Di lokasi syuting, Elmer tengah memakai kostumnya karena beberapa menit lagi ia akan melakukan pengambilan video nya. Di saat yang lain dibantu oleh wanita, Elmer selalu dibantu oleh kru laki-laki. Bahkan untuk make-up pun, Elmer selalu memilih dimake-up oleh MUA laki-laki. Hal tersebut menimbulkan banyak tanya dari para kru dan karyawan.
"Aneh nggak sih? Kenapa dia seperti anti sama wanita? Nggak mungkin dong orang setampan itu sukanya sama laki-laki?" tanya salah satu staff.
"Hus! Mana mungkin! Kalau bicara jangan sembarangan. Bisa saja ucapanmu itu didengar orang lain dan malah dijadikan berita. Nanti yang rugi kau sendiri. Bicara itu harus sesuai fakta jangan sesuai sama isi pemikiran kita yang belum tentu benar," bantah staff wanita yang lain.
Sayup-sayup obrolan itu terdengar oleh Elmer. Laki-laki itu, hanya bisa menghela napasnya pasrah.
Selesai, dimake-up Elmer langsung ke lokasi syutingnya. Elmer selalu melakukan tugasnya dengan baik. Bahkan sutradara sangat puas dengan akting Elmer. Apalagi improvisasi yang dibuat Elmer menjadikan karakternya lebih hidup lagi.
"Aku memang tidak pernah salah untuk memilih pemeran dalam drama yang aku garap. Kau adalah bintang dari segala bintang," puji Sutradara Hong.
"Ah, tidak perlu memuji begitu sutradara Hong. Aku bisa melayang tinggi dan sombong nantinya, hehe," jawab Elmer sambil terkekeh.
"Tidak apa, selagi kau punya sesuatu yang bisa disombongkan itu lebih baik."
"Tidak ah, aku ke ruang ganti dulu sutradara Hong."
"Iya, nanti kau take lagi pukul 16.00."
"Siap."
Selesai berganti pakaian, Elmer memilih untuk istirahat di ruang tunggu sambil menunggu gilirannya untuk take kembali. Ia menaikan seluruh tubuhnya ke atas sofa dan berbaring disana. Ingin memejamkan mata namun ia tidak merasakan kantuk. Alhasil, ia memainkan ponselnya saja.
Satu pesan masuk dari Sam yang tengah sibuk mencari-cari dirinya.
"Salah sendiri, kenapa kau selalu sibuk membantu orang lain sih? Padahal harusnya aku yang dibantu, huh!"
Elmer tak berniat membalas pesan Sam itu. Berbuat baik itu memang bagus, tapi kalau keseringan, kan dia juga yang repot.
Suara langkah kaki terdengar mendekat ke arahnya. Elmer menoleh dan melihat seorang wanita disana. Jantungnya sudah jedag-jedug karena gelisah dan gugup. Apa ia harus kabur sekarang?
"Hai Elmer, apa aku mengganggu waktu istirahatmu? Apa kita bisa berfoto?" tanya si wanita yang adalah fans Elmer dan merupakan staf disana.
Ingin menolak tapi wanita itu sudah mendekat padanya. Jadinya Elmer bangun dari rebahannya dan berganti jadi duduk. Sementara si staf wanita itu membungkukkan tubuhnya untuk berswafoto bersama.
Tangan Elmer mulai keringat dingin. Wajahnya sedikit pucat dan rasa mual di perutnya tak bisa tertahankan lagi setelah si wanita menyentuh tangan Elmer ketika memberikan hadiah pada Elmer.
Laki-laki itu lari terbirit-birit ke kamar mandi. Hal itu membuat si staf wanita jadi bingung dan pergi dari sana.
Di kamar mandi, Elmer muntah-muntah hingga wajahnya pias. Ia sudah hampir pingsan. Namun seseorang datang untuk menolongnya. Orang itu adalah Ela.
Beberapa saat sebelum Ela masuk ke kamar mandi pria, ia sedang berada di kamar mandi wanita untuk mencuci tangannya.
Ketika ia berada di luar kamar mandi, ia mendengar suara orang yang muntah-muntah dari dalam kamar mandi pria. Ingin masuk ke dalam dan menolongnya, tapi Ela takut malah dikira orang mesum. Tapi kalau ia tidak masuk ke dalam, takutnya orang tersebut memang membutuhkan bantuannya. Alhasil, setelah berperang dengan pikirannya, Ela memilih untuk masuk ke dalam. Untuk akhirnya nanti seperti apa, Ela akan pikirkan setelahnya.
Ela begitu terkejut ketika melihat wajah pias dari Elmer yang sudah seperti mayat hidup. Wanita itu membantu Elmer dengan menopang tubuh laki-laki itu yang hendak terjatuh.
"Astaga! Kau ini kenapa?" tanya Ela.
Elmer tak mampu menjawabnya karena tubuhnya sangatlah lemas. Tapi kehadiran Ela disana membuat sedikit demi sedikit rasa mualnya menghilang meski tubuhnya masih lemas.
Ela memapah Elmer untuk keluar dari kamar mandi laki-laki. Wanita itu membawa Elmer ke ruang tunggu dan membaringkan tubuh Elmer disana.
Namun, tangan Ela malah digenggamnya dan diletakkannya di pipinya. Sentuhan Ela mampu membuatnya jadi lebih baik. Bahkan lebih efektif daripada obat yang selalu diberikan oleh Sam.
"Ih, apaan sih? Lepas!"
"Sekali ini saja, sentuhanmu membuatku menjadi lebih baik," ucap Elmer dengan lirih.
"Huh! Mana ada begitu!" jawab Ela yang tidak percaya.
"Ada, ini buktinya," balas Elmer lagi.
Dengan terpaksa Ela membiarkan tangannya digenggam oleh Elmer. Napas yang semula memburu kini berubah jadi normal. Perlahan-lahan rasa lemas itu mulai menghilang. Kondisi Elmer sudah lebih baik dari tadi.
"Sudah kan? Aku ada pekerjaan lain. Aku harus pergi!" ucap Ela.
Sebenarnya Elmer tidak ini Ela pergi. Apalagi ia hanya sendirian disana. Bagiamana jika kejadian seperti tadi terulang kembali? Haih! Memikirkannya saja Elmer sudah lemas.
Untungnya, Sam datang di waktu yang tepat. Matanya langsung terbelalak melihat Elmer yang berbaring di sofa dengan tangan Ela yang digenggamnya.
Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?
"Nah, itu Sam sudah datang."
Ela melepaskan genggaman tangannya dan pergi begitu saja tanpa menyapa Sam yang terlihat masih kebingungan dengan apa yang sudah terjadi.
Bahkan Sam terus memandangi kepergian Ela itu lalu melihat ke arah Elmer dengan tatapan menyelidik.
"Apa yang terjadi?" tanya Sam menginterogasi.
"Biasa," jawab Elmer.
Sam hanya bisa menghela napasnya. Ia sudah bisa menebak apa yang terjadi. Tapi tetap saja ada yang mengganjal di hatinya karena keberadaan Ela tadi. Untuk lebih jelasnya Sam akan menanyakannya nanti di mobil, karena sangat tidak mungkin ia membicarakan hal ini di lokasi yang sekarang. Takutnya ada orang yang dengar dan malah jadi heboh seantero dunia maya.
"Lalu kenapa kau memegang tangan El tadi? Bagaimana jika ada orang yang sengaja memotret mu dan menyebarkan gosip tentangmu? Kau tidak memikirkan sampai sana?" Sam mengeluarkan taringnya lagi kesal pada Elmer.
"Daripada memikirkan itu, aku lebih memilih supaya tidak pingsan di lokasi syuting. Berkat Ela aku sudah menjadi lebih baik," jawab Elmer.
Jawaban Elmer agak-agak rancu di telinganya.
"Maksudnya gimana?" tanya Sam yang sedikit tidak paham.
"Nanti akan aku jelaskan," ucapnya.
Sam pun mengangguk. Ia memberikan obat untuk Elmer supaya tidak merasa mual. Elmer menolak itu.
"Ada obat yang lebih efektif daripada itu," ucap Elmer sambil tersenyum tipis.
Sam dibuat bingung lagi dan akhirnya menurut saja pada Elmer.
Pukul 16.00 pun tiba, Elmer melakukan take lagi hingga pukul 20.00. Selesai itu, ia dan Sam langsung pulang dan membicarakan apa yang terjadi di siang tadi di apartemen.
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Lina Susilo
akhirnya elmer punya obat sekaligus pawang untuk dirinya
2023-04-06
0
Bambang Setyo
Dahlah cus deketin si ela.. Lamar buat jadi istri.. 😁😁😁
2023-03-18
1
Lie Hia
wuihhh getar2 cinta sdh ada...beneran sang aktor tdk mual dipegang Ela...wah bisa jadi nih buat obat mujarab
2023-03-16
1