Sore harinya, ketika Gibran pulang ke rumah, belum melepas tas ransel di punggungnya. Rupanya sudah ada ibunya yang menunggu di ruang tamu. Begitu Gibran datang langsung mengadukan semuanya kepada Gibran bagaimana kelakukan Giselle tadi pagi.
"Gibran, sekarang Ibu ingin bertanya kepada kamu. Sebenarnya, Giselle mandul kan?"
Jujur, Gibran begitu capek. Baru selesai bekerja, dan belum istirahat, baru memasuki rumah sudah dicerca dengan berbagai pertanyaan oleh Ibunya sendiri. Memang biasanya, orang awam berpendapat sukar hamil itu akan disangka mandul. Padahal, Giselle tidak mandu, melainkan terkena PCOS.
"Tidak Bu ... Giselle tidak mandul kok. Dia terkena PCOS, Bu. Sekarang, setelah Giselle lebih kurus, kami akan kembali ke Dokter. Semoga kali ini sudah ada kabar baik," balas Gibran.
Dulu memang advice dari Dokter Nuri meminta Giselle untuk mengurangi berat badannya terlebih dahulu. Itu juga supaya indung telur milik Giselle tidak berisikan lemak, dan lebih mudah untuk dibuahi. Sehingga, sekarang dengan berat badan Giselle yang sudah berkurang banyak, Gibran berniat untuk mengajak Giselle ke Dokter lagi dan memeriksakan kondisinya. Siapa tahu, sekarang kondisinya sudah lebih baik.
"Kalau mandul ya akui saja mandul. Tidak ada PCOS," bentak Bu Rosa sekarang.
"Bu, Gibran baru pulang dari kantor loh. Belum beristirahat. Jadi, jangan mengajak Gibran bertengkar, Bu," ucap Gibran sekarang.
Bukan berniat tidak sopan, tapi memang dia lelah baru saja datang dari kantor. Tidak disambut dengan baik, tapi sudah dicerca dengan serangkaian pertanyaan. Semua orang yang seharian bekerja, untuk pasti akan capek.
"Siapa tahu, Giselle diet karena memiliki pria idaman lain. Alasan aja, diet untuk punya anak. Lagipula, Giselle kan dari keluarga kaya raya, apa tidak bisa program bayi tabung. Mereka dari keluarga yang sama sekali tidak kekurangan uang," balas Bu Rosa.
Ya, Bu Rosa menilai bahwa keluarga Giselle begitu kaya. Jika hanya memberikan sedikit untuk program bayi tabung tidak menjadi masalah. Toh, kekayaan keluarga Wardhana juga tidak akan habis tiga turunan. Kalau bukan untuk anaknya, untuk siapa lagi.
"Giselle tidak meminta, Bu. Itu adalah harta Mama dan Papanya," balas Gibran.
"Harta orang tua juga milik anak. Mana ada dihitung beda-beda seperti itu. Alasan saja, yang pasti istrimu itu mandul atau tidak mau memiliki anak," balas Bu Rosa dengan pedas.
Di saat bersamaan, Giselle bisa mendengar perdebatan antara Bu Rosa dengan Gibran. Wanita itu hanya berdiri di balik pintu sebelum masuk ke dalam rumah. Air mata Giselle berlinangan. Harus berapa lama, Giselle bisa sabar dengan suasana rumah yang seperti ini. Pun, dengan Gibran yang seolah tidak bisa membelanya.
Giselle yang sudah berada di depan rumah, akhirnya memilih untuk pergi. Daripada ketika dia berada di rumah dan masih mendengarkan semua ocehan ibu mertuanya.
Rupanya, Gibran mendengar suara mobil yang baru saja keluar dari halaman rumah. Gibran pun akhirnya memilih menaruh ranselnya di rumah, dan dia pergi menyusul Giselle.
"Bran, mau kemana?" Suara teriakan Bu Rosa kepada putranya, tapi Gibran memilih untuk pergi dan menyusul Giselle sekarang. Yang ada di dalam pikiran Gibran, tidak biasanya istrinya pergi seperti ini. Sudah pasti Giselle mendengarkan semua ucapan Ibunya.
Rupanya, mobil Giselle berhenti di sebuah taman kota yang tidak jauh dari rumah Gibran. Tidak turun dari mobil, karena memang Giselle masih menangis. Sehingga, Gibran kali ini yang berinisiatif untuk mendatangi mobil Giselle. Pria itu mengetuk kaca mobil Giselle, mengetahui bahwa yang datang adalah Gibran, Giselle pun membukakan pintu mobilnya, mempersilakan Gibran untuk masuk ke dalam.
"Sayang," sapa Gibran begitu sudah masuk ke dalam.
"Untuk apa menyusulku, Mas?" tanya Giselle kemudian.
"Kamu mendengarkan semua ucapan Ibu, yah?" tanya Gibran sekarang.
"Iya, aku mendengarnya. Mas Gibran juga mau menuduhku sebagai wanita mandul juga?" tanyanya.
Dengan cepat Gibran pun menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak pernah menyebutmu sebagai wanita mandul," balas Gibran.
Air mata Giselle sudah mengalir dengan begitu derasnya. Kesal dengan ucapan dan tudingan miring dari ibu mertuanya. Namun, di satu sisi juga suaminya tidak bisa memberikan perlindungan, rasa aman, dan juga kehidupan rumah tangga yang harmonis. Jika, mau menakar semua, yang banyak Giselle alami justru penderitaan dan air mata.
"Aku ingin rasa aman, aku ingin kehidupan rumah tangga yang harmonis, Mas. Jika terus seperti ini, usaha mendapatkan anak pun rasanya sukar. Aku tidak sehat secara emosi," balas Giselle.
Mungkin fisiknya sehat. Akan tetapi, secara mental Giselle sama sekali tidak sehat. Yang ada setiap hari dirinya begitu tertekan dengan keadaan di dalam rumah. Ingin mendapatkan perlindungan, tapi seolah tak ada tempat untuknya berlindung.
"Maafkan aku, Sayang," ucap Gibran.
"Apa tidak bisa sesekali Mas Gibran membelaku?"
Pertanyaan yang sukar untuk Gibran. Namun, di sisi lain Gibran tidak bisa membela Giselle. Tidak bisa memberi pembelaan dan perlindungan ketika ibunya terus-menerus menyudutkan Giselle.
"Kamu juga kan kalau berani kepada orang tua itu berdosa?" Gibran justru balik bertanya kepada Giselle, dan menegaskan bahwa berani kepada ibu, orang tua itu berdosa.
"Aku tidak menyuruhmu melawan ibumu, Mas. Namun, setidaknya pikirkan aku yang adalah ibumu," balas Giselle.
"Kenapa, Yang ... kenapa kamu terus mendesakku untuk memilih di antara kamu dan Ibu? Aku tidak bisa memilih salah satunya. Kalian berdua sangat berharga untukku," balas Gibran.
Giselle tidak meminta Gibran untuk melawan Ibunya. Yang Giselle mau, Gibran mau membelanya. Menjelaskan kondisinya sekarang ini. Toh, ketika istri dipinang suaminya, suaminya adalah rumahnya. Jika, seperti ini yang ada rumah tangga harmonis itu pernah terwujud.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Dinarkasih1205
duuh gibran banyak cara untuk ngomong baik baik dan memberi pengertian pada orang tua ndak harus melawan juga duuh kamu itu gibran pingin tak cubit ginjalmu yah bikin aku darting
2023-03-16
0
Enisensi Klara
ya tertekan terus gimana bisa hamil dan kalopun hamil ntar malahan kegiuguran karena stres ,mendingan pindah rumah aja
2023-03-15
0
Enisensi Klara
Dahlah giselle mendingan pindah rumah aja ga usah gabung lagi sama mertua ,jatuh nya sakit hati dan tekanan batin terus di salahkan , orang macam tipe Bu Rosa ini ga pernah bersyukur jadi bawaannya menuduh danenyalahkan ,selalu cari kesalahan terus nanti jikapun Gisele hamil tetap juga jadi masalah dibilang males lah atau apalah ga akan abis kesalahan Gisele kecuali tggu Bu Rosa meninggoy aja ,kesal baca nya aku pengen tak sajen si Bu Rosa ini 🙄🙄🙄🙄
2023-03-15
1