Tara kesulitan menelan salivanya di saat melihat mobil yang ia masuki ternyata malah membawanya kembali ke arah jalan rumahnya. "Hai, kau kenapa membawaku kembali ke sini?!" Tara memekik sambil menarik-narik tangan Gavin yang menyetir. "Bawa aku pergi jauh dari sini! Karena aku tidak ingin menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak pernah aku lihat!" Suara Tarra membuat Gio yang ada di belakang menutup kupingnya.
Gavin yang belum mengerti maksud Tara berusaha melajukan mobil itu dengan seimbang meskipun Tata terus saja menarik tangannya. "Jangan, begini Nona, nanti saya bisa menabrak orang," ucap Gavin sambil tetap menatap lurus ke depan.
"Kau yang apa-apaan, aku sudah bersusah payah dan mati-matian kabur dari kejaran bodyguard Papaku. Tapi kau malah membawaku kembali, dasar tidak punya otak!" Tara sekarang menjambak rambut Gavin. "Putar kembali mobil ini, sebelum kulit kepala kau terangkat bersama rambutmu ini!" Tara semakin menjambak Gavin dengan keras.
Sedangkan Gio yang baru tahu kalau ternyata Tara adalah adiknya Avantika. Atau lebih tepatnya pengantin pengganti untuknya. Laki-laki itu dengan cepat menarik pergelangan tangan Tara. "Kau Tara Khanza Adira?!" Sambil terus mencengkram tangan Tara, Gio bertanya ketus kepada gadis itu.
"Iya, aku Tara. Apa kita pernah saling kenal?" Tanpa berani menatap Gio, Tara menjawab dan bertanya secara bersamaan. Karena saat ini gadis itu benar-benar merasakan getaran di dalam jantungnya. Apalagi Gio saat ini memegang pergelangan tangannya. Semakin membuat darah gadis itu berdesir.
"Jadi, kau yang telah menggantikan Avantika untuk menjadi istriku?"
Duar! Seperti letusan di gunung semparu hati Tara saat ini ketika mendengar pertanyaan Gio. Dimana ternyata laki-laki itu adalah calon pembelai laki-laki yang harus bersedia ia terima sebagai suaminya. Atas dasar menghentikan sang kakak. "A-apa … ka-kamu, laki-laki yang bernama Giorgio itu?" Tubuh Tara mendadak lemas sehingga gadis itu kembali duduk di kursi.
"Iya, aku Gio. Calon suamimu, laki-laki miskin yang tidak akan mungkin mampu memberikan nafkah," jawab Gio langsung.
Pada detik itu juga otak Tara berpikir dengan keras, kalau sang kakak menolak Gio hanya karena laki-laki yang berparas tampan ini miskin. Sebab Tara tahu kakaknya itu tipe orang yang matrealistis.
"Turunkan aku sekarang! Kak Tika, sudah bersedia menikah denganmu, dan aku bukan lagi calon pengantinmu!" kata Tara berbohong.
"Mari kita buat perjanjian," ucap Gio tiba-tiba.
Tara terdiam sebelum gadis itu bertanya, "Perjanjian apa?"
"Kamu boleh turun dulu Gavin, karena aku ingin membuat perjanjian dengannya," ujar Gio yang menyuruh Gavin turun duluan. Karena kebetulan mereka sudah sampai di rumah Tara.
"Baik Tuan muda," sahut Gavin sambil memarkir mobilnya di pinggir jalan.
*
Setelah mendengar lima perjanjian itu, Tara menggeleng dengan kuat. "Tidak, aku tidak mau!" Tara berdekap tangan. "Bisa-bisanya kamu menyuruhku untuk memenuhi kelima perjanjian itu, pokoknya aku tidak mau." Tara benar-benar menolak ke kelima perjanjian yang diucapkan oleh Gio.
"Jadi, apa maumu?"
"Aku ingin mengetahui identitas aslimu, bukan identitas samaranmu seperti ini." Rupanya Tara bukan gadis b*doh yang bisa Gio tipu dan akalai dengan identitas samaran.
"Aku benar-benar miskin, mobil ini saja aku sewa. Aku hanya seorang pengangguran," kata Gio rela membohongi Tara. Karena laki-laki itu hanya ingin melihat apakah Tara juga menolak menjadi istrinya gara-gara Gio miskin.
"Aku berubah pikiran untuk menikah denganmu bukan karena kau miskin! Tapi karena aku baru tahu bahwa Kak Tika menjebakku dengan air mata buayanya. Agar aku merasa kasihan dan mau menikah denganmu untuk menggantikannya." Nafas Tara naik turun ketika ia mengingat kejadian dua hari yang lalu.
🍃🍃🍃🍃
Tara mengintip dari pintu yang sedikit terbuka, ia bisa melihat kalau sang kakak saat ini benar-benar terlihat menyedihkan. Bagaimana tidak kakaknya Avantika harus menerima perjodohan dengan laki-laki yang tidak dikenal.
"Aku tidak mau Ma, aku masih punya masa depan. Aku ingin meraih semua mimpi-mimpiku dulu, baru aku mau menikah," kata Tika sambil memeluk Yana. Gadis yang berumur 21 tahun itu berharap supaya perjodohan ini dibatalkan. Sebab ia sudah memiliki pilihan sendiri untuk menjadi calon suaminya.
"Keputusan Papa kamu sudah bulat, Tika. Jadi, keputusan Papa kamu tidak bisa diganggu gugat lagi. Yang harus kamu lakukan saat ini hanya bisa pasrah karena Papa kamu tidak menerima penolakan dalam segi apapun." Yana memberikan pengertian kepada Avantika, supaya putrinya yang pertama itu mengerti dan tidak kekanak-kanakan seperti saat ini. "Seharusnya kamu senang, karena ada laki-laki yang melamarmu langsung seperti ini, tanpa harus mengajakmu berpacaran," ucap Yana yang semakin membuat suara isak tangis Avantika pecah. "Mama harus menyiapkan semuanya mulai dari sekarang, Mama harap kamu tenangkan diri kamu dulu. Bahwa ini pernikahan yang sangat sakral bukan acara abal-abal yang seenak jidatmu, mau kamu batalkan." Yana berdiri dari duduknya. "Pilihan Papa tidak akan pernah salah dan keliru." Setelah mengatakan itu.Yana pergi dari kamar Avantika.
Tara yang melihat ibunya akan keluar, gadis itu dengan cepat bersembunyi. "Mama tidak boleh melihatku ada di sini." Lalu Tara benar-benar bersembunyi. Supaya Yana tidak melihatnya.
Hingga beberapa detik setelah memastikan Yana benar-benar pergi. Tara segera masuk ke kamar sang kakak, dimana Tara melihat kakaknya sudah dalam keadaan yang sangat menyedihkan.
"Kak Tika," panggil Tara dengan sudut mata yang sudah mulai berair.
Tika yang mendengar suara Tara, dengan cepat memeluk sang adik. "Tara, bantu Kakak untuk menggagalkan perjodohan ini, Kakak mohon …," ucap Tika lirih dengan suara yang mulai serak. "Kakak harus mengejar cita-cita Kakak dulu, jangan sampai gara-gara perjodohan ini Kakak kehilangan impian Kakak." Tika kini semakin erat memeluk tubuh Tara.
"Bukannya Kakak menerima laki-laki itu?" tanya Tara secara tiba-tiba.
"Itu karena desakan Papa dan Mama, tapi untuk sekarang Kakak benar-benar mau mundur," jawab Tika.
Tara yang merasa kasihan kepada sang kakak akhirnya berkata, "Biar aku saja yang akan menggantikan Kak Tika." Gadis yang polos itu tanpa memikirkan apapun langsung menawarkan dirinya. Tanpa ia tahu ini semua adalah trik sang kakak yang tahu kalau laki-laki yang akan dijodohkan dengannya itu ternyata miskin.
"Tidak, kamu tidak boleh menggantikan Kakak, kamu harus melanjutkan kuliahmu dulu," kata Tika berpura-pura menolak tawaran Tara. Padahal di dalam benaknya gadis itu kegirangan.
"Aku akan tetap kuliah meskipun aku sudah menikah, jadi Kakak tenanglah," balas Tara karena sungguh ia sudah tidak sanggup melihat sang kakak memohon setiap malam seperti ini kepada Yana, ibu mereka dan Tara juga tidak tega melihat Tika yang selalu saja menangis setiap malam menjelang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Novi Wulandari
lanjut thor makin penasaran ni
2023-03-02
1
Sri Ayudesrisya46
yah Tara terkena Tipu muslihat dari Tika. hhmm tapi kenapa Gio pura2 miskin ya?
2023-03-02
1