Kibar berteriak, "Kenapa kau kemari, hah?! Pergi! Ini sangat berbahaya Rora! Pergi! Jangan hiraukan Kakak! Kakak bisa urus diri Kakak sendiri! Pergilah sekarang juga!"
Konsentrasi Aurora terpecah sejenak mendengar teriakan Kibar dan saat gadis cantik tapi tomboy itu menoleh kembali ke arah berandalan berandalan yang menghadangnya, Aurora langsung mendapatkan pukulan dari salah satu berandalan itu di wajahnya.
"Tidak!" Kibar yang terikat di sebuah bangku kayu sontak bersalto dan membenturkan bangku itu di atas lantai dan saat dirinya bisa terbebas dari ikatannya, pemuda itu segera berlari ke arah Aurora dengan wajah panik
Craasshh! Darah segar mengucur dari bibir gadis tomboy adik sepupu kesayangannya Kibar itu. Aurora langsung mengusap darah di sudut bibirnya dengan cepat dan sambil tersenyum sinis ia menatap tajam keempat berandalan yang ada di depannya.
"Maju kalian !" Pekik Aurora sambil mengayunkan tangan menyuruh mereka berempat sekaligus melawan Aurora.
Keempat berandalan itu sontak tertawa lalu mereka mengepung Aurora sambil melancarkan tendangan, pukulan dan tinju ke arah Aurora. Namun, dengan lincahnya Aurora berhasil menangkis semua serangan keempat berandalan bertubuh kekar itu Saat mereka lengah, giliran Aurora yang melancarkan serangan balik dan satu persatu dari mereka pun jatuh tersungkur tepat di saat Kibar sampai di depan Aurora.
Beberapa jam kemudian, Aurora dan teman-temannya Kibar berhasil membawa pulang Kibar dengan selamat tanpa melibatkan polisi setempat.
Silvia sontak bangkit berdiri dan saat wanita itu ingin menampar Andromeda, Galaksi dengan sigap mencekal pergelangan tangan Silvia lalu menghempaskannya ke udara bebas dengan kasar.
"Kau! Kau telah menyakitiku Kak Gala!" Pekik Silvia sambil mengelus pergelangan tangannya.
"Itu karena kau telah lancang ikut campur dalam keluargaku dan telah lancang hendak menampar Istriku! Memangnya kau siapa, hah?!" Galaksi membentak Silvia dengan sangat kencang.
"Kau! Kau jahat, Kak!" Silvia mendelik dan air mata mulai menggenangi kedua pelupuk matanya.
"Pergi!! Keluar dari sini sekarang juga dan jangan pernah muncul di hadapanku lagi!"
Silvia langsung berlari keluar dari ruang kerja mamanya Galaksi dengan derai air mata dan dendam membara di dalam hatinya.
Mamanya Galaksi bangkit berdiri dan Galaksi spontan menyemburkan,"Mama mau berkata apa sekarang ini, hah?! Kalau Mama menentang pernikahanku dan Andromeda, maka aku akan menghilang dari hidup Mama saat ini juga" Galaksi mendelik tajam ke mamanya.
"Oh! Nggak, Sayang. Mama nggak akan menentang pernikahan kalian. Mama hanya ingin memeluk menantu Mama dan mengucapkan selamat. Boleh, kan?"
Galaksi menoleh ke Andromeda dan pria tampan itu langsung reda amarahnya saat ia melihat Andromeda tersenyum dan menganggukkan kepala.
Mamanya Galaksi dengan sangat terpaksa memeluk menantunya dan mengulas senyum palsu.
Setelah mamanya melepaskan pelukannya, Galaksi langsung memeluk mamanya dan berkata, "Terima kasih, Ma. Mama sudah memberikan restu Mama"
"Iya, Sayang. Mama bahagia kalau kamu bahagia" Sahut Mawar sambil mengelus punggung Galaksi dengan penuh kasih sayang.
Galaksi kemudian melepaskan pelukannya untuk berkata, "Ma, aku dan Meda pamit dulu"
"Lho, mau ke mana? Nggak makan dulu sama Mama? Mama sudah pesan makanan dan minuman. Sebentar lagi sampai, lho. Tunggulah dulu! Sebentar aja!" Sahut Mawar.
"Maaf, Ma. Emm, aku dan Meda harus mengunjungi Paman dan bIbinya Meda. Untuk meminta restu mereka" Sahut Galaksi.
Mawar terpaksa tersenyum dan menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Oh! Oke pergilah kalau begitu. Kita bisa makan bersama besok"
"Terima kasih, Ma" Galaksi kembali menekuk Mamanya dan setelah Galaksi melepaskan pelukannya, Andromeda mencium punggung tangan kanan mertuanya sambil berkata, "Terima kasih, Ma, atas restunya. Saya pamit dulu"
"Hmm" Sahut Mawar masih dengan senyum palsunya sambil mengusap lembut rambutnya Andromeda.
Namun, sepeninggalnya Galaksi dan Andromeda, Mawar langsung melemparkan telepon genggamnya ke tembok sambil berteriak, "Aku akan membuat hidupmu bagai di neraka karena kau sudah berani menggoda anakku, dasar wanita hina dari kelas rendahan!!!!!!! Lihat saja nanti!!!!!!! Aku akan baik sama kamu hanya di depan Galaksi saja dan lihat apa yang akan aku lakukan pas Galaksi pergi ke luar kota atau ke luar negeri nanti"
Beberapa jam kemudian, Galaksi dan Andromeda duduk di sebuah meja yang berada di dalam private room restoran mewah bergaya Jepang. Galaksi mengajak Paman dan bIbinya Andromeda makan di sana.
Saat Galaksi melihat makanan yang ada di depannya hampir habis, Galaksi bangkit berdiri dan mengeluarkan buku nikah lalu meletakkannya di atas meja sambil berkata, "Paman, Bibi, maafkan saya" Pria tampan itu langsung membungkukkan badannya di depan Paman dan bIbinya Andromeda.
Andromeda ikutan bangkit berdiri dan membungkukkan badan sambil berkata, "Paman,Bibi, maafkan Meda juga"
Paman dan bIbinya Andormeda sontak bersitatap. Lalu, pamannya Meda berkata, "Duduklah kalian berdua dan katakan ada apa ini? Dan buku apa itu?"
Galaksi dan Andromeda masih membungkukkan badan mereka, lalu Galaksi berkata, "Itu buku nikah saya dan Meda, Paman, Bibi. Kami sudah menikah tadi pagi"
"Apa?!" Paman dan bIbinya Andromeda memekik kaget secara bersamaan.
Andromeda dan Galaksi yang masih membungkukkan badan sontak memekik kaget secara bersamaan, "Maafkan kami"
Bibinya Andromeda sontak mengelus-elus dadanya karena syok.
Sedangkan pamannya Andromeda sontak bertanya, "Apa kamu sudah menghamili Meda?"
Galaksi yang masih belum berani menegakkan badannya langsung menjawab, "Tidak, Paman. Saya selalu menjaga kesuciannya Meda karena saya sangat mencintai Meda"
"Lalu, kenapa kalian menikah dadakan dan diam-diam seperti ini?" Tanya bibinya Andromeda.
"Itu karena kami saling mencintai dan takut jatuh ke dalam dosa kalau kamai terlalu lama berpacaran, Paman, bIbi. Kami mohon restu dari Paman dan Bibi" Sahut Galaksi.
"Kalau begitu tegakkan badan kalian berdua lalu duduklah dulu kalian berdua" Sahut pamannya Andromeda.
Galaksi menegakkan badannya lalu membantu Andromeda untuk duduk kembali.
"Bagaimana dengan orangtua kami? Apa orangtua kamu sudah memberikan restu mereka dan menerima Meda menjadi menantu keluarga Zayyan?" Tanya pamannya Andromeda kemudian.
"Papa saya sudah lama meninggal dunia dan Mama saya sudah memberikan restunya dan Mama saya langsung menerima Meda menjadi menantunya. Bahkan Mama saya langsung menyayangi Meda" Sahut Galaksi sambil meremas tangan Andromeda yang ada di bawah meja untuk meminta suntikan keberanian.
"Syukurlah" Sahut bibinya Andromeda dengan senyum bahagia.
Namun, tidak demikian dengan pamannya Andromeda. Pria paruh baya itu langsung bertanya dengan wajah datar dan dingin, "Kalian dari dua dunia yang berbeda. Apa kamu yakin, bisa melindungi Meda dari segala bahaya yang mengelilingi kamu saat ini?"
"Yakin. Saya sangat yakin. Saya akan selalu melindungi Meda, Paman, Bibi"
"Oke. Kalau kamu bisa melindungi Meda, maka Paman dan Bibi memberikan restu. selamat atas pernikahan kalian berdua" Sahut pamannya Andromeda masih dengan wajah datar dan dingin.
Galaksi dan Andromeda langsung memekik bahagia.
Sepulangnya dari rumah pamannya Andromeda, Galaksi kemudian mengajak Andromeda ke salah satu hotel mewahnya untuk menghabiskan malam pengantin mereka.
Saat Galaksi membuka pintu kamar VVIP dan melangkah masuk, Andromeda berkata, "Mas, aku ke bawah sebentar, mau beli permen rasa mint"
"Aku akan antar kamu"
"Nggak usah, Mas. Aku bisa sendiri"
"Oke. Bawa kunci kamarnya, hati-hati, dan cepat kembali"
"Hmm" Sahut Andromeda.
Dua puluh menit kemudian terdengar suara ceklek!
Andromeda membuka pintu kamar hotel dan menutupnya pelan setelah ia melangkah masuk. Wanita berparas ayu keibuan itu mendengar suaminya masih mandi di dalam kamar mandi.
Andromeda meletakkan tas di atas meja, lalu melangkah menuju ke sofa untuk duduk di sofa panjang yang terpajang apik di depan ranjang.
Galaksi muncul dari dalam kamar mandi dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana boxer. Pria tampan itu terus tersenyum saat ia melangkah ke sofa untuk duduk di samping istri cantik yang barus ia nikahi beberapa jam yang lalu.
Andromeda menatap suaminya dan membalas senyuman suaminya dengan rona merah di pipi Wanita cantik itu kemudian meraih handuk yang dipegang Galaksi lalu membantu mengelap rambut suaminya yang masih basah.
"Mandi dulu sana, setelah itu kita turun cari makan malam. Kamu sudah lapar, kan?" kata Galaksi sambil meraih tangan kanan Andromeda untuk ia cium dalam-dalam.
"Hmm" Sahut Andromeda. Nyonya Galaksi Zayyan pun mandi. Selesai mandi Andromeda melihat suaminya sudah merebahkan diri di atas ranjang dengan posisi terlentang.
"Kemarilah sebentar" kata Galaksi sambil menepuk-nepuk sisi kasur yang kosong.
Begitu Andromeda duduk di atas ranjang, Galaksi pun bangun untuk duduk bersila menghadap ke istri cantiknya. Pria tampan itu kemudian membelai pipi istrinya dan menyentuh pelan ujung bibir istrinya yang memerah alami.
Galaksi kemudian menubrukkan bibirnya ke bibir Andromeda dengan pelan dan menciumnya. Aksi berikutnya ia mengecup bibir Andromeda dengan pelan sambil memeluk Andromeda dengan sangat erat.
"Aku nggak rela pergi turun untuk makan malam sebelum aku memakannya makan ini, Sayang. Kau sadar tidak, ini adalah malam pertama kita. Aku belum pernah melakukannya dengan wanita manapun. Kamu yang pertama, Sayang. Jadi, kita akan belajar bersama-sama malam ini dan aku akan berhati-hati" Galaksi berucap dengan suara setengah berbisik dan terdengar serak.Pria tampan itu kemudian mencium pucuk kepala istri yang sangat ia cintai itu.
Andromeda mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah tampan suami yang sangat ia cintai dan melihat tatapan lembut istrinya membuat Galaksi tidak bisa mengendalikan dirinya lagi untuk memagut bibir Andromeda dengan pelan dan lembut, lalu bibir Galaksi menuju ke leher Andromeda.Di saat Galaksi mendaratkan gigitan kecil untuk meninggalkan tanda kepemilikannya, Andromeda memekik kaget dan sontak memeluk erat suaminya.
Pekikan Andromeda itu seperti kode bagi Galaksi untuk segera menyatukan raga dengan raga Istrinya.
Galaksi melakukan penyatuan raga di malam pengantinnya berkali kali hingga membuat Istri cantiknya kelelahan dan kelaparan.
"Sayang, Meda lapar banget, nih. Kamu, tuh, ya, kenapa nggak berhenti-henti. Meda lapar dan capek banget, nih"
Galaksi terkejut geli dan setelah mencubit mesra krucuk hidung istrinya, pria tampan itu berkata, "Supaya kamu nggak merasakan sakit lagi. Karena dari buku yang pernah aku baca, kalau kita sering-sering melakukannya maka tidak akan terasa sakit lagi"
Andromeda langsung membenamkan wajah cantiknya di dada bidang suaminya karena malu.
Galaksi sontak tergelak geli, lalu ia mendaratkan ciuman bertubi-tubi di pucuk kepalanya Andromeda sambil berkata di sana, "Terima kasih kau sudah jaga segel kesucian kamu hanya untuk aku. Aku sangat mencintai kamu Sayang"
"Aku juga mencintaimu. Apakah kita bisa mulai makan sekarang? Aku lapar banget, Mas" Andromeda menatap Galaksi dengan wajah memelas dan Galaksi langsung tergelak geli sambil mengangkat internal phone yang ada di samping ranjang untuk memesan layanan makan di kamar.
Setelah Galaksi menutup internal phone, Galaksi langsung membopong Andromeda dan berlari ke kamar mandi untuk mandi bersama. Di kamar mandi, Galaksi Kemabli meminta penyatuan raga. Alhasil sepasang pengantin baru itu memakai baju mereka dengan rona malu di wajah mereka masing-masing. Lalu, mereka bergandengan tangan melangkah keluar dari kamar menuju ke ruang makan untuk menunggu layanan kamar datang. Perut Andromeda keroncongan karena aktivitas liar mereka di beberapa jam yang lalu sungguh-sungguh telah membuat sepasang pengantin baru itu mengalami kelaparan tingkat dewa.
Andromeda dan Galaksi merasa sangat bahagia sampai mereka tidak menyadari adanya bahaya yang sangat besar tengah mengintai mereka bagaikan singa yang terus mengelilingi mereka dan siap menerkam mereka kapan saja.
Sementara itu, Aurora membanting keras kotak P3K ke halaman depan rumah pamannya saat ia melihat Naomi bergerak lebih cepat darinya. Naomi tengah mengoleskan salep di bibir Kibar dengan jarak wajah yang sangat dekat di saat Aurora melangkah masuk ke Kibar dengan membawa kotak P3K tanpa bersuara. Aurora seketika terbakar cemburu dan langsung berbalik badan dengan cepat lalu melesat berlari ke halaman depan. Di sana ia banting cukup keras kotak P3K yang ia jinjing.
Aku akan menyatakan perasaanku ke Kak Kibar secepatnya sebelum Naomi mendahuluiku.Batin Aurora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Dewi
lanjut kak
2023-03-21
0
Rahma AR
lanjut semangat
2023-03-21
0
Mom La - La
cinta 3 serangkai hadir lgi buat nyicil kk...
2023-03-14
0