Andromeda kemudian melakukan panggilan video call dengan adik perempuan satu-satunya yang sangat ia rindukan.
Aurora melambaikan tangan di depan layar telepon genggamnya dan dengan wajah ceria, gadis cantik itu menatap wajah cantik kakak perempuannya, lalu bertanya, "Kakak, kok, kelihatan happy banget? Habis dapet lotre, ya, Kak?"
"Hush! Kakak nggak pernah main lotre, Dek"
"Hahahahaha. Iya, tahu. Lalu, apa yang sudah bikin wajah Kakakku cerah ceria seperti itu?"
"Kakak ditembak sama Bosnya Kakak. Dan Kakak bilang iya hari ini. Kakak udah jadian sama Bosnya Kakak. Kakak jadi sulit tidur makanya Kakak nelpon kamu malam-malam begini" Rona merah langsung tampak di pipi Andromeda.
"Wah! Selamat, ya, Kak. Kakak udah punya pacar sekarang ini. Ngomong-ngomong Bosnya Kakak itu nggak tua, bukan Suami orang, nggak gendut, dan nggak botak, kan?"
"Hush! Nggak baik ngatain orang, Dek"
"Hahahaha. Maaf, Kak! Apa aku boleh lihat seperti apa Bosnya Kakak? Dia belum nikah, kan?"
"Dia masih lajang, hebat, baik, sangat mencintai Kakak, dan dia.......emm, dia sangat tampan, Dek" Wajah Andromeda semakin merona malu.
"Hahahaha. Wajah Kakak lucu kalau malu-malu meong kayak gitu. Mana fotonya? Kakak punya fotonya?"
"Kakak akan kirim lewat pesan text. Kakak tutup panggilan ini dan kita lanjutkan obrolan kita lewat pesan text, ya?"
Aurora menganggukkan kepalanya.
Klik! Setelah mematikan sambungan video call dengan adik cantiknya, Andromeda mengirimkan foto Galaksi Zayyan ke Aurora via pesan text.
Ting! Pesan text masuk ke telepon genggamnya Andromeda, "Tampan banget, Kak"
"Benar, kan, sangat tampan. Dia bukan hanya tampan, tapi juga baik dan hebat, Dek. Apa kamu setuju Kakak berpacaran dengannya? Namanya Galaksi Zayyan" Andromeda membalas pesan text-nya Aurora.
Ting! Pesan text kembali masuk ke telepon genggamnya Andromeda, "Selama dia masih lajang dan bisa membuat Kakakku bahagia, aku, sih, setuju aja, Kak. Semoga hubungan Kaka langgeng dan bisa lanjut ke jenjang pernikahan"
"Amin, makasih, Dek. Sekarang Kakak udah ngantuk berat. Met bobok adikku cantik. Kakak sayang dan rindu banget sama kamu"
"Aku juga sama, Kak. Sebentar lagi aku lulus pendidikan dokterku di sini dan aku akan balik ke Indonesia, Kak. Aku akan cari kerja di Indonesia. Sebentar lagi kita akan berkumpul lagi. Met bobok Kakak cantikku Salam buat calon Kakak iparku, ya?!"
Kedua gadis cantik itu kemudian tertidur pulas sambil memeluk telepon genggam mereka. Mereka saling merindu satu sama lain.
Keesokan harinya, Aurora berangkat ke kampus. Berkat kecerdasan dan kerja kerasnya, ia berhasil mendapatkan beasiswa masuk fakultas kedokteran di kampus ternama yang ada di Jepang.
Berkat kecerdasan dan kerja kerasnya pula, pendidikan kedokteran yang Aurora tempuh, dua tahun lagi selesai.
Gadis cantik dan tomboy itu belajar giat dan ingin segera lulus karena ia, ingin segera kembali ke Indonesia untuk berkumpul kembali dengan Kakak perempuan satu-satunya yang sangat ia cintai dan rindukan.
Di Jepang, untuk bisa pulang ke Indonesia tanpa merepotkan pamannya, Aurora bekerja paruh waktu di sebuah kafe mahal dan uang hasil kerja paruh waktunya itu ia tabung untuk biaya pulang ke Indonesia nanti. Dan karena ia tinggal bersama paman dan putra tunggal pamannya yang adalah kepala gangster di salah satu kota ternama di Jepang, Aurora dibekali bela diri oleh Kakak sepupunya itu. kakak sepupunya Aurora juga mengajarinya cara menggunakan senjata tajam dan senjata berapi.
"Hei! Rora, kenapa kamu nggak habiskan susu kamu?!" Teriak Kibar, kakak sepupunya Aurora yang sangat menyayangi Aurora seperti adik kandungnya sendiri.
"Kenyang, Kak!"
"Mana ada kenyang. Balik lagi! habiskan! Susu itu baik untuk kesehatan. Kamu sering pulang malam, butuh susu. Kakak nggak mau kalau kamu sampai sakit"
"Nih! Udah habis! Dasar bawel! Kakak, tuh bawelnya udah kayak emak-emak yang ada di drama korea"
"Hei! Kakak begini, tuh, karena Kakak sayang banget sama kamu" Pekik Kibar kesal.
"Iya. Aku tahu. Tapi, tolong deh kurangi dikit kadar bawelnya, hehehehe" Sahut Aurora sambil mendaratkan gelungan lengan kanannya di leher kokohnya Kibar dan Kibar langsung menggelitik pinggang Aurora sambil berkata, "Ngatain Kakak bawel lagi, Kakak akan gelitikin kamu sampai pingsan"
"Hahahahahaha! Ampun, Kak! Ampun!" Aurora berlari sambil terus berteiak ampun karena kakak sepupunya masih terus mengajarnya.
Andromeda keluar dari rumah pamannya dan langsung mengerem langkahnya saat ia melihat bos tampannya tengah bersandar di pintu mobil dan bersedekap.
Melihat gadis pujaan hatinya sudah keluar, Galaksi menegakkan badan, lalu melangkah lebar untuk menggenggam kedua tangan gadis pujaan hatinya dengan wajah penuh senyum ceria.
Andromeda terlonjak kaget dan berucap sambil menarik kedua tangannya yang berada di dalam genggaman tangan galaksi, "Tuan, jangan begini! Ini di depan rumah Paman dan ini di pinggir jalan. Lalu ada yang lihat, kan, malu"
Galaksi mengecup bibir Andromeda. Andromeda sontak menoleh ke belakang, ke kanan, ke kiri lalu mendelik ke Galaksi, "Tuan! Apa yang Anda lakukan?!"
"Itu hukumanmu karena kamu, memanggil pacar kamu Tuan bukannya Mas"
Andromeda semakin mendelik ke Galaksi dan pria tampan itu justru tersenyum lebar lalu berkata, "Panggil aku Mas Gala. Kalau nggak, aku akan kecup bibir kamu lagi"
"I.....iya" Sahut Andromeda dengan rona malu di wajahnya.
"Iya, apa? Kok, malah iya? Oh! Pengen aku kecup lagi, ya?"
"Nggak! Nggak, Mas Gala!" Sahut Andromeda dengan cepat dan Galaksi langsung memeluk Andromeda lalu tertawa bahagia.
Galaksi mendaratkan ciuman di kening Andromeda sebelum ia merangkul dan membantu Andromeda masuk ke dalam mobil sport kesayangannya.
Setelah menutup pintu mobil, Galaksi berlari mengitari mobil dan dia masuk ke dalam mobil bertepatan dengan Andromeda tengah kesulitan memakai sabuk pengaman.
"Biar aku yang pakaikan. Sabuk ini memang lain dengan sabuk pengaman yang ada di mobil biasa. Agak susah makainya dan pas dipakai sangat ketat"
"Mas? Sudah terpasang sabuk pengamannya. Kenapa Mas masih berada sedekat ini denganku?" Andromeda menatap Galaksi dengan wajah tegang dan kedua tangannya meremas dress kerja yang dia pakai di pagi hari ini.
Galaksi tersenyum dan berkata, "Aku ingin menatap lebih lama wajah lembut dan cantik kamu, Sayang" Galaksi mendaratkan ciuman di kening Andromeda dan berkata di sana, "Aku sangat mencintaimu"
Lalu, Galaksi menegakkan badannya, memakai sabuk pengaman dan melajukan mobilnya.
Andromeda bergumam di dalam hatinya, kenapa dia suka menciumku secara dadakan? Apa dia tidak tahu kalau jantungku hampir copot setiap kali ia melakukannya?
"Kamu tidur nyenyak semalam?"
"Iya. Emm, Mas dapat salam dari Aurora, adikku"
"Oh! Adik kamu yang ada di Jepang, ya? Apa kabar dia?"
"Baik. Dia dapat beasiswa kedokteran dan sebentar lagi lulus. Dia akan balik ke Indonesia, cari kerja di Indonesia dan aku sama dia bisa berkumpul lagi"
Galaksi meraih tangan Andromeda dan genggamnya lalu berkata, "Aku ikut senang. Aku juga pengen cepet ketemu sama adik kamu. Kamu nggak punya fotonya dan dia nggak punya sosial media. Jadi, aku pengen banget segera bertemu dengannya. Apa dia mirip dengan kamu?" Galaksi kemudian mencium tangan Andromeda.
Tuh,kan, main cium-cium lagi. Jantungku hampir copot, tahu. Batin Andromeda.
"Meda? Kok diam?" Galaksi menoleh sekilas ke Andromeda.
"Ah! Nggak. Kami nggak sama. Aurora jauh lebih cantik daripada aku, Mas. Dia tomboy dan lebih tangguh daripada aku" Sahut Andromeda dengan debaran jantung abnormal karena Galaksi terus menciumi tangannya.
"Tapi, bagiku, kaulah wanita paling cantik di dunia ini. Kau yang paling sempurna di dunia ini" Sahut Galaksi.
Andromeda hanya bisa tersenyum di saat debaran jantungnya semakin kacau, dia tidak mampu berkata-kata.
"Kita mampir ke mana dulu, nih? Aku belum sarapan. Aku nggak sarapan di rumah karena, aku pengen sarapan berdua sama kamu"
Andormeda menatap pacar tampannya dari samping dan sambil tersipu malu ia berkata, "Saya, emm, aku, sudah masak nasi goreng, Mas. Aku bawa dua kotak bekal. Satu untuk Mas dan satu untuk aku. Aku juga bawa dua cup kopi hitam kesuakaan, Mas. Tapi, entah enak atau nggak nasi gorengnya"
Galaksi langsung meminggirkan mobilnya dan bergegas mematikan mobilnya. Lalu, pria tampan itu membuka sabuk pengamannya dengan tidak sabar dan menghadapkan tubuhnya ke Andromeda untuk berkata penuh antusias, "Mana kotak bekalku?"
"Hah?!" Andromeda tesentak kaget melihat Galaksi seantusias itu.
"Kok malah, hah?! Mana kotak bekalku? Berikan cepat, Sayang! Aku pengen mencicipi masakan pacarku sekarang juga" Galaksi menatap Andormeda dengan senyum bahagia dan penuh cinta.
Gadis cantik itu kemudian menyerahkan kotak bekalnya dengan ragu sambil berkata, "Kalau nggak enak, jangan diteruskan makannya, ya, Mas! Aku nggak pandai memasak nasi goreng. Aku cuma bisa bikin sayur sup, tumis sayur, dan sayur asem"
"Pasti enak. Apapun yang kamu masak, pasti enak" Sahut Galaksi sambil membuka kotak bekal dengan tidak sabar.
Andromeda menunggu Galaksi memasukkan sendok berisi penuh nasi goreng bikinannya dengan harap-harap cemas.
Galaksi membeliak kaget saat ia mulai mengunyah nasi goreng yang telah lolos masuk ke dalam mulutnya.
"Bagiamana, Mas, enak, tidak?"
Galaksi terus mengunyah nasi goreng yang rasanya sangat asin itu lalu menoleh pelan ke Andromeda untuk memberikan senyum tampannya.
"Nggak enak, ya? Kurang apa? Apa keasinan? Atau malah hambar?"
"Enak. Enak, kok" Sahut Galaksi sambil memasukkan kembali satu sendok penuh berisi nasi goreng buatan kekasih hatinya itu.
"Benarkah?" Andormeda penasaran dengan nasi goreng yang perdana ia masak di hari ini. Dia belum pernah masak nasi goreng sebelumnya karena menurut dia, masak nasi goreng itu sulit dan ribet.
Andromeda sontak mengernyit dan melepeh nasi goreng yang ada di dalam mulutnya lalu ia menoleh ke Galaksi untuk menyemburkan, "Jangan dimakan lagi, Mas! Nasi gorengnya asin banget"
"Bagiku enak dan akan aku habiskan" Galaksi memasukkan sendok terakhir nasi goreng ke dalam mulutnya dan sambil mengunyah dia menutup kotak bekal yang sudah kosong lalu mengembalikan kotak bekal itu ke Andromeda dan berkata, "Terima kasih"
"Tapi, nasi gorengnya nggak enak. Ah! Kenapa juga aku tergesa-gesa berangkat tadi dan tidak aku cicipi dulu. Maaf, Mas"
Galaksi tersenyum dan sambil menyesap cup berisi kopi hitam yang disodorkan Andromeda, ia mengusap lembut kepala Andromeda. Lalu, setelah puas meminum kopi hitam itu, Galaksi melajukan kembali mobilnya sambil berkata, "Aku bilang enak berarti enak. Aku nggak keberatan kalau kamu mau masak tiap hari untuk aku. Boleh kalau besok kamu bawakan aku sup ayam atau sayur asem"
"Tapi, kalau nggak enak lagi gimana? Aku nggak begitu suka masak, Mas. Tapi, kalau Mas suka, aku akan masak untuk Mas. Cuma, kalau nggak enak lagi gimana?"
"Kalau kamu yang masak, pasti enak. Aku mau makan masakan kamu tiap hari" Ucap Galaksi sambil memarkirkan mobilnya di pelataran parkir sebuah restoran mewah.
"Mas? Untuk apa berhenti di sini?"
"Kamu belum sarapan. Aku lihat kamu melepeh nasi goreng kamu. Jadi, aku akan ajak kamu sarapan dulu di sini"
"Nggak usah, Mas. Kita bisa telat ke kantor dan........"
"Nggak akan telat. Lagian kalau telat nggak papa. Itu perusahaanku. Aku bisa datang kapan pun aku mau"
Iya, Mas. Kamu bisa datang kapan pun kamu mau karena kamu, pemilik perusahaan itu. Lalu, aku gimana, hiks, hiks, hiks. Kenapa juga aku dengan pedenya masak nasi goreng dan aaaaa!!!!!! bodohnya aku! Batin Andromeda.
"Ayo turun!"
Andromeda pun terpaksa turun untuk mengekor langkahnya Galaksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Ucy (ig. ucynovel)
sabar andromeda 😊
2023-04-16
0
mom mimu
salam kenal Galaksi... Aurora... 🤗🤗🤗
2023-03-28
0
@🔵🍁⃟𐍹 𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ⬪ᷢ♛⃝꙰ ❤
biarpun asin kalo yang masak pacar ttp aja bilang enak
2023-03-18
0