#Daftar sekolah

Pagi hari sudah menyapa.

Nafisa sudah rapi menggunakan pakaian yang dipilih oleh Jihan, sedari bangun tidur bocah itu terus saja mengembangkan senyumnya, sampai membuat Jihan merasa heran sendiri.

Tapi Jihan tidak ada keberanian untuk bertanya pada sang anak asuh. Semalam Jihan benar-benar menepati janjinya pada Nafisa, jika dia akan menemani gadis mungil itu tertidur.

"Nafisa, mbak Jihan bersih-bersih dulu ya, kamu tunggu di sini atau mau ke bawah?"

Nafisa masih sibuk bersama kucing kesayangannya. "Nafisa mau main sama Caca mbak, sambil nunggu mbak Jihan selesai mandi."

Jihan mengiyakan saja apa yang Nafisa mau.

"Tapi tidak boleh main kotor lagi ya, Nafisa ingatkan apa yang ayah katakan semalam." Tutur Jihan lembut.

"Ya mbak Nafisa ingat kok."

"Yasudah ayo mbak antar ke tempat Caca." Jihan menggandeng tangan Nafisa.

Melihat tanganya digengam oleh Jihan membuat Nafisa mengembangkan senyumnya, kala dia melirik tanganya dan mbak Jihan saling bertatu, senang sekali rasanya Nafisa.

Seperti ini Nafisa merasa dilindungi oleh seorang Bunda. Mengharapkan ayahnya tentu saja tidak mungkin bagi Nafisa.

Sejak pertama kali ayahnya membawa Elsa ke rumah ini dan memperkenalkan perempuan itu sebagai calon bunda Nafisa, membuat bocah cilik Nafisa langsung memasang dinding pembatas pada ayahnya.

Padahal dulu Nafisa sangat dekat dengan sang ayah, tapi sejak hari itu Nafisa selalu berbicara dingin pada Radit.

Bukan tanpa alasan Nafisa menolak Elsa, pertama, dia menolak Elsa karena pakaian perempuan itu sangat tidak sopan di mata Nafisa.

Nafisa risih jika melihat perempuan yang berpakaian seksi, Nafisa tidak terbiasa. Di rumah kak Ayu dan neneknya selalu mengenakan pakaian yang menutup seluruh aurat mereka.

Nafisa gadis kecil, walaupun di rumah tidak mengenakan jilbab, tapi dia selalu menggunakan baju yang sopan. Dia bahkan tak memilik baju yang terbuka sedikitpun di lemari pakaiannya.

Nafisa dan Jihan baru saja sampai lantai bawah, Baru saja mereka menginjakkan kaki di lantai bawah sudah mendengar teriakan seorang dipagi hari.

"Good morning everyone." teriak Ayu baru saja keluar kamar.

"Sis Ayu noisy!" (Kak Ayu berisik) kesal Nafisa, dia tak kalah berteriak juga akhirnya.

Ayu terkekeh sambil mendekati keponakanya itu, tak lupa dia mencubit gemas pipi Nafisa, membuat Nafisa semakin sebal saja.

"Iss, kak Ayu!"

"Heheheh, abisnya kamu gemesyin sih."

Jihan tersenyum melihat kedekatan Nafisa dan Ayu, walaupun tak jarang keduanya akan perang mulut.

"Nafisa main sama kak Ayu dulu ya, mbak Jihan akan bersih-bersih."

"Iya mbak, mbak Jihan mandi saja, biar kak Ayu yang anter Nafisa bermain dengan Caca." sahutnya.

Lalu Jihan pergi dari sana, saat akan ke kamarnya Jihan tidak sengaja berpapasan dengan Radit. Jihan langsung menundukkan kepalanya sopan pada Radit.

Apalagi Jihan merasa Radit sedang menatap dirinya tajam. Tak tahu apa begitu hanya perasaannya saja atau benar Radit sedang mentap dirinya tajam.

Setajam pisau yang bisa membelah-belah apapun, hingga menjadi bentuk yang tak teratur sama sekali.

Jihan cepat-cepat pergi dari hadapan Radit, sungguh lebih baik dia tak bertemu dengan ayah Nafisa, dari pada harus merasa dirinya seperti terus diintimidasi oleh Radit.

Jihan sudah tak telihat lagi di sana.

"Pagi sayang." Sapa Radit mendekat pada Nafisa.

"Pagi." Jawab Nafisa singkat.

Ayu acuh saja, dia sudah biasa melihat Nafisa acuh pada kakaknya. "Ayo kita ke ruang makan, tidak suah menemui Caca sekarang, nanti saja kalau sudah selesai sarapan." Ujar Ayu.

"Tidak mau kak Ayu, Nafisa mau menunggu mbak Jihan." Ucap Nafisa.

Ayu tersenyum mendengar penuturan Nafisa, seperti Nafisa sudah menerima keberadaan Jihan disampingnya.

Radit malah menghembuskan nafas kasar, dia merasa benar-benar tidak dianggap oleh anaknya sendiri.

'Ya Allah.' keluh Radit.

Hampir 6 bulan Nafisa selalu bersikap dingin dan acuh padanya. Tentu saja membuat Radit sangat tak suka diacuhkan seperti ini.

"Kak Ayu, Nafisa mau ketempat Caca sebentar." Nafisa melesat pergi dari hadapan Radit dan Ayu.

Setelah kepergian Nafisa, gadis berseragam putih abu-abu itu menatap sang kakak iba, tapi semua ini memang salah Radit.

"Sampai kapan? Sampai kapan mas Radit mau melihat Nafisa selalu bersikap acuh pada kamu mas."

"Tau tidak! jika seperti ini mas Radit sekaan memposisikan Nafisa sebagai orang yang mas Radit pertimbangkan rasa sayangnya, Mas Radit jadi terkesan tidak menyayangi Nafisa."

Setelah mengeluarkan semua unek-uneknya Ayu melengos pergi, kesal sekali dia pada kakaknya itu.

Tak lama mereka semua sudah selesai sarapan, seperti yang sudah direncakan oleh Radit semalam jika hari ini dia akan mendaftarkan Nafisa sekolah.

"Nek Nafisa berangkat dulu." Pamitnya.

"Iya sayang." Nenek Rifa mencium pipi cucunya.

Jihan dan Nafisa diantar oleh Radit, karena memang Radit yang memilihkan tempat Nafisa sekolah.

Tadinya Radit ingin mengajak Elsa untuk menemin Nafisa mendaftar sekolah, tapi Radit berpikir lagi pasti Nafisa tidak mau bersama Elsa.

Mereka sudah di dalam mobil.

"Mbak Jihan." Panggil Nafisa memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Iya kenapa?"

"Mbak Jihan, kalau Nafisa sudah sekolah mbak Jihan mau menunggu Nafisa di sekolah sampai Nafisa pulang."

Jihan tersenyum. "Tentu saja Nafisa, sudah tugas mbak Jihan."

Jihan dan Nafisa duduk di kursi belakang, karena Nafisa yang meminta, jadi Radit tak bisa menghalanginya.

Radit masih teringat kata-kata adiknya tadi pagi, di kepalanya sekarang.

Hanya ada suara Jihan dan Nafisa di dalam mobil, diam-diam sedari tadi Radit memperhatikan interaksi keduanya.

Tak lama mobil yang dikendarai Radit berhenti disebuah sekolah elit. Jihan sampai menganggak tak percaya. Sekolahnya bagus sekali.

Jihan ikut masuk bersama Nafisa dan Radit, bagaimanapun juga nanti Jihan yang akan mengurus sekolah Nafisa.

Radit melakukan pendaftaran sesuai prosedur yang sudah ada.

"Nafisa besok sudah bisa muali sekoalah, semua peralatan sekolahnya ada disini." Ucap wanita paruh baya.

Dia menyerahkan 2 paperbag yang berisi semua perlengkapan sekolah Nafisa.

"Terima kasih banyak bu, kami permisi." Ucap Radit formal.

"Sama-sama pak Radit."

Mereka bertiga sudah keluar dari kantor sekolah. Baru saja Radit akan mengambil mobilnya dia mendengar suara seorang memanggil dirinya.

"Radit." Teriak seorang perempuan..

"Elsa." Gumunnya.

'Kenapa dia ada disini.' batin Radit, padahal niatnya dia ingin menghabiskan waktu bersama putrinya.

Elsa sudah berada di hadapan mereka, entah apa yang membuat Elsa menatap tak suka pada Jihan.

"Elsa kamu disini juga?"

"Iya, kalian sedang apa disini?"

"Aku mendaftarkan Nafisa sekolah." Jawab Rardit.

"Benarkah? kenapa tidak bilang, biar aku menemani kalian." Ucap Elsa, dia tersenyum pada Nafisa.

Namun Nafisa melengos begitu saja.

'Anak ini.' batin Elsa menatap kesal Nafisa.

"Ayo mbak Jihan kita pergi, kita naik taksi saja, disini kita tidak penting!" ketus Nafisa.

Nafisa menarik paksa tangan Jihan, gadis itu menatap tidak enak pada Radit maupun Elsa.

Nyes! Rasanya hati Radit begitu sakit merasa diabaikan oleh anak sendiri.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Ga Enak ya di cuekin sama anak sendiri

2024-01-23

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

justru kamu yg mengabaikan perasaan ank kamu.. sudah tau putriku menolak wanitamu tp kamu tetep ngeyel berhubungan dgn nya itu bukti kalau kamu egois Radit..

2023-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 #Undangan pernikahan
2 #Nafisa Az-zahra
3 #Radit
4 #Ayu
5 #Sindiran kerasa
6 #Daftar sekolah
7 #Bunda
8 #Senang
9 #Doa
10 #Marah
11 #Gugup
12 #Masih Marah?
13 #Menyesal
14 #Saling meminta maaf
15 #4 Bulan sudah
16 #Mie ayam
17 #Membahas Mie ayam
18 #Permintaan Nafisa
19 #Kenyataan
20 #Nafisa jatuh
21 #Gara-gara boba
22 #Pulang
23 #Frustrasi
24 #Zoo
25 #Bahagiannya Nafisa
26 #Bekerja
27 #Seperti keluarga sendiri
28 #Kembali dingin
29 #Bunda
30 #Caca vs Elsa
31 #Baju pengantin
32 #Salah lihat mungkin
33 #Dilema
34 #Terbongkar
35 #Niat yang sama
36 #Salah sangka
37 #Usaha Radit dan Nafisa
38 #Masalah datang
39 #Memberitahu nenek Rifa
40 #Senang sekali!
41 #Persiapan H-1
42 #Tamu dari kota
43 #Lamaran
44 #Membuat cake
45 # Tinggal menghitung jam
46 #Pengantin pengganti yang diinginkan
47 #Kebahagiaan pernikahan
48 #Para polisi
49 #Kamar Radit
50 #Makan malam
51 #Ke kantor
52 #Memiliki hati lembut
53 #Menjemput Nafisa
54 Ke kantor polisi
55 #Bersyukur
56 #Opa Vs Radit
57 #Mengunjungi mertua
58 # Sampai
59 #Ke sungai
60 #Syukuran
61 #Sawah
62 #Dikerjain
63 #Sampai
64 #Resepsi
65 #Sadar
66 #Takdir Allah
67 #Permintaan maaf dan penyesalan
68 #Kecelakaan
69 #Janin luar biasa
70 #Firasat
71 #Semua bukti
72 #Membaik
73 #Sudah boleh pulang
74 #Perpisahan sekolah Nafisa
75 #3 bulan
76 #Acara 7 bulan
77 #2 baby boy
78 #Baby A
79 #Keseharian
80 #4 tahun
81 Pengumuman, promo novel baru berita duka.
82 Anak genius. Novel baru
83 Kepoin yuk
Episodes

Updated 83 Episodes

1
#Undangan pernikahan
2
#Nafisa Az-zahra
3
#Radit
4
#Ayu
5
#Sindiran kerasa
6
#Daftar sekolah
7
#Bunda
8
#Senang
9
#Doa
10
#Marah
11
#Gugup
12
#Masih Marah?
13
#Menyesal
14
#Saling meminta maaf
15
#4 Bulan sudah
16
#Mie ayam
17
#Membahas Mie ayam
18
#Permintaan Nafisa
19
#Kenyataan
20
#Nafisa jatuh
21
#Gara-gara boba
22
#Pulang
23
#Frustrasi
24
#Zoo
25
#Bahagiannya Nafisa
26
#Bekerja
27
#Seperti keluarga sendiri
28
#Kembali dingin
29
#Bunda
30
#Caca vs Elsa
31
#Baju pengantin
32
#Salah lihat mungkin
33
#Dilema
34
#Terbongkar
35
#Niat yang sama
36
#Salah sangka
37
#Usaha Radit dan Nafisa
38
#Masalah datang
39
#Memberitahu nenek Rifa
40
#Senang sekali!
41
#Persiapan H-1
42
#Tamu dari kota
43
#Lamaran
44
#Membuat cake
45
# Tinggal menghitung jam
46
#Pengantin pengganti yang diinginkan
47
#Kebahagiaan pernikahan
48
#Para polisi
49
#Kamar Radit
50
#Makan malam
51
#Ke kantor
52
#Memiliki hati lembut
53
#Menjemput Nafisa
54
Ke kantor polisi
55
#Bersyukur
56
#Opa Vs Radit
57
#Mengunjungi mertua
58
# Sampai
59
#Ke sungai
60
#Syukuran
61
#Sawah
62
#Dikerjain
63
#Sampai
64
#Resepsi
65
#Sadar
66
#Takdir Allah
67
#Permintaan maaf dan penyesalan
68
#Kecelakaan
69
#Janin luar biasa
70
#Firasat
71
#Semua bukti
72
#Membaik
73
#Sudah boleh pulang
74
#Perpisahan sekolah Nafisa
75
#3 bulan
76
#Acara 7 bulan
77
#2 baby boy
78
#Baby A
79
#Keseharian
80
#4 tahun
81
Pengumuman, promo novel baru berita duka.
82
Anak genius. Novel baru
83
Kepoin yuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!