#Doa

Bismillahirohmanirohim.

Di kantor Radit membaca beberapa dokumen dengan perasaan senang. Kejadian tadi pagi masih membuat hati Radit terasa utuh kembali seperti dulu, beberapa orang yang melihat Radit tidak seperti biasanya merasa aneh sendiri.

Direktur utama perusahaan Amran Mining itu tak biasanya mengembangkan senyum ketika sedang bekerja.

Radit merupakan direktur utama di perusahaan ayahnya sendiri.

Perusahaan Amran Mining bergerak dibidang pertambangan, perusahaan Amran Mingin adalah perusahaan penghasil emas dan batu bara terbesar di kota Jogja.

Radit sebenarnya ingin memiliki perusahaannya sendiri, dia ingin mengelolah sebuah perusahaan dari 0, tapi tidak diperbolehkan oleh sang papa.

Kakek Amran mengatakan pada Radit, jika nanti perusahaan Amran Mingin akan jadi miliki Radit juga. Maka dari itu kakek Amran melarang Radit untuk membangun sebuah perusahaan lagi, karena hanya Radit penerus perusahaan Amran Mining.

Radit mendapatkan jabatannya sebagai direktur utama di perusahaan Amran Minging, bukan karena ayahnya CEO di perusahaan tersebut. Radit mendapatkan jabatan sebagai direktur utama, karena hasil kerja kerasnya sendiri.

"Maaf pak Radit, jika saya mengganggu waktu anda." Ucap seorang.

Orang itu kini sudah duduk di depan Radit, setelah diizinkan oleh Radit masuk tadi.

Radit yang masih sibuk dengan berkas-berkasnya, menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Ada apa?" tanya Radit dingin.

Gleg!

Cahyo menelan ludahnya kasar, tadi bukankah dia melihat direktur ini sedang tersenyum. Lalu kenapa sekarang berubah dingin seperti ini.

'Ya Allah, ayo Cahyo kamu sudah biasa melihat pak Radit seperti ini bukan,' ucapnya pada diri sendiri.

"Ada apa, Cahyo? Jika tidak ada hal penting yang akan kamu sampaikan silakan keluar dari ruangan saya." Usir Radit dingin.

Seketika Cahyo tersadar.

Gleg!

Dia kembali menelan salavianya kasar.

"Maaf pak Radit, pak Radit disuruh menghendel semua pekerjaan pak Amran." Ucap Cahyo akhirnya.

Radit menaikkan sebelah alisnya bingung, tidak biasanya sang papa memberikan dia pekerjaan mendadak seperti ini.

"Memangnya pak Amran kemana?"

"Maaf pak Radit saya kurang tahu, beliau tidak mengatakan apapun pada saya, selain menyuruh pak Radit menghendel semua pekerjaan beliau."

"Baiklah aku akan melakukannya, kamu silakan pergi." Usir Radit lagi.

"Baik pak."

Cahyo sampai mengelus dadanya sendiri, setelah dia berhasil keluar dari ruang direktur utaman perusahaan Amran mining.

Rasanya jantung Cahyo seperti sedang bersenam, entah apa yang terjadi dia begitu takut dengan Radit.

Semua karyawan diperusahaan tersebut memang segan pada Radit. Selain dia anak dari pemilik perusahaan, Radit juga orang yang tegas dan profesional. Ditambah lagi Radit selalu bersikap dingin pada siapapun di kantor, kecuali pak Amran, ayahnya.

Radit melupakan sesuatu jika dia belum menyuruh pak Mail untuk menjemput Nafisa dari sekolah. Niatnya tadi Radit akan menjemput Nafisa sendiri, tapi karena ada pekerjaan mendadak Radit jadi melupakan tentang Nafisa.

"Papa ada-ada saja menyuruhku menyelesaikan semua pekerjaan, tidak tahu apa pekerjaanku juga banyak. Lalu kemana Febry, asisten papa? kenapa harus aku." Oceh Radit.

Walaupun Radit mengoceh, dia tetap mengerjakan amanah dari papanya.

Di sekolah Nafisa.

"Mama...!" teriak anak-anak yang baru saja keluar dari sekolah itu.

Deg!

Nafisa yang melihat adengan ibu dan anak itu hanya bisa berdiri diambang pintu kelasnya. Tak terasa air mata bocah cilik itu membasahi pipinya begitu saja, sesak rasanya. Dia juga ingin seperti anak-anak lainnya. Keluar dari kelas meneriaki nama bundanya, melihat bundanya menunggu dia keluar dari sekolah, sambil merentangkan tangan untuk dia memeluk sang bunda. Nafisa ingin seperti itu.

Dia juga ingin seperti itu. "Bunda." Ucapnya pelan.

Nafisa memang tahu dia sudah tidak punya bunda lagi, tapi bunda sambung juga Nafisa akan merasa bahagia. Asalkan tidak seperti Elsa intinya.

"Ya Allah, Nafisa ingin seorang bunda." Doanya pada sang Maha Esa.

Nafisa mengadahkan kepalanya ke langit, seakan dia yakin pasti Allah akan mengabulkan doanya.

Ketika Nafisa sedang temenung diambang pintu kelasnya, sambil wajahnya masih menatap ke langit. Jihan yang sedari tadi menunggu kehadiran Nafisa, tapi Nafisa tak kunjung terlihat juga membuat Jihan kahwatir.

Sudah 10 menit dia menungggu, di ruang tunggu. Sambil terus memperhatikan satu persatu anak-anak yang melewati ruang tunggu, siapa tahu dia Nafisa. Selama 10 menit itu Jihan tak menemukan keberadaan Nafisa, hingga membuat Jihan sangat khawatir. Akhirnya Jihan memutuskan untuk menjemput Nafisa di kelasnya.

"Nafisa." Panggil Jihan.

Jihan merasa lega, ketika melihat Nafisa baik-baik saja, padahal tadi Jihan sudah berpikir yang tidak-tidak. Takut Nafisa dibullylah, takut Nafisa jatuh, segala macam hal buruk pokoknya takut terjadi pada Nafisa.

Merasa dipanggil Nafisa mencari sumber suara. Baru saja dia menatap lurus ke depan, Nafisa sudah melihat senyum mbak Jihan yang ditujukan untuk dirinya.

Satu lagi Nafisa juga menangkap tatapan khawatir mbak Jihan yang juga ditujukan untuk dirinya.

"Sepertinya Allah mengabulkan doa Nafisa." Entah apa maksud dari ucapan Nafisa.

"Ya Allah, Nafisa mbak Jihan kirain kamu kemana." Ucap Jihan khawatir.

"Maaf mbak Jihan, sudah membuat mbak Jihan khawatir." Sesalnya.

"Tidak apa, lain kali jangan begini lagi ya, ayo kita pulang." Ajak Jihan.

"Ayo mbak."

Kali ini bukan Jihan yang pertama menggandeng tangan Nafisa, Nafisa lah yang duluan menggandeng tangan Jihan, sampai membuta gadis itu heran.

'Ada apa dengan anak ini? Kadang senang, tapi juga kadang dia tiba-tiba sedih. Entahlah aku tidak mengerti seperti apa Nafisa, aku hanya tahu dia gadis kecil yang sangat sulit sekali dipahami.' Batin Jihan.

Mereka sudah keluar dari area sekolah, saat itu juga Jihan maupun Nafisa tersadar jika mereka tidak ada yang jemput.

"Mbak Jihan gimana cara kita pulang?"

Jihan yang sedikit tinggi membuat Nafisa terpaksa mendonggokan kepalanya untuk melihat mbak Jihan.

Sampai akhirnya Jihan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Nafisa.

"Kita naik taksi saja ya, mbak Jihan juga tidak punya nomor orang rumah."

"Iya mbak, besok jangan lupa minta nomor ayah atau tidak pak Mail."

"Iya, sekali lagi mbak Jihan minta ma-"

"Mbak Jihan kenapa terus saja meminta maaf! Sudah lupakan ayo kita cari taksi."

Belum sempat Jihan selesai bicara Nafisa sudah memotong perkataannya dengan cepat.

Jihan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Yasudah ayo."

Bukan Jihan tidak mau naik taksi hanya saja, dia tidak membawa uang, uang yang Jihan bawa hanya 10.000 rupiah saja, itu juga sisa dia habisa membeli barang karena tertinggal disaku gamisnya.

'Ya Allah bagaimana ini? Apakah aku harus mengatakan pada Nafisa jika aku tidak memiliki uang?' batin Jihan.

Tanpa Jihan sadari dia sering sekali menyebut nama Allah, sehingga perasaan tenang memenuhi hatinya, padahal dia sedang gelisah seperti sekarang ini.

Perasaan tenang langsung menyusuk kehati Jihan.

"Nafisa maaf tapi mbak Jihan tidak membawa uang untuk membayar taksinya."

Dan tanpa sadar lagi-lagi kata Maaf keluar dari mulut Jihan.

"Sudah tidak apa mbak Jihan, Nafisa ada uang kok dan juga simpanlah kata maaf mbak Jihan itu."

"Iya maaf."

"Eh, maaf."

Jihan akhirnya diam, karena merasa salah tingkah pada Nafisa.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Sesibuk"nya masa sampai lupa mau jemput anak 🤦‍♂️

2024-01-24

0

Nurani Realme

Nurani Realme

mining apa mingin

2023-04-01

0

Bro Koli

Bro Koli

anak kak

2023-03-05

2

lihat semua
Episodes
1 #Undangan pernikahan
2 #Nafisa Az-zahra
3 #Radit
4 #Ayu
5 #Sindiran kerasa
6 #Daftar sekolah
7 #Bunda
8 #Senang
9 #Doa
10 #Marah
11 #Gugup
12 #Masih Marah?
13 #Menyesal
14 #Saling meminta maaf
15 #4 Bulan sudah
16 #Mie ayam
17 #Membahas Mie ayam
18 #Permintaan Nafisa
19 #Kenyataan
20 #Nafisa jatuh
21 #Gara-gara boba
22 #Pulang
23 #Frustrasi
24 #Zoo
25 #Bahagiannya Nafisa
26 #Bekerja
27 #Seperti keluarga sendiri
28 #Kembali dingin
29 #Bunda
30 #Caca vs Elsa
31 #Baju pengantin
32 #Salah lihat mungkin
33 #Dilema
34 #Terbongkar
35 #Niat yang sama
36 #Salah sangka
37 #Usaha Radit dan Nafisa
38 #Masalah datang
39 #Memberitahu nenek Rifa
40 #Senang sekali!
41 #Persiapan H-1
42 #Tamu dari kota
43 #Lamaran
44 #Membuat cake
45 # Tinggal menghitung jam
46 #Pengantin pengganti yang diinginkan
47 #Kebahagiaan pernikahan
48 #Para polisi
49 #Kamar Radit
50 #Makan malam
51 #Ke kantor
52 #Memiliki hati lembut
53 #Menjemput Nafisa
54 Ke kantor polisi
55 #Bersyukur
56 #Opa Vs Radit
57 #Mengunjungi mertua
58 # Sampai
59 #Ke sungai
60 #Syukuran
61 #Sawah
62 #Dikerjain
63 #Sampai
64 #Resepsi
65 #Sadar
66 #Takdir Allah
67 #Permintaan maaf dan penyesalan
68 #Kecelakaan
69 #Janin luar biasa
70 #Firasat
71 #Semua bukti
72 #Membaik
73 #Sudah boleh pulang
74 #Perpisahan sekolah Nafisa
75 #3 bulan
76 #Acara 7 bulan
77 #2 baby boy
78 #Baby A
79 #Keseharian
80 #4 tahun
81 Pengumuman, promo novel baru berita duka.
82 Anak genius. Novel baru
83 Kepoin yuk
Episodes

Updated 83 Episodes

1
#Undangan pernikahan
2
#Nafisa Az-zahra
3
#Radit
4
#Ayu
5
#Sindiran kerasa
6
#Daftar sekolah
7
#Bunda
8
#Senang
9
#Doa
10
#Marah
11
#Gugup
12
#Masih Marah?
13
#Menyesal
14
#Saling meminta maaf
15
#4 Bulan sudah
16
#Mie ayam
17
#Membahas Mie ayam
18
#Permintaan Nafisa
19
#Kenyataan
20
#Nafisa jatuh
21
#Gara-gara boba
22
#Pulang
23
#Frustrasi
24
#Zoo
25
#Bahagiannya Nafisa
26
#Bekerja
27
#Seperti keluarga sendiri
28
#Kembali dingin
29
#Bunda
30
#Caca vs Elsa
31
#Baju pengantin
32
#Salah lihat mungkin
33
#Dilema
34
#Terbongkar
35
#Niat yang sama
36
#Salah sangka
37
#Usaha Radit dan Nafisa
38
#Masalah datang
39
#Memberitahu nenek Rifa
40
#Senang sekali!
41
#Persiapan H-1
42
#Tamu dari kota
43
#Lamaran
44
#Membuat cake
45
# Tinggal menghitung jam
46
#Pengantin pengganti yang diinginkan
47
#Kebahagiaan pernikahan
48
#Para polisi
49
#Kamar Radit
50
#Makan malam
51
#Ke kantor
52
#Memiliki hati lembut
53
#Menjemput Nafisa
54
Ke kantor polisi
55
#Bersyukur
56
#Opa Vs Radit
57
#Mengunjungi mertua
58
# Sampai
59
#Ke sungai
60
#Syukuran
61
#Sawah
62
#Dikerjain
63
#Sampai
64
#Resepsi
65
#Sadar
66
#Takdir Allah
67
#Permintaan maaf dan penyesalan
68
#Kecelakaan
69
#Janin luar biasa
70
#Firasat
71
#Semua bukti
72
#Membaik
73
#Sudah boleh pulang
74
#Perpisahan sekolah Nafisa
75
#3 bulan
76
#Acara 7 bulan
77
#2 baby boy
78
#Baby A
79
#Keseharian
80
#4 tahun
81
Pengumuman, promo novel baru berita duka.
82
Anak genius. Novel baru
83
Kepoin yuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!