Isak Tangis

Karena gugup makan di depan bos tampan yang juga sekaligus pacarnya, Andromeda makan supnya dengan tergesa-gesa dan hadis cantik itu sontak memekik, "Aduh! Panas"

Galaksi terlonjak kaget dan pria tampan itu langsung bangkit berdiri, membungkukkan badan untuk meniup bibirnya Andromeda.

Kedua sejoli itu kemudian bersitatap dan saat Galaksi semakin menundukkan wajahnya ingin mencium Andromeda, gadis itu menahan dada Galaksi sambil berkata, "Mas, banyak orang di sini. Mas, mau apa?"

Cup! Galaksi mencium kening Andromeda, lalu menegakkan badan dan duduk kembali di kursinya sambil berkata, "Kalau makan hati-hati. Kenapa nggak ditiup dulu supnya. Kamu melamun, ya?"

"Nggak"

"Aku akan suapi kamu. Aaaaa!"

"Aku bisa makan sendiri, Mas"

"Buka mulut dan nurut sama aku, atau aku akan nekat mencium bibir kamu saat ini juga"

Andromeda tersentak kaget dan langsung membuka mulutnya.

Sesampainya di kantor, Galaksi langsung mencium pucuk kepala kekasihnya dan dengan berat hati ia meninggalkan Andromeda untuk rapat di luar kantor.

Andromeda sendirian di dalam kantor sepeninggalnya Galaksi dan gadis cantik itu langsung menenggelamkan diri di dalam pekerjaannya.

Dua jam berlalu dan Andromeda yang masih asyik bekerja di depan layar laptopnya tersentak kaget saat ia mendengar bunyi dering telepon genggamnya sendiri.

"Halo? Ya, Mas, ada apa?"

"Aku mendadak harus terbang ke Jepang. Maaf nggak kasih kabar dulu ke kamu. Ini serius dadakan. Udah dulu, ya, aku akan telepon kamu lagi kalau aku sudah sampai di Jepang"

"Iya, Mas. Tapi, Mas, apa Mas bisa........"

Tut,tut, tut, Andromeda menghela napas panjang saat ia mendengar bunyi itu. Galaksi telah mematikan panggilan telepon sebelum gadis itu menyelesaikan kalimatnya.

"Sebenarnya aku pengen bilang ke Mas kalau aku pengen Mas menemui Aurora dan aku nitip salam untuk Aurora, Paman, dan Kibar. Tapi, kok sudah diputus telponnya. Sudahlah, nggak papa. Aku bisa bilang nanti pas Mas Gala meneleponku lagi dan aku bisa kirimkan alamat rumahnya Paman di Jepang via pesan text ke ponselnya Mas Gala nanti"

Andromeda memasukkan kembali telepon genggamnya ke dalam tas dan langsung bangkit berdiri saat ia melihat seorang wanita berumur lima puluhan tahun dan seorang gadis yang tampak seumuran dengannya melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya Galaksi tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Di mana Gala?" Tanya wanita berumur lima puluhan tahun itu"

"Tuan Galaksi terbang ke Jepang baru saja. Maaf, Anda siapa Nyonya? Kenapa Anda main masuk saja ke ruangannya Tuan Gala tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?"

Andromeda yang belum pernah bertemu dengan mamanya Galaksi karena Mamanya Galaksi menang tidak pernah datang mengunjungi kantor anaknya itu, tiada mengetahui kali wanita paruh baya yang masih modis dan cantik itu adalah mama kandungnya Galaksi Zayyan.

"Sudah berapa lama kau menjadi sekretaris pribadinya Galaksi?"

"Tiga tahun lebih beberapa bulan, Nyonya" Sahut Andromeda dengan nada bicara, raut wajah dan sikap yang sangat sopan walaupun dia tidak tahu siapa wanita yang berdiri di depan meja kerjanya itu.

"Pantas saja kamu tidak tahu siapa aku. Aku mamanya Galaksi" Sahut Mawar dengan wajah dingin dan kaku.

Andromeda tersentak kaget dan sontak ia membungkukkan badan sambil berkata, "Maafkan kelancangan saya tadi, Nyonya, saya telah berani menegur Anda. Maafkan saya! Saya tidak tahu kalau Anda adalah Mamanya Tuan Galaksi"

"Lupakan saja! Toh setelah ini kita juga nggak akan bertemu lagi karena kau terlalu sibuk untuk mengunjungi Galaksi. Hanya saja Hari ini kebetulan aku ada waktu longgar dan bertemu dengan calon menantuku ini. Makanya aku ingin ajak Galaksi makan siang di dekat-dekat sini"

Andormeda langsung menegakkan badannya karena kaget dan sontak bergumam, "Calon Istri?"

"Iya. Ini Silvia. Dia lulusan luar negeri dan dai calon Istrinya Galaksi Katakan ke Galaksi kalau dia menelpon kamu. Katakan kalau mamanya dan calon Istrinya datang mengunjungi dia di jam makan siang"

"Baik, Nyonya" Sahut Andromeda dengan nada suara bergetar menahan tangis.

Mamanya Galaksi dan Silvia kemudian berbalik badan dan pergi meninggalkan Andromeda begitu saja tanpa pamit.

Sepeninggalnya mamanya Galaksi, Andromeda terhenyak di kursinya dan gadis cantik itu menitikkan air mata.

Galaksi mendadak pergi ke Jepang karena mendapatkan kabar semua mesin di pabriknya yang ada di Jepang disabotase dan tidak bisa berproduksi lagi. Saingan atau lebih tepatnya dikatakan musuh bisnisnya galaksi menyabotase mesin itu semua dan musuh bisnisnya itu menunggu Galaksi tiba di Jepang untuk ia bunuh.

Galaksi tidak menyadari kalau kepergiannya ke Jepang penuh dengan resiko dan dia tidak tahu kalau mamanya sudah membuat Andromeda menangis sesenggukan sendirian.

"Aku memang bodoh. Terhipnotis oleh ketampanan dan kebaikannya Tuan Gala sehingga aku berkata iya dengan mudahnya. Seharusnya aku tolak saat Tuan Gala menembak aku. Kenapa aku bodoh sekali berpikir kalau Mas Gala tidak memiliki calon Istri. Kenapa aku bodoh sekali berpikir kalau aku ini benar-benar adalah satu-satunya wanita di dalam hidupnya Mas Gala" Andromeda masih menangis sesenggukkan sendirian di balik meja kerjanya.

"Tante, apakah besok kita bisa bertemu dengan Gala dan langsung menikah?" Tanya Silvia.

"Hahahaha, Sayang, sabar, dong. Tante akan bujuk Galaksi besok. Tapi, untuk menikah, perlu waktu dan perlu persiapan yang matang, Sayang" Sahut Mamanya Galaksi dengan senyum manis dan mengelus rambut Silvia.

"Maafkan saya, Tante kalau saya kesannya murahan. Tapi, saya sangat mencintai Galaksi dan ingin segera menikah dengannya" Ucap Silvia sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya. Tante janji kalau secepatnya kalian akan menikah dan Tante akan gelar pesta pernikahan yang sangat mewah" Sahut mamanya Galaksi.

"Tante jangan kecewakan saya!" Sahut Silvia.

"Iya, Sayang. Pasti. Tante nggak akan kecewakan kamu"

Galaksi dan asisten pribadinya yang bernama Herman, mendarat di bandara Internasional yang ada di Jepang dengan selamat dan musuh bisnisnya Galaksi masih membiarkan Galaksi tiba di hotel dengan selamat untuk sejenak mengirup udara kehidupan.

"Aku akan menelepon Meda dan meminta alamat Pamannya yang ada di sini. Aku akan mengunjungi rumah Pamannya dan berkenalan dengan Aurora juga Kibar" Ucap Galaksi sambil menggerakkan ibu jarinya di atas layar telepon genggam super mahalnya.

Galaksi mengernyit menatap layar telepon genggamnya sambil bergumam, "Kenapa ponselnya Meda nggak aktif? ini masih belum jamnya pulang? Kenapa ponselnya nggak aktif? Apa lowbat dan sedang diisi daya? Oke lah, aku mandi dan tidur sebentar dulu. Aku akan telepon Meda lagi nanti"

Di sore hari tepat jam lima, Galaksi terbangun, pria tampan itu langsung menghubungi kembali kekasih hatinya, namun ponselnya Andromeda masih belum bisa dihubungi. Akhirnya Galaksi memutuskan untuk mandi dan pergi ke pabrik.

Sepulangnya dari pabrik, mobil Galaksi dihadang dua mobil ban berwarna hitam tepat di saat Aurora yang tengah berjalan kaki melintasi jalan itu.

.

Aurora memekik kaget saat ia melihat pria yang turun dari dalam mobil sedan mewah, "Itu bukannya pacarnya Kak Meda? Kenapa dia ada di sini dan kenapa dia dihadang banyak orang?"

Melihat pacar Kakaknya kewalahan menghadapi lawannya yang sangat banyak, Aurora langsung berlari dan mengarahkan tendangan ke arah samping dengan memutar telapak pada kaki 45 derajat. Dengan begitu pinggang akan ikut memutar, kemudian menendang ke arah perut maupun kepala. Jurus ini sangat mematikan dan lawan yang ada di depan Aurora langsung terpelanting jatuh di atas aspal dan tak sadarkan diri. Aurora lalu menarik tangan Galaksi untuk ia ajak berlari dan bersembunyi karena lawan yang ada di depan mata cukup banyak dan dia tidak mungkin bisa mengalahkan semuanya.

Aurora mengenali siapa pria yang ia selamatkan dan tengah ia ajak lari untuk bersembunyi, namun Galaksi tidak mengetahui kalau gadis yang sudah dan tengah menyelamatkannya adakah Aurora adik kandungnya Andromeda.

Aurora berhasil berlari sangat jauh dari rombongan pria berbadan tegap yang mengejarnya. Aurora kemudian menarik Galaksi ke sebuah gang sempit, memakaikan topinya ke Galaksi, lalu ia menempelkan ibu jarinya di bibir Galaksi sambil berkata, "Kita harus tampak seperti orang yang tengah bericuman agar mereka tidak menggangu kita dan pergi jauh. Karena kita berdua nggak akan mungkin bisa mengalahkan mereka semua"

Galaksi menatap gadis cantik di depannya dengan penuh tanda tanya.

Dan saat terdengar derap langkah kaki, Aurora langsung mencium ibu jari yang ia tempelkan di bibir Galaksi. Dari kejauhan mereka seperti sepasang kekasih yang sedang berciuman dan Galaksi hanya bisa diam membeku mengikuti permainan gadis cantik yang belum ia kenal dan belum ia ketahui siapa namanya itu.

Galaksi dan Aurora terus bertahan di pose yang sama sampai bunyi derap laju lari banyak orang tidak lagi terdengar di telinga mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Nm@

Nm@

Trik yg bagus

2023-05-28

0

mom mimu

mom mimu

mampir lagi kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻

2023-03-28

0

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

yang ini ceritanya juga seru 😉

2023-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!