"Mau kemana Gio?" tanya Arzan ketika melihat Gio melewati ruang makan dengan begitu santainya, tanpa melirik kiri dan kanan dulu tadi.
Sedangkan Gio yang ditanya langsung menghentikan langkah kakinya. Dan menoleh ke arah sumber suara. "Om, aku ada kerjaan mendadak, tidak apa-apa kan, aku pergi dulu?"
Arzan mengerutkan dahi. "Bukankah ini malam pertama kamu, lalu kenapa kamu ingin pergi meninggalkan Tara?"
Ketika mendengar itu detak jantung Gio menjadi tidak beraturan. "Hmm, kata Tara malam ini dia datang bulan," jawaban Gio pembuat Yana yang sedang minum terlihat langsung saja menyemburkan air minum itu. "Iya, kata Tara tadi. Malam ini dia sedang datang bulan," ucap Gio mengulang kalimatnya untuk yang kedua kalinya. Karena laki-laki itu pikir jawaban yang pertama tadi kata-katanya kurang tepat.
"Tara tidak datang bulan," sahut Tika tiba-tiba yang terlihat sedang menuruni anak tangga. "Karena Tara selalu datang bulan setiap awal bulan, bukan pertengahan bulan seperti ini."
Gio yang mendengar itu merasa usahanya untuk berbohong sia-sia saja, karena Tika mengatakan itu secara langsung.
"Apa jangan-jangan kau g@y oleh sebab itu, kamu tidak ingin menyentuh Adikku malam ini?" tanya Tika yang malah mengira Gio, laki-laki g@y yang tidak menyukai wanita.
"Tika, duduk makan dan jangan mengatakan apapun lagi," ucap Arzan ketika ia melihat ke arah Gio yang hanya diam saja. Mendengar pertanyaan nyeleneh Tika.
"Papa harus memastikan laki-laki itu normal atau …." Tika sengaja menjeda kalimatnya.
"Duduk makan malam, karena kamu tidak berhak membahas itu!" Suara Arzan membuat Tara yang menuruni anak tangga menjadi kaget. Sehingga langkah kaki gadis itu terhenti di tengah-tengah tangga. "Jangan ikut campur masalah rumah tangga adikmu, mau Gio, laki-laki g@y atau miskin seperti katamu itu bukan urusan kamu."
Tara menutup mulutnya karena ia menjadi salah paham, sebab ia mengira Gio benar-benar laki-laki G@y. "Apa ini juga salah satu alasan Kak Tika menolak Gio?" Tara bertanya-tanya di dalam benaknya. "Jika benar maka, aku sudah menikah dengan laki-laki jadi-jadian," sambungnya membatin. Tara lalu terlihat kembali menuruni anak tangga dengan pikiran yang terus saja mengarah kepada Gio.
"Tara, ajak suamimu makan malam dulu, Sayang," kata Yana sambil tersenyum setelah tadi wanita itu sempat tersedak oleh air yang ia minum.
"Apa itu sebabnya dia mendorongku tadi, secara tiba-tiba, ketika aku memeluknya?" Tara melamun hingga gadis itu mengabaikan kalimat sang ibu. "Pantesan saja, dia terlihat sedikit berbeda dari laki-laki normal pada umumnya, toh karena dia g@y."
Yuna yang melihat putrinya melamun segera menghampiri Tara sambil berkata, "Tara, jangan melamun terus nanti kamu kesambet." Akan tetapi meski Yana berkata seperti itu Tara sama sekali masih belum merespon. "Tara," panggil Yana sekali lagi.
Salah satu asisten rumah tangga yang bekerja di rumah itu dengan cepat menepuk pundak Tara. "Non, Nyonya memanggil Anda," ucapnya pelan yang berbisik di telinga Tara.
Tara yang sedang melamun langsung menatap ibunya. "I-iya, Ma, ada apa?"
"Ajak suami kamu untuk makan malam sayang, jangan malah bengong di sana," jawab Yana.
Tara melihat ke arah Gio yang masih betah berdiri setelah laki-laki itu tadi di tuduh g@y.
(Jangan lupa Like dan Komen kalau mau Author rajin buat Up😊).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments