Mas Gala

Mamanya Galaksi mengusap lembut rambut calon menantu pilihannya, "Via, Tante akan terus membujuk Gala untuk mau menikahi kamu. Jangan kecewa dan sedih. Kalau kamu kecewa dan sedih, Tante juga ikut sedih, Sayang"

"Terima kasih atas dukungan Tante. Terima kasih Tante menyayangi saya seperti Tante menyayangi Bintang, Putri Tante" Sahut Silvia dengan senyum manisnya.

Aku hanya menyukai dan menyayangi uang, Via. Kalau perusahaan papa kamu dan perusahaannya Gala digabungkan, aku akan menjadi semakin kaya dan semakin berkuasa. Batin Mawar, mamanya Galaksi.

"Kamu yakin bisa membujuk Gala untuk menikahi Putriku?" Tanya papanya Silvia.

"Yakin seratus persen. Putraku itu sangat menyayangiku" Sahut Mamanya Galaksi.

"Kalau begitu, aku serahkan soal perjodohan anak kita dan soa perjodohan perusahaan kita ke tangan kamu Mawar" Sahut papanya Silvia yang bernama Dion Erlangga, pemilik Erlangga Grup.

"Oke" Sahut Mawar.

Galaksi kembali ke kantornya dengan menenteng paper bag mini berisi kue cokelat almond kesukaannya Andromeda.

Galaksi langsung mengitari meja kerjanya Andromeda, metelakkan paper bag mini itu di atas meja dan segera memeluk Andromeda dari belakang. Dia membenamkan wajahnya di rambut hitam panjangnya Andromeda dan berkata di sana, "Aku merindukanmu"

Andromeda mengurai gelungan lengan Galaksi di perut rampingnya, kemudian berputar badan karena kalau melangkah maju, ia terhalang meja.

Galaksi menatap wajah cantik Andromeda lalu mengusap pipi lembut pujaan hatinya itu dengan sorot mata penuh damba.

"Tuan, tolong lepaskan saya. Ini kantor, Tuan. Kalau ada yang melihat kita maka ....... hmpppthhhh!" Andromeda terlonjak kaget dan kedua tangannya refleks meremas rok panjang yang ia kenakan di hari itu saat Galaksi nekat memagut bibirnya.

Galaksi menggerakkan bibirnya dengan pelan, mencium bibir Andromeda dengan lembut dan penuh perasaan, lalu terpaksa melepaskannya saat ia merasakan Andromeda kesulitan bernapas.

Galaksi tersenyum senang saat Andromeda tersengal dan kedua tangannya memukul dada Galaksi.

Andromeda menutup bibirnya dengan kedua tangan dan sambil mendelik, ia berkata, "Kenapa Tuan mencium saya?"

"Itu hukuman"

"Hu.......hukuman? Memangnya apa kesalahan yang sudah saya lakukan, Tuan?"

"Kamu masih belum menjawab iya. Padahal jam kerja sudah selesai. Kalau besok kamu masih belum menjawab iya di jam kerja yang sudah selesai, maka aku akan kasih hukuman lagi yang seperti ini dan ........."

Wajah Andromeda langsung terlihat panik Gadis cantik itu refleks menutup bibir Galaksi sambil berkata, "Kalau saya katakan iya sekarang, Anda tidak akan menghukum saya besok?"

Galaksi mengulum senyum di balik tangan Andromeda yang masih membekap mulutnya dan pria tampan itu menganggukkan kepala dengan serius.

Kenapa dia polos sekali. Padahal kalau sudah jadian, aku akan selalu mengajaknya berciuman. Setiap jam, nggak! Setiap detik mungkin, hihihihi. Batin Galaksi.

"Baiklah. Saya akan menjawab iya. Iya, Tuan" Sahut Andromeda dengan sorot mata serius dan wajah datar.

Galaksi menarik tangan Andromeda dari bibirnya untuk bertanya, "Iya, untuk apa?"

"Iya. Saya mau jadi pacar Anda mulai detik ini"

"Benarkah?" Galaksi menatap wajah cantik alaminya Andromeda dengan binar bahagia di kedua bola matanya.

"Iya"

"Apa kamu mencintaiku sama seperti aku mencintaimu?" Tanya Galaksi dengan penuh antusias.

"Sa.....saya menyukai Anda, Tuan. Sa.....saya mengagumi Anda. Tapi, untuk mencintai Anda.........Sa.......saya masih butuh keberanian untuk itu" Sahut Andromeda.

"Kenapa butuh keberanian? Apa aku ini seorang monster yang harus kamu takuti? Atau karena aku ini jelek?"

Andromeda menggeleng cepat sambil berkata, "Anda tampan, Tuan. Sangat tampan"

Galaksi tertawa senang mendengar Andromeda memuji dirinya tampan bahkan sangat tampan.

"Ke ....kenapa Anda tertawa?" Andromeda refleks mengernyit

"Karena baru kali ini aku dipuji sangat tampan oleh seorang gadis. Aku sangat senang"

"Bohong! Pasti banyak gadis di luaran sana yang memuji Anda tampan" Andromeda mencebikkan bibirnya.

Galaksi kembali menggemakan tawanya lalu ia menatap lekat wajah Andromeda dan berkata, "Tapi, dipuji oleh wanita yang aku cintai, baru aku dapatkan barusan. Dan rasanya sangat luar biasa" Galaksi lalu menarik tangan Andromeda untuk ia letakkan di dadanya, lalu pria tampan itu berkata, "Rasanya sangat luar biasa Samapi jantungku berdegup sekencang ini dan rasanya seperti mau meledak"

Wajah Andromeda tersipu malu dan saat gadis cantik itu ingin menundukkan wajahnya, Galaksi menahan dagu gadis itu dan menaikkan wajah Andromeda dengan pelan sambil berkata, "Jangan tundukkan wajah kamu! Aku suka melihat kamu tersipu malu, Meda"

"Tuan" Karena tidak bisa menundukkan wajah, Andromeda refleks menabrakkan wajahnya di dada Galaksi dan menyembunyikan wajah memerah malunya di sana. Pria tampan itu sontak menggemakan kembali tawa bahagianya, lalu menghujani pucuk keoala Andromeda dengan ciuman sambil mempererat pelukannya.

Dua jam kemudian, setelah menghabiskan waktu di sebuah restoran mewah menikmati makan malam romantis yang disiapkan oleh Galaksi, Andromeda dan Galaksi berdiri berhadapan di depan rumah sederhana, rumah milik pamannya Andromeda

Pamannya Andromeda bekerja menjadi karyawan biasa di perusahaan percetakan yang tidak begitu besar sedangkan bibinya Andromeda hanyalah ibu rumah tangga yang membuka toko kelontong di depan rumah. Paman dan bibinya tidak memiliki anak. Itulah sebabnya mereka sangat menyayangi Andromeda.

"Aku masih ingin memegang tangan kamu dan menatap wajahmu seperti ini, Meda"

"Tapi, saya harus segera masuk, Tuan. Paman dan Bibi menunggu saya. Ini sudah jam sembilan malam" Andromeda berucap sembari menarik pelan kedua tangannya yang masih digenggam erat oleh Galaksi.

"Baiklah. Masuklah ke dalam dan beristirahatlah. Aku akan menelepon kamu begitu aku sampai di rumah" Galaksi mengusap mesra rambut indahnya Andromeda.

Andromeda tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Tunggu. Kenapa kau tidak bawa bunga mawar dariku?"

"Saya sebagai menaruhnya di kantor biar kantor wangi terus dan lebih cerah" Andromeda tersenyum malu lalu berbalik badan dengan cepat dan langsung berlari kecil masuk ke dalam rumah pamannya

Galaksi tersenyum lebar dan sambil menggelengkan-gelengkan kepalanya, pria tampan itu berkata, "Kamu polos sekali Meda dan sangat cantik. Itulah kenapa aku tergila-gila padamu"

Andromeda mencium punggung tangan paman dan bibinya, lalu berkata, "Paman, Bibi, Meda lelah. Meda langsung ke kamar, ya"

"Iya" Sahut paman dan bibinya Andromeda secara bersamaan.

Andromeda langsung melempar asal tas kerjanya ke kasur dan dia menjatuhkan badannya ke kasur dalam posisi telungkup dan menggoyangkan kepalanya sambil memekik bahagia.

Dia sungguh tidak menyangka kalau bosnya yang selalu ia kagumi, bisa jatuh cinta kepadanya dan bahkan yang lebih gilanya lagi, dia dan bosnya sudah menjadi sepasang kekasih. Dia bahkan sudah merasakan ciuman pertama yang menurutnya sensasinya sungguh luar biasa.

Andromeda kemudian mengambil bantal, merubah posisi tubuhnya menjadi terlentang, menutup wajahnya dengan bantal dan berteriak, "Aku bahagia! Ya, Tuhan, aku sangat bahagia" Andromeda kemudian mengangkat bantal dan sambil menatap langit-langit kamarnya ia bergumam lirih dengan senyum bahagia, "Begini ternyata rasanya dicintai sama seseorang yang sangat aku kagumi"

Kring!!!!!! Nada dering Djadoel terdengar berulangkali dan Andromeda langsung menarik tas untuk mengambil telepon genggamnya dengan tergesa-gesa.

"Tuan, Gala? Apa ia sudah sampai di rumahnya? Hah?! Kenapa panggilan Video Call?" Andromeda langsung bangun dan duduk di tepi ranjang sambil merapikan rambutnya.

Kemudian ia menggeser layar telepon genggamnya ke kanan secara perlahan dan dengan jantung Berdebar-debar.

Hati Andromeda berdesir hebat saat wajah tampan bosnya muncul di layar telepon genggamnya.

"Kamu belum tidur?" Galaksi tersenyum penuh cinta.

"Be....belum, Tuan" Andromeda menatap layar telepon genggamnya dengan senyum canggung. Dia belum pernah menerima panggilan video call dari Galaksi sebelumnya.

"Kamu juga belum ganti baju, ya? Nggak mandi? Jangan mandi terlalu malam! Nanti masuk angin"

"Ah! Iya"

"Kenapa belum mandi? Apa kamu tadi langsung rebah di kasur dan membayangkan wajah tampanku?" Galaksi mengulum bibir menahan senyum.

"Nggak!" Andromeda tersentak kaget dan sontak menjawab nggak.

Kenapa ia bisa menebak dengan benar apa yang aku lakukan barusan? Batin Andromeda dengan tersipu malu.

Galaksi masih mengulum bibir menahan geli dan Andromeda langsung berkata, "Sa, saya....emm, sedang membereskan kamar tadi dan pas mau mandi, ada panggilan telepon dari Anda"

"Iya, iya. Aku hanya suka menggoda kamu. Aku suka melihat wajah kamu tersipu kayak gitu, Meda"

Andromeda hanya bisa membalas ucapan Galaksi dengan senyum dan rona malu.

"Aku pengen minta sesuatu sama kamu, boleh?" Tanya Galaksi kemudian.

"Anda sudah banyak memberikan saya hadiah. Kalau yang Anda minta bisa saya berikan, saya akan memberikannya dengan senang hati, Tuan"

"Aku cuma mau minta sama kamu, jangan panggil aku Tuan lagi! Panggil aku Mas Gala mulai sekarang dan jangan pakai bahasa formal lagi denganku! Kita kan sudah pacaran sekarang ini. Ayo dicoba sekarang!"

"Ta, tapi, i......itu.....emm. Mana boleh begitu, Tuan? Anda adalah Bos saya dan......."

"Saat ini hanya ada kita berdua dan saat ini kamu adalah pacarku. Aku adalah pria kamu, kekasih kamu dan bukan Bos kamu saat ini. Ayo dicoba memanggilku Mas dan jangan pakai bahasa formal!"

Andromeda menatap layar telepon genggamnya dengan ragu dan wajahnya semakin memerah malu, hatinya semakin kebat-kebit tidak karuan.

Aduh, bagaimana ini? Apa aku matikan saja panggilan teleponnya? Batin Andromeda.

"Kalau kamu matikan teleponnya sebelum kamu memanggilku Mas Gala, aku akan ke rumah Paman kamu sekarang juga untuk melamar kamu dan ......"

Kenapa dia selalu bisa menebak apa yang ada di pikiranku, sih? Batin Andromeda.

"Meda? Kenapa diam? Oke! Aku akan ke rumah Paman kamu sekarang juga......."

"Mas Gala" Sahut Andromeda dengan cepat dan lirih.

Aduh! Aku terpaksa memanggil Tuan Gala, Mas Gala. Kalau nggak, dia akan nekat datang ke sini dan bikin heboh. Aduh! Selanjutnya apa? Kenapa aku jadi salah tingkah begini. Batin Andromeda.

"Aku nggak denger, Meda dan kenapa kau menundukkan wajah kamu? Tatap aku pas kamu memanggilku, Mas"

Andromeda mengangkat wajahnya dan menatap layar telepon genggamnya dengan tersipu malu.

"Lho, kok, malah diam sekarang?"

Hiihhhhh! Pengen ku gigit ponselku sekarang ini, hiks,hiks,hiks. Batin Andromeda.

"Meda"

"Mas Gala" Andromeda meneriakkan kata itu sambil memejamkan mata rapat-rapat dan Galaksi sontak menggemakan tawa riangnya lalu berkata, "Tidurlah! Kau sudah bekerja keras hari ini. Aku mencintaimu, Meda"

Andromeda kemudian berakhir di atas ranjang dengan debaran jantung yang tak kunjung reda dan mata yang tak mau untuk dipejamkan.

Terpopuler

Comments

Nm@

Nm@

Mesranya.....

2023-05-28

0

mom mimu

mom mimu

like dan favorit sudah mendarat kak, semangat terus 💪🏻💪🏻💪🏻

2023-03-28

0

@🔵🍁⃟𐍹 𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ⬪ᷢ♛⃝꙰ ❤

@🔵🍁⃟𐍹 𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ⬪ᷢ♛⃝꙰ ❤

keren kk

2023-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!