Dua Bulan Kemudian ....
Pada akhirnya, Gibran benar-benar menikahi Giselle. Kali ini, bahkan pernikahan keduanya sudah menginjak dua minggu. Akan tetapi, nyatanya mereka membina rumah tangga bukan di rumah impian yang hanya ditinggali keduanya. Melainkan, Giselle dan Gibran turut ringgal di Bandung, di rumah keluarga Gibran. Itu artinya Giselle menempati pondok mertuanya.
Matahari sudah menyapa, dan Giselle kala itu bangun kesiangan. Itu juga karena semalam Giselle lembur mengerjakan pekerjaannya.
"Mas, jam berapa ini?" tanya Giselle yang baru saja terbangun. Perempuan itu membangunkan suaminya dan bertanya sekarang jam berapa. Sebab, Giselle sendiri lupa untuk mensetting alarm di handphonenya.
"Hmm, jam ... setengah 06.30, Yang," balas Gibran.
Mendengar bahwa sekarang sudah jam 06.30 pagi, seketika Giselle beringsut begitu saja. Dia segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, dan setelahnya, Giselle buru-buru turun menuju ke dapur.
"Selamat pagi, Ibu," sapa Giselle ketika melihat Ibu mertuanya sudah berada di dapur.
Melihat kedatangan Giselle, Bu Rosalia tampak menurunkan bibirnya, dan mengedikkan bahunya sekilas.
"Istri kok bangunnya siang-siang, Selle. Kalah duluan sama ayam berkokok," balas Bu Rosalia dengan nada bicaranya yang begitu judes.
"Maaf, Bu ... itu juga semalam Giselle lembur, ada analisa saham yang harus Giselle lakukan," ucap Giselle yang segera berinisiatif untuk memotong sayuran berupa Kentang, Wortel, dan Brokoli yang akan dibuat Sayur Sop itu.
"Analisa apa? Apa gunanya analisa kerjaan tapi gak bisa ngurus suami, bangun aja kesiangan," balas Bu Rosa.
Mendengar mengenai ketidakpercayaan ibu mertuanya sendiri bahkan lantaran memang Giselle bersalah karena bangun kesiangan saja, membuat Giselle sudah merasa bersalah pagi hari. Namun, juga Giselle berbicara jujur bahwa dia memang membuat analisa saham hingga tengah malam. Tidak begadang tanpa tujuan.
"Maafkan Giselle, Bu ... tadi alarm di handphone Giselle juga lupa belum disetting ulang," balasnya.
Hingga jam sarapan tiba, Gibran sudah turun dari kamarnya dan menuju ke meja makan. Di sana, pria itu mengamati wajah istrinya yang tampak berbeda.
"Kenapa, Yang?" tanya Gibran.
"Hmm, tidak apa-apa kok, Mas," balasnya.
Gibran sangat tahu bahwa atmosfer di dapur terasa berbeda. Sementara Giselle juga wajahnya muram. Untuk itu, Gibran pun bertanya kepada ibunya.
"Bu, ada apa sih pagi-pagi?" tanya Gibran. Pria itu bergantian melirik sang ibu kemudian berganti melihat istrinya. Suasana di dapur sudah tidak enak.
"Tanya saja sama istri kamu itu. Mana ada istri yang bangun siang. Harusnya istri itu bangunnya lebih pagi. Dulu, Eyang kamu itu selalu ngasih tahu bahwa istri itu harus bangun pagi, jangan sampai bangunnya kalah sama ayam berkokok. Nah, ini istri kamu hampir jam tujuh, matahari sudah tinggi, baru bangun. Gak peduli Ibu sama pekerjaan dan analisa, kalau abai dengan tugasnya sebagai istri."
"Bu, itu juga Giselle bekerja semalam," balas Gibran.
"Kerja ya kerja, Bran ..., tapi suami harus diurus dan juga dilayani," balas Bu Rosalia.
Di sana Giselle hanya bisa menundukkan kepalanya. "Maafkan Giselle, Bu ... besok Giselle akan bangun lebih pagi," balasnya.
Dulu, Giselle kira satu pondok dengan mertuanya akan baik. Dia akan mendapatkan kasih sayang dari mertuanya. Dianggap layaknya anak perempuan sendiri. Namun, sekarang mengawali hari saja, Giselle harus menerima ucapan pedas dari mertuanya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
ArRaf
mending kayak mertuanya giselle ngomong langsung , lah mertua ku ngomong sampek orang sekampung pada tau 😪 tp gimana suamiku modelan kayak gibran , mintanya serumah ama ortunya 😪
2023-05-29
0
atin p
alhamdulillah mertuaku baik g pernah marah..krn aq nggak satu rumah...
2023-04-13
0
mommy iqbal
aku nginep di rmh mertua pas lebaran ajj , kebetulan udah 4 thn ini udah gk punya mertua, ngerasain punya mertua cuma 2 THN ajj ..
2023-04-08
1