Jika saja Arzan tidak memarahi Tara maka gadis itu tidak akan mau ikut dengan Gio. Dan sekarang gadis itu terlihat sedang duduk di belakang bersama Gio sedangkan yang mengemudi adalah Gavin.
"Bisa-bisanya Papaku mengusirku dari rumahnya itu, padahal di sana aku lahir dan dibesarkan sehingga aku tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik seperti ini," ucap Tara sepanjang perjalanan. "Pokoknya ini semua hanya gara-gara Kak Tika dan juga kamu, Gio!" Tara lagi-lagi menatap Gio sinis. "Aku sampai terjebak dalam pernikahan aneh seperti ini yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan dan inginkan, aku sangat menyesal! Andaikan waktu bisa kuputar kembali maka aku memilih untuk tidak mengorbankan diriku ini. Hanya demi Kak Tika yang ternyata telah tega menjebakku."
Gio merasa sama sekali tidak risih dan terusik sebab laki-laki itu menggunakan earphone di kedua telinganya, sehingga ia terlihat duduk dengan sangat tenang meskipun Tara berbicara panjang lebar seperti saat ini. Karena Gio benar-benar tidak mendengarnya.
Beda halnya dengan Gavin yang saat ini merasa telinganya sangat sakit gara-gara mendengar Tara yang terus saja mengucapkan kalimat yang sama berulang kali.
"Mau kamu bawa aku kemana, wahai laki-laki yang menggunakan masker?" tanya Tara pada Gavin yang benar saat ini laki-laki itu menggunakan masker. Agar Tara tidak mengenalinya dan tentu saja itu atas permintan Gio.
"Anda cukup duduk manis saja Nona dengan tenang, karena sebentar lagi kita akan sampai di rumah Tuan Muda," jawab Gavin.
"Siapa yang telah kau sebut tuan Muda? Apa laki-laki g*y ini?" Tara rupanya masih saja memanggil Gio dengan kata g*y.
Sehingga membuat Gavin tersentak karena laki-laki itu sangat kaget, Sebab ia tahu bagaimana Gio di dekati oleh banyak wanita tapi tuannya itu malah tidak merespon wanita-wanita dan para gadis yang mendekat. Lama-lama kelamaan Gavin juga berpikiran sama seperti Tara. "Apa benar Tuan muda Gio, g*y? Jika benar maka aku selama ini telah mengabdi kepada orang yang salah," gumam Gavin yang ikut-ikutan salah paham. Gara-gara ucapan Tara yang tadi.
"Hei, kenapa kau diam saja? Apa jangan-jangan kau tuli? Dan jangan-jangan kau ini g*y juga, Ya?"
"Omong kosong macam apa ini Nona? Anda jangan asal menuduh sembarangan seperti ini." Gavin rupanya tidak terima jika Tara mengira dirinya adalah g*y. "Saya Normal, dan Tuan muda Gio juga."
"Sejak kapan laki-laki seperti Gio menjadi Tuan muda?" tanya Tara yang ingin memastikan kalau indra pendengarannya saat ini tidak salah dengar.
"Sejak Tuan muda Gio lahir ke dunia ini." Gavin tidak akan menyembunyikan identitas Gio lagi atas perintah Malvin. "Anda sangat beruntung menikah dengan Tuan muda, karena Tuan muda adalah anak dari orang terkaya nomor du–"
"Jaga mulutmu, Gavin!" Gio yang tidak suka mendengar ucapan Gavin dengan cepat memotong kalimat laki-laki itu. "Lebih baik kamu fokus menyetir, dan jangan hiraukan gadis ini!" seru Gio memperingatkan Gavin. "Supaya kita cepat sampai di rumah Mommy," sambung Gio.
Tara ingin bertanya, tapi saat ini otak gadis itu telah dipenuhi oleh pikiran yang aneh-aneh. "Apa jangan-jangan Gio ini adalah simpanan tante-tante, sehingga dia bisa menjadi kaya dalam sekejap mata? Mungkinkah, tebakanku ini benar dan tidak meleset?" gumam Tara membatin.
***
Setelah lama di dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di kediaman kedua orang tua Gio.
"Silahkan turun Noda muda dan Tuan muda, karena kita sudah sampai kata Gavin.
Tara yang mendengar itu langsung saja tercengang sebab ia merasa saat ini sedang bermimpi. Ketika ia melihat rumah yang lebih mirip seperti istana itu. "Apa kau disini menjadi tukang kebun, Gio?" Tara yang bertanya seperti itu tapi malah Gavin yang mengulum senyum di balik maskernya. "Kau dari tadi ditanya hanya diam saja, katakan apa kau menjadi tukang kebun atau pelayan di istana ini?"
"Urus dia Gavin, jangan sampai aku memberikan dagingnya kepada Mira," ujar Gio yang lalu turun. Tanpa Tara tahu Mira itu adalah nama macan putih yang dipelihara oleh Gio di rumah itu.
"Kau simpanan tante-tante kah? Sehingga kau bisa menjadi kaya dalam hitungan detik!" Kalimat Tara berhasil membuat langkah kaki Gio terhenti. "Benarkan, kau adalah simpanan tante-tante?"
"Turun Tara dan ikut aku, karena Mommy dan Daddy sudah menunggu kita di dalam."
"Jawab dulu pertanyaanku Gio, karena aku tidak mau berpikiran buruk tentangmu." Tara masih sangat penasaran sebelum mendengar jawaban Gio.
"Aku hanya numpang tinggal di sini Tara, karena ini rumah kedua orang tuaku. Bukan rumahku dan tolong buang jauh-jauh tentang pikiran kotormu itu kepadaku, karena aku tidak suka."
"Jadi, kau hanya berpura-pura miskin begitu?"
"Aku hanya berpura-pura kaya," jawab Gio. Sambil berlalu pergi membiarkan Tara yang masih saja tercengang.
"Nona, ayo Anda harus mengikuti Tuan muda," ucap Gavin tiba-tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Falisha Wijayanti
aku suka dengan cerita ini lanjut dong .
2023-03-09
3
Dravia Hastuti
lanjut lah semakin seru
2023-03-09
2