#Nafisa jatuh

Bismillahirohmanirohim.

Bruk!

"Nafisa!" teriak Jihan.

Semua orang langsung melihat ke arah Jihan berteriak Radit yang masih berdiri didekat mobilnya melihat ke arah Jihan pula saat mendengar teriakan kencang Jihan.

"Nafisa." Gumun Radit melihat anaknya terjatuh.

Buru-buru Radit berlari menghampiri Nafisa. Radit lari kencang sekali, bahkan dia sampai melewati Jihan lebih dulu.

"Nafisa, are you oke sayang?" tanya Radit mulai khawatir.

Nafisa tersenyum pada Radit, penglihatan Nafisa sudah buram tidak lagi jelas.

"Nafisa kamu tidak papakan? maafkan mbak Jihan, Nafisa." Nafisa juga tersenyum pada Jihan.

Radit buru-buru membawa putrinya ke mobil, dia tak mempedulikan Jihan sama sekali. Jihan sudah meneteskan air matanya.

Jihan orang yang begitu lembut apalagi kalau masalah Nafisa, jadi melihat Nafisa terjatuh saja dia sudah menangis. Jihan sampai merasa bersalah merasa dirinya tidak becus menjaga Nafisa.

"Nafisa tak papakan Radit?" tanya nenek Rifa khawatir pada kondisi cucunya.

"Kita bawa Nafisa ke rumah sakit sekarang Ma." Nenek Rifa mengangguk.

Jihan ikut serta juga menemani Nafisa ke rumah sakit. Jihan masih diam, dia tak berani bersuara mengangkat kepalanya pun Jihan tidak punya keberanian.

Jihan merasa dirinya paling bersalah, takut dimarah nenek Rifa, takut dimarah ayah Radit. Apalagi tadi Jihan melihat jelas sekali Radit menatapnya tajam.

Nenek Rifa dan Ayu tau kejadian aslinya, jadi mereka tak begitu menyalahkan Jihan. Tadi saja sebelum Nafisa terjatuh Jihan sudah memperingati Nafisa. Jihan juga terus memanggil nama Nafisa, sayangnya Nafisa tidak mendengarkan teriakan Jihan.

Sampai di rumah sakit Radit langsung menggendong putrinya untuk mendapatkan pertolongan dari pihak rumah sakit.

"Suster tolong putri saya." Teriak Radit panik.

3 orang suster bersama 1 orang dokter langsung menangani Nafisa, "Maaf bapak tunggu di luar sebentar." Instruksi dokter.

Radit menurut setelah pintunya ditutup oleh seorang suster Radit menguyur rambutnya kasar saking frustisnya. Rasanya ingin sekali Radit membentak Jihan, tapi dia masih menahan semuanya melihat masih ada sang ibu.

Jihan duduk didekat nenek Rifa. "Maaf, maafkan Jihan Ma." Ucapnya bergetar.

"Maaf Jihan tidak bisa menjaga Nafisa dengan baik ma, Jihan...." Jihan sudah tak sanggup lagi bicara nafasnya naik turun, akibat terus menangis.

"Tidak Jihan ini bukan salah kamu, mama juga melihat sendiri kejadian yang sebenarnya." Balas nenek Rifa.

"Sekarang kita doakan semoga Nafisa baik-baik saja."

"Benar apa kata mama, mbak Jihan, aku yakin Nafisa pasti baik-baik saja." Sambung Ayu.

Ayu tau Jihan pasti sudah ketakutan, Ayu rasa jika dia ada diposisi mbak Jihan akan merasakan hal yang sama. Jihan hanya bisa mengangguk, tentu saja sedari tadi dia selalu berdoa agar Nafisa baik-baik saja.

Andai Jihan bisa memutar kembali waktu beberapa saat lalu, mungkin Jihan tidak akan membiarkan Nafisa melapsakan tangannya.

Klek.

Pintu ruang UGD terubuk setelah 20 menit berlalu.

"Bagaimana keadana cucu saya dok?"

Nenek Rifa langsung bangkit saat melihat seorang dokter keluar dari ruang UGD.

"Cucu ibu sudah baik-baik saja, dia hanya mengalami benturan di kepalanya. Untungnya benturan itu tidak seberapa keras sehingga tak terjadi apa-apa." Jelas dokter.

"Allhamadulilah." Ucap mereka semua, setelah mendengar penjelasan dari dokter.

"Boleh kami masuk dok?"

"Silakan, saya tinggal dulu bu, mari."

Nenek Rifa dan Ayu langsung masuk untuk melihat keadaan Nafisa, sedangkan Jihan yang akan ikut masuk terpaksa dia urungkan, saat mendengar suara Radit menyuruhnya untuk tetap ditempat.

Kini Jihan dan Radit sudah berhadap-hadapan, Radit menatap tajam Jihan, sementara Jihan sama sekali tidak benari mematap Radit. Sedari tadi Jihan terus saja menatap lantai, dia sungguh tidak punya keberaninya melihat Radit.

"Angkat kepalamu." Suruh Radit, suaranya terdengar begitu dingin di kuping Jihan.

Tapi Jihan sekaan tak mendengarkan apa yang dikatakan Radit, Jihan malah semakin menunduk, yakinlah jika saat ini tubuh Jihan sudah sangat gemetar.

Susah payah Jihan menahan air matanya yang akan kembali tumpah di hadapan Radit. Jihan sudah tau pasti Radit akan memarahi dirinya. Jihan akan menerima jika Radit menyalahkan dirinya atas insiden jatuhnya Nafisa, bagaimanapun juga yang bertugas menjaga Nafisa memanglah Jihan.

"Kamu tuli atau bagaimana hah! angkat kepalamu Jihan!" suara Radit sedikit meninggi.

Buru-buru Jihan mengangkat kepalanya.

Deg!

Hal pertama kali yang Jihan lihat, Radit sedang menatapnya sangat tajam.

'Ya Allah.' keluh Jihan semakin ketakutan.

"Maafkan saya pak Radit." Ucap Jihan memberanikan diri, Radit malah mengacuhkannya.

"Kamu bisa menjaga Nafisa dengan becus tidak hah!" marah Radit.

"Maaf pak." Jawab Jihan semakin gemetar.

"Jika terjadi sesuatu pada Nafisa aku tak akan sungkan menyalahkan dirimu."

Radit segera menyusul ibu dan adiknya melihat keadaan sang anak, setelah puas memarahi Jihah. Radit sudah gatal sendiri tadi rasanya dia ingin memarahi Jihan.

Radit sudah tidak ada lagi di hadapannya, tubuh Jihan langsung merosot, air mata yang tadi sudah berhenti kembali tumpah lagi. Jihan benar-benar takut pada Radit, Jihan tak menyangka Radit akan sangat marah pada dirinya.

Jihan menangis tanpa suara, "Ya Allah, Astagfirullah." Rancau Jihan untuk menguatkan dirinya sendiri.

"Maafkan mbak Jihan, Nafisa. Mbak Jihan tidak bisa menjaga kamu dengan baik. Mungkin setelah ini kita tidak akan bertemu lagi Nafisa." Ucap Jihan pelan.

Rasanya Jihan tidak rela berpisah dengan Nafisa, tapi melihat Radit yang begitu marah pada dirinya, kemungkinan besar Radit akan memecatnya.

"Loh Radit, Jihan mana?" heran nenek Rifa saat tak melihat keberadaan Jihan.

Pasalnya tadi nenek Rifa melihat Jihan mendekati Radit mungkin dia meminta maaf.

Ditanya tentang Jihan oleh sang ibu Radit hanya bisa diam, "Kenapa diam? Jangan kamu salahkan Jihan sepenuhnya Radit, ini buka salah Jihan."

"Tapi Ma, dia tidak becus menjaga Nafisa, mama lihat, kalau saja Jihan bisa menjaga Nafisa dengan baik pasti Nafisa tidak akan ada disini." Cecer Radit.

"Ayu, suruh mbak Jihan masuk ke sini, kasih dia diluar sendirian." Perintah nenek Rifa, dia tak lagi mempedulikan putranya.

"Iya Ma." Sahut Ayu, dia segera menemui Jihan.

Samar-sama Nafisa membuka matanya, "Nenek, Ayah." Ucap Nafisa.

Ayu dan Jihan baru saja masuk.

"Allhamadulilah kamu sudah bangun sayang." Ucap nenek Rifa mendekati cucunya.

"Mbak Jihan mama nek?"

"Itu." Tujuk nenek Rifa pada Jihan dan Ayu yang mendekat ke arah mereka.

"Mbak Jihan." Nafisa menatap Jihan berkaca-kaca.

Nafisa sempat mimpi Jihan dibentak oleh ayahnya sendiri.

"Hiks....mbak Jihan maafkan Nafisa, Nafisa tidak mendengarkan mbak Jihan." Kini mereka berdua saling berpelukan.

Melihat Nafisa menangis Jihan jadi ikut menangis pula, "tidak Nafisa, mbak Jihan yang harusnya minta maaf." Ucap Jihan gemetar.

"Mbak Jihan tengan saja, tidak akan ada yang pernah bisa mengusir mbak Jihan dari sisi Nafisa, mbak Jihan pengasuh Nafisa jadi hanya Nafisa yang berhak memutuskan sesutu untuk mbak Jihan."

Radit tersentak, bahkan putrinya lebih memilih Jihan ketimbang dirinya. Radit jadi merasa besalah telah memarahi Jihan tadi.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Bukan Jihan yang ga becus jaga anak tapi kamu Radit 😡

2024-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 #Undangan pernikahan
2 #Nafisa Az-zahra
3 #Radit
4 #Ayu
5 #Sindiran kerasa
6 #Daftar sekolah
7 #Bunda
8 #Senang
9 #Doa
10 #Marah
11 #Gugup
12 #Masih Marah?
13 #Menyesal
14 #Saling meminta maaf
15 #4 Bulan sudah
16 #Mie ayam
17 #Membahas Mie ayam
18 #Permintaan Nafisa
19 #Kenyataan
20 #Nafisa jatuh
21 #Gara-gara boba
22 #Pulang
23 #Frustrasi
24 #Zoo
25 #Bahagiannya Nafisa
26 #Bekerja
27 #Seperti keluarga sendiri
28 #Kembali dingin
29 #Bunda
30 #Caca vs Elsa
31 #Baju pengantin
32 #Salah lihat mungkin
33 #Dilema
34 #Terbongkar
35 #Niat yang sama
36 #Salah sangka
37 #Usaha Radit dan Nafisa
38 #Masalah datang
39 #Memberitahu nenek Rifa
40 #Senang sekali!
41 #Persiapan H-1
42 #Tamu dari kota
43 #Lamaran
44 #Membuat cake
45 # Tinggal menghitung jam
46 #Pengantin pengganti yang diinginkan
47 #Kebahagiaan pernikahan
48 #Para polisi
49 #Kamar Radit
50 #Makan malam
51 #Ke kantor
52 #Memiliki hati lembut
53 #Menjemput Nafisa
54 Ke kantor polisi
55 #Bersyukur
56 #Opa Vs Radit
57 #Mengunjungi mertua
58 # Sampai
59 #Ke sungai
60 #Syukuran
61 #Sawah
62 #Dikerjain
63 #Sampai
64 #Resepsi
65 #Sadar
66 #Takdir Allah
67 #Permintaan maaf dan penyesalan
68 #Kecelakaan
69 #Janin luar biasa
70 #Firasat
71 #Semua bukti
72 #Membaik
73 #Sudah boleh pulang
74 #Perpisahan sekolah Nafisa
75 #3 bulan
76 #Acara 7 bulan
77 #2 baby boy
78 #Baby A
79 #Keseharian
80 #4 tahun
81 Pengumuman, promo novel baru berita duka.
82 Anak genius. Novel baru
83 Kepoin yuk
Episodes

Updated 83 Episodes

1
#Undangan pernikahan
2
#Nafisa Az-zahra
3
#Radit
4
#Ayu
5
#Sindiran kerasa
6
#Daftar sekolah
7
#Bunda
8
#Senang
9
#Doa
10
#Marah
11
#Gugup
12
#Masih Marah?
13
#Menyesal
14
#Saling meminta maaf
15
#4 Bulan sudah
16
#Mie ayam
17
#Membahas Mie ayam
18
#Permintaan Nafisa
19
#Kenyataan
20
#Nafisa jatuh
21
#Gara-gara boba
22
#Pulang
23
#Frustrasi
24
#Zoo
25
#Bahagiannya Nafisa
26
#Bekerja
27
#Seperti keluarga sendiri
28
#Kembali dingin
29
#Bunda
30
#Caca vs Elsa
31
#Baju pengantin
32
#Salah lihat mungkin
33
#Dilema
34
#Terbongkar
35
#Niat yang sama
36
#Salah sangka
37
#Usaha Radit dan Nafisa
38
#Masalah datang
39
#Memberitahu nenek Rifa
40
#Senang sekali!
41
#Persiapan H-1
42
#Tamu dari kota
43
#Lamaran
44
#Membuat cake
45
# Tinggal menghitung jam
46
#Pengantin pengganti yang diinginkan
47
#Kebahagiaan pernikahan
48
#Para polisi
49
#Kamar Radit
50
#Makan malam
51
#Ke kantor
52
#Memiliki hati lembut
53
#Menjemput Nafisa
54
Ke kantor polisi
55
#Bersyukur
56
#Opa Vs Radit
57
#Mengunjungi mertua
58
# Sampai
59
#Ke sungai
60
#Syukuran
61
#Sawah
62
#Dikerjain
63
#Sampai
64
#Resepsi
65
#Sadar
66
#Takdir Allah
67
#Permintaan maaf dan penyesalan
68
#Kecelakaan
69
#Janin luar biasa
70
#Firasat
71
#Semua bukti
72
#Membaik
73
#Sudah boleh pulang
74
#Perpisahan sekolah Nafisa
75
#3 bulan
76
#Acara 7 bulan
77
#2 baby boy
78
#Baby A
79
#Keseharian
80
#4 tahun
81
Pengumuman, promo novel baru berita duka.
82
Anak genius. Novel baru
83
Kepoin yuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!