Terdengar suara alunan musik, didalam sebuah gedung yang lumayan ramai pengunjung malam hari ini, terlihat Sasa dan Laras melangkah masuk kedalam gedung tersebut.'' Ras, kenapa akhirnya kesini? bukannya loe bilang kita mau kecafe? kan gue jadi salah kostum kalau gini.'' protes nya kesal, karna ternyata Laras mengajaknya kedalam club.
'' Ya mana gue tau Sa, tiba-tiba aja Alex ngajak ketemuan disini, kalau mau protes Sam dia dong lagian kostum loe gk ada yang salah kok.'' ucap Laras
'' Terus man tuh anak? gk kelihatan, coba loe hubungi!" ucap Sasa
'' Sebentar gue telpon dia dulu '' jawab nya yang kemudian langsung menghubungi Alex
'' Lex loe dimana? kita sudah sampai ini.'' ucap Laras melalui sambungan telepon, setelah mendengar jawaban dari ujung telpon, Laras pun langsung mengajak Sasa menuju ruangan yang ada dilantai atas. Dari kejauhan Saka melihat Laras dan Sasa sedang menaiki anak tangga, dengan cepat Saka langsung melangkah menuju anak tangga mengikuti Sasa dan temannya.
'' Mau kemana mereka?'' gumamnya yang melangkah sedikit cepat, takut jika dirinya kehilangan jejak.
'' Sepertinya yang ini deh ruangannya.'' ucap Laras saat mereka sudah berada didepan pintu sebuah ruangan VIP, yang memang dilantai dua dikhususkan untuk tamu yang memesan ruangan yang ada tempat istirahatnya, alias kamar.
Tak lama terlihat pintu terbuka, bersamaan dengan Alex yang baru keluar dari ruangan tersebut, Saka dapat melihat ketiganya masuk kedalam ruangan yang sama, namun tak lama, terlihat Laras keluar dari ruangan tersebut, dan sepertinya tidak akan kembali, karna samar-samar Saka mendengar pembicaraan nya lewat ponsel, sepertinya gadis itu disuruh pulang oleh ibunya.
Saka melihat pintu yang ada dihadapannya,'' Bagai mana caranya aku masuk kedalam?'' gumamnya, namun tiba-tiba ia mempunyai ide.
'' Kenapa tidak sejak tadi terpikirkan olehku?'' gumamnya terlihat kesal pada diri sendiri.
Lima belas menit kemudian terlihat seorang pelayan yang sedang berdiri didepan pintu ruangan yang dipesan oleh Alex, pelayan tersebut sedang membawa sebuah nampan yang berisikan makanan dan juga minuman, setelah mengetuk pintu, tak lama terlihat pintu ruangan terbuka, bersamaan munculnya seseorang yang sejak tadi ia khawatirkan. Karna pelayan tersebut adalah Saka yang sedang menyamar.
'' Iya ada apa mas?'' tanya Sasa sambil memperhatikan wajah pelayan tersebut, karna saat itu Saka sedang memakai masker dan juga kaca mata, hingga Sasa tidak terlalu mengenalinya meskipun begitu gadis itu tetap terlihat penasaran pada pelayan tersebut.
'' Siapa Sa?'' tanya seorang pria yang datang menghampiri mereka, siap lagi kalau bukan Alex, terlihat Alex dengan santainya memegang pinggang Sasa, membuat darah Saka tiba-tiba saja terasa mendidih melihatnya.
Apa-apaan ini? apa mereka sedang menjalin suatu hubungan?
Batin Saka bertanya-tanya
'' Mas, kenapa diam?'' tanya Sasa membuyarkan lamunan Saka tentang nya.
'' Saya hanya ingin mengantarkan pesanan ini mas, mba.'' ucap Saka sebisa mungkin menyamarkan suaranya agar tidak dikenali oleh Sasa
'' Tapi saya tidak memesan apapun tadi.'' ucap Alex, membuat Saka gugup seketika
'' Sudahlah Lex, gk apa-apa, kebetulan aku juga haus dan pengen makan cemilan, Oya mas bawa masuk saja minumannya!" ucap Sasa yang diangguki oleh Saka.
'' Letakan saja dimeja itu mas setelah itu kau boleh pergi.'' ucap Alex yang merasa sudah tidak tahan karna waktunya bersama Sasa terganggu oleh pelayan tersebut.
Namun bukan Saka namanya, jika ia tak memiliki seribu cara agar bisa lebih lama berada diruangan tersebut
Praaanggg!!
Terdengar suara gelas terjatuh diatas lantai ruangan tersebut, membuat Sasa dan Alex kaget dan langsung menatap kearah pelayan tersebut.
'' Heii kamu hati-hati dong, kenapa ceroboh sekali, gimana sih kerjanya.'' protes Alex
'' Maaf mas, saya tidak sengaja, sekali lagi saya minta maaf
'' Sudah tidak apa-apa mas, sebaiknya kamu bereskan saja pecahan kaca itu.'' sambung Sasa
'' Sasa kamu itu terlalu baik, seharusnya pelayan seperti ini harus nya dipecat karna sangat ceroboh dalam bekerja.'' ucap Alex
'' Ya gk gitu juga Lex, lagi pula dia kan gk sengaja.'' ucap Sasa, membuat Saka menatapnya
Ternyata bukan hanya wajahmu saja yang cantik nona, tetapi hatimu mu juga baik
Batin Saka
'' Hei cepat beresin itu, malah bengong lagi.'' ucap Alex terlihat semangkin kesal
'' Iya,'' jawab Saka yang langsung mengutip serpihan kaca tersebut
'' Aakhh,'' Saka memekik saat pecahan beling tersebut mengenai tangannya hingga membuatnya berdarah, Sasa yang melihat itu langsung berlari kearah Saka, yang memang belum menyadari siapa sebenarnya pelayan tersebut, meskipun begitu tetap saja, mereka seolah seperti terikat satu sama lain
'' Kamu gpp? coba biar ku lihat.'' ucap Sasa sambil meraih tangan Saka, sedangkan Saka hanya bisa memperhatikan semua yang dilakukan gadis itu padanya.
Saka terus memperhatikan wajah Sasa dari dekat, karna memang saat ini tubuh mereka saling berdekatan, saat berdekatan dengan pelayan tersebut, Sasa dapat mencium aroma tubuh pria itu, aroma maskulin yang tak asing baginya, seperti aroma tubuh seseorang yang biasa ia cium hampir disetiap harinya, aroma yang selalu memabukan hati dan pikirannya.
Aroma ini, apa ini aroma tubuh pria ini? tapi kenapa seperti aroma tubuh Saka, apa jangan-jangan dia...
Batin Sasa bertanya-tanya
'' Sasa sudah, ngapain sih kamu perduliin dia.'' ucap Alex yang langsung menarik tangan Sasa
'' Tapi dia terluka Lex, aku harus membantunya.'' ucap Sasa
'' Itu hanya luka kecil Sa, dia bisa mengatasinya sendiri.'' sambung Alex
'' Ih kamu kok gitu sih Lex, kayak gk punya hati, yasudah lah, kalau gitu aku pulang aja.'' Rajuk nya yang langsung pergi meningalkan ruangan tersebut.
'' Loh Sa, kok pergi? tunggu aku!'' panggilnya saat melihat Sasa yang sudah berlalu meningalkan nya
'' Semua gara-gara loe pelayan sialan.'' maki Alex, setelah itu ia langsung mengejar Sasa, sedangkan Saka terlihat menghela nafas lega, karna sudah berhasil menggagalkan kencan mereka, muda-mudahan saja, pikirnya
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
'' Sebenarnya kamu ada dimana mas, kenapa kamu mengirim semua barang ini kerumah.'' gumamnya, sambil memperhatikan barang-barang yang ada didepan rumah orangtuanya, ada lemari, kasur dan semua yang tidak ada didalam rumah, kini semua ada didepan rumah, tersusun rapi dan yang membeli semua ini adalah Aby, namun sampai saat ini pria itu masih belum kelihatan batang hidungnya, padahal ini sudah jam sepuluh malam.
'' Jadi benar mas ini semua barang milik kami?'' tanya Bu Rami kembali memastikan, Bu Rami menatap barang-barang yang dibelikan oleh menantunya tersebut dengan mata berbinar.
'' Iya bu, ini semua tanda bukti pembayarannya atas nama pak Abymana dan dikirimkan kealamat ini.'' jelas orang yang membawa barang tersebut.
'' Iya pak tapi dimana suami saya sekarang?'' tanya Bella
'' Oh kalau itu saya kurang tau bu, setelah membayar barang dan memberikan alamat, beliau langsung pergi.'' jelas orang tersebut
'' Sebenarnya kemana kamu mas??
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Ruk Mini
kluar taring s babank
2023-07-03
0