Sebenarnya mengenai orang yang bisa menerima kekurangan dirinya dalam hal fisik adalah Giselle. Dia sudah menjadi korban bullying karena tubuhnya yang gemuk sudah sejak kecil. Bahkan Giselle tidak pernah membagi masalah dan menceritakannya kepada Mama dan Papanya. Namun, sekarang dipermalukan sendiri oleh orang lain yang notabene tidak dia kenal dan mertuanya yang seolah justru turut menabur garam di atas luka benar-benar membuat Giselle merasa sakit.
"Apakah tubuhku ini sangat tidak menarik dan membuatku terlihat seperti pembantu ya Mas?" tanya Giselle kemudian.
Sebenarnya bukan karena bobot tubuhnya, tapi penilaian orang yang menyebutnya adalah terlihat seperti seorang pembantu. Untuk wanita yang tentu bisa dengan mudahnya insecure, kali ini Giselle pun mengalami hal yang sama. Merasa insecure dengan tubuhnya dan juga dengan sebutan bahwa dia disebut pembantu.
"Enggak, Yang ... jangan dimasukkan ke dalam hati," balas Gibran.
Hingga ketika beberapa saat kemudian Gibran dipanggil oleh Ibunya. Dia disuruh untuk membuang semua sampah, sehingga Gibran turun dari kamarnya dan membantu ibunya. Rupanya, di bawah sudah ada Bu Rosalia yang sekarang terlihat cemberut.
"Mana yang harus dibuang, Bu? Biar Gibran yang buang semuanya ke tempat pembuangan sampah," ucap Gibran.
"Itu, nanti semuanya dibuang ke tempat sampah. Lagian, Giselle cuma cuci piring saja, dan semua sampah tidak dikumpulkan menjadi satu. Harusnya itu semua sampah dan sisa makanan itu dimasukkan ke dalam kantong plastik," keluh sang ibu mertua.
"Kan Giselle sudah bantuin sejak pagi, Bu," balas Gibran.
"Ya, bela terus istri kamu itu. Ibu itu cuma bilang harusnya itu semuanya sekalian dibersihkan. Kayak gini, Ibu tuh masih harus bersihin," ucap Bu Rosa.
Gibran yang tertunduk. Kadang kala, Gibran sendiri seperti berdiri di tengah-tengah dua kubu, satu istrinya, dan satu ibunya. Memberi jawaban dan sanggahan ke ibu sendiri, terasa berdosa, Sementaran jika tidak, Giselle juga membutuhkan pembelaan darinya.
"Sudah, Bu ... kan setidaknya tadi Giselle sudah bantuin," balas Gibran.
"Sama bilang ke istri kamu. Setidaknya memperbaiki diri. Orang-orang berkata, kamu cakep, istrimu sama sekali tidak good looking," balas Bu Rosa.
Ya, memang tadi saat arisan PKK, beberapa ibu-ibu mempergunjingkan penampilan Giselle yang tidak good looking. Penggambaran Giselle dan Gibran layaknya angka 10, di mana Gibran adalah angka satu, dan Giselle adalah angka nol. Sama sekali tidak terlihat serasi.
"Tidak usah memperhatikan penampilan, Bu," balas Gibran.
"Bran ... Gibran, orang tua berbicara itu didengarkan. Bukan selalu membalas ucapan Ibu. Orang tuamu itu tinggal Ibu, masak kamu selalu membalas ucapan Ibu."
Sekarang, Gibran tidak bisa membalas lagi. Pria itu memilih untuk mengambil semua kantong sampah dan kemudian membuang semuanya. Setelahnya, Gibran mencuci tangannya ke dapur, barulah dia kembali naik ke kamarnya.
Rupanya, di dalam kamar Giselle masih menangis. Gibran menghela nafas panjang dan mendekati istrinya. "Yang, kenapa?" tanyanya perlahan.
"Benar kan, Mas ... aku sama sekali tidak menarik. Tidak pantas bersanding dengan kamu," balas Giselle.
Giselle bisa berkata seperti itu juga karena dia mendengar semua perbincangan ibu mertuanya dan juga dengan suaminya. Tetap saja, perkataan ibu mertuanya itu sangat menyakitinya.
"Sudah, Yang ... apa masih ingin memperpanjang semuanya lagi?"
"Bela aku di hadapan ibumu, Mas," balas Giselle.
Air matanya terus mengalir. Dia sangat sedih. Dia menginginkan suaminya yang sesekali bisa membelanya. Tidak hanya mengatakan sudah, dan diam. Sebagai istri, Giselle juga sangat ingin Gibran membelanya.
"Kan aku sudah bilang ... tidak usah mempermasalahkan penampilan," balas Gibran.
"Itu bukan pembelaan, Mas," balas Giselle.
Sekarang Gibran mengusap kasar wajahnya. Atmosfer di rumah ini setiap harinya selalu panas. Entah itu tentang ibunya atau tentang Giselle. Sampai Gibran merasa terjebak di antara dua-duanya.
"Sudah, Yang ... jangan memaksaku untuk memilih di antara kamu dan ibuku. Aku tidak bisa memilih salah satu di antara keduanya," balas Gibran.
Dada Giselle terasa sesak. Bahkan sekarang, kian sakit ketika suaminya mengatakan bahwa dia jangan memaksanya untuk memilih antara ibunya dan istrinya. Itu adalah jawaban yang sangat menyakitkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
ArRaf
paham bangt posisinya gibran , suamiku jg gini soalnya , suamiku pernah bilang " ma'af kalo aku melukaimu karena tdk bisa terang terangan membelamu , tp disaat berdua seperti ini , aku hanya milikmu , silahkan berkelu kesah padaku "
makanya masih bertahan saja aku meski sudah belasan tahun 🥺
2023-05-29
0
mama Al
disambung ya keburu pencet tombol tadi.
Part awal Bu Rosa sempat terpana ke mewahan orangtuanya Giselle kok dia malah berbanding terbalik ya.
2023-04-23
1
mama Al
Giselle kan orang kaya
biasanya mertua baik sama menantu yang kaya
2023-04-23
0