setelah selesai membuat pisang goreng cokelat keju, Andromeda menata beberapa pisang goreng hasil kreasinya di wadah makanan sambil berkata, "Saya ke rumah utama sebentar, ya, Mbak"

"Untuk apa, Mbak Meda ke sana?"

"Saya ingin Mama mertua dan adik ipar saya mencicipi pisang goreng cokelat keju bikinan saya ini" Andromeda langsung memeluk wadah makanan yang berisi pisang goreng hasil kreasinya dan berbalik badan kemudian berlari kecil meninggalkan mbak Bun sebelum mbak Bun mencegahnya.

Mbak Bun sontak berlari kecil menyusul Andromeda karena ia tidak ingin sesuatu yang lebih buruk menimpa Andromeda.

Namun, di tengah jalan mbak Bun menautkan alisnya dan bertanya, "Kok, sudah kembali, Mbak? Apa Nyonya besar dan Nona Bintang mau menerima pisang goreng cokelat kejunya?"

"Nggak tahu, Mbak. Saya menitipkan pisang goreng bikinan saya ke kepala rumah tangga yang bernama Mbak Sum. Semoga Mama dan Bintang menyukainya. Ayo kita balik ke paviliun dan makan malam bareng, Mbak" Andromeda merangkul mbak Bun dan mengajak mbak Bun melangkah bersama ke paviliun A.

Mbak Sum menghidangkan pisang goreng pemberian dari Andromeda di atas meja makan tanpa mengatakan kalau pisang goreng tersebut dari Andromeda.

Mamanya Galaksi dan Bintang menyukai pisang goreng itu. Mereka bahkan membawa pisang goreng itu ke ruang keluarga untuk mereka nikmati sebagai camilan sambil menonton televisi.

Mbak Sum menunggu pisang goreng tersebut habis tak ada sisa dan barulah Mbak Sum bertanya, "Apa pisang goreng cokelat kejunya enak, Nyonya, Non?"

Bintang mengacungkan ibu jari dan berkata, "Enak banget. Aku suka"

Mawar menoleh ke asisten rumah tangga kepercayaannya dengan senyum dan berkata, "Hmm. Enak banget. Aku setuju sama penilaiannya Bintang. Besok kau suruh chef Tina membuatnya lagi. Aku dan Bintang sangat suka"

"Tepi, pisang goreng cokelat keju tadi bukan dari chef Tina" Sahut Mbak Sum.

"Oh! Kamu beli di luar tadi? Kalau begitu besok kamu beli lagi yang sama" Sahut Mawar.

"Saya juga tidak membelinya di luar, Nyonya" Sahut Mbak Sum.

"Lalu?" Mawar mulai menautkan kedua alisnya.

Mbak Sum langsung berkata, "Pisang goreng cokelat keju tadi dari Nyonya muda Andromeda. Kalau Nyonya besar dan Nona Bintang menyukainya, saya akan bilang ke Nyonya muda Andromeda untuk membuatnya lagi besok"

"Hah?!" Mawar dan Bintang sontak mendelik kaget ke mabk Sum.

"Saya akan ke paviliun A sekarang juga dan ......."

"Nggak usah!" Pekik Mawar dan Bintang secara bersamaan.

"Baik" Sahut Mbak Sum sambil menundukkan wajahnya.

Mbak Bun kemudian diajak Andromeda menonton televisi di ruang keluarga sambil menikmati pisang goreng cokelat keju.

"Ini enak banget. Mbak Meda sangat pinter bikin camilan. Kering tempe dan kering kentangnya juga enak banget kemarin pas saya cicipi" Ucap mbak Bun dengan mulut penuh pisang goreng cokelat keju.

Andromeda tersenyum senang dan berkata, "Syukurlah kalau enak. Semoga Mama mertua dan adik ipar juga menyukainya"

"Saya rasa mereka akan sangat menyukainya. Cuma sayang aja makanan seenak dan semanis ini dinikmati sama dua nenek sihir yang jahatin itu" Sahut mbak Bun.

Andromeda langsung menepuk pelan bahu mabk Bun dan berkata, "Mbak Bun nggak boleh bilang begitu. Nggak baik ngatain orang"

"Ah! Iya, Mbak. Maafkan saya" Sahut Mbak Bun.

Keesokan harinya, di jam empat dini hari, Andromeda dibangunkan dengan adanya bunyi dering telepon genggam yang sangat nyaring.

Wanita cantik itu langsung bangun, bersandar di ranjang sambil menggeser layar telepon genggamnya. "Mas! Sudah sampai di Jerman, ya?"

"Iya. Baru saja aku masuk ke dalam hotel dan aku langsung merindukanmu. Maaf kalau aku membangunkan kamu, Sayang"

"Aku justru senang kamu bangunkan, Mas. Aku dari kemarin menunggu telepon kamu" Andromeda merona malu dan mengulas senyum manis di wajah cantiknya.

"Ah! Kenapa kamu memasang wajah seimut itu? Aku tersiksa, nih" Galaksi langsung mengerucutkan bibirnya.

Andromeda sontak tertawa lepas. Semua sakit fisik maupun perih di hatinya yang kemarin ia rasakan, seketika lenyap. Dia bahagia saat ini bisa mengobrol dan bercanda dengan suami tercintanya.

"Tunggu sebentar! Kenapa kau lepas kalung pemberian dariku? Kamu tidak menyukainya?"

Andromeda seketika membeku. Dia tidak terbiasa berbohong, namun tidak juga tidak ingin mengatakan ke Galaksi kalau mama mertuanya meminta kalungnya dengan paksa.

"Apa kau menghilangkannya secara tidak sengaja?"

Andromeda tidak bisa berkata apa-apa, namun air matanya keluar tanpa bisa ia kendalikan.

Galaksi terkejut melihat istri tercintanya tiba,-tiba menangis dan pria tampan itu langsung berkata, "Kalau hilang, ya, suda nggak usah menangis, Sayang. Aku akan belikan lagi sepulang dari Jerman. Aku akan ajak kamu, jadi kamu bisa memilih sendiri kalung yang kamu sukai"

Andromeda langsung mengusap air matanya dan segera berkata sambil menggelengkan kepala" Maafkan aku, Mas. Aku tidak sadar menangis di depan kamu. Nggak usah belikan apa-apa lagi untukku, Mas. Aku hanya ingin kamu. Aku nggak ingin apa-apa lagi"

Galaksi langsung berkata, "Ah! Kenapa aku harus berada di Jerman saat ini. Aku ingin sekali memeluk kamu saat ini"

Andromeda tersenyum, lalu wanita cantik itu bertanya, "Mas, apa aku boleh pergi keluar berbelanja sama mbak Bun?"

"Boleh. Kamu nggak bisa nyetir mobil,kan? Biar pak Slamet anter kamu"

"Terima kasih, Mas"

"Di antara kita nggak perlu ada kata terima kasih, Sayang" Galaksi tersenyum penuh cinta menatap istri tercintanya itu.

Terpopuler

Comments

Rahma AR

Rahma AR

semangat

2023-03-26

0

TK

TK

bunga untuk Thor 🌷

2023-03-20

1

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

lanjut❤️❤️❤️

2023-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!