"Hoam ... " Elmer terbangun dari tidurnya dan mengangkat kedua tangannya ke atas untuk perenggangan.
Ketika ia akan ke kamar mandi, ia tersadar akan rasa sakitnya.
"Haaah, aku lupa kalau kakiku pincang sekarang."
Elmer pun berjalan ke kamar mandi dengan kaki pincangnya. Sangat sulit, tapi mau bagaimana lagi.
Setelah membersihkan tubuhnya, Elmer bersusah payah berjalan ke ruang tamu. Ia menyalakan televisi karena sudah bingung mau melakukan apa. Mau pergi ke luar tapi tidak mungkin dengan kondisinya yang seperti ini.
Elmer terus mengganti channel televisinya karena tontonan yang ia lihat tidak seru. Sampai pada akhirnya ia menonton berita tentang pencapaian seorang CEO muda yang berhasil membuat pusat perbelanjaan yang besar untuk pedagang-pedagang biasa berjualan. Ia tertarik dengan berita tersebut. Ia juga sangat mengagumi jawaban-jawaban CEO muda itu ketika di wawancara.
Bahkan ia sangat terkesan dengan jawaban yang diberikan CEO muda itu di pertanyaan terakhirnya.
"Wah hebat sekali. Coba bisa sedikit dijelaskan siapa orang yang selalu mendukung anda dari belakang Tuan Rendra?" tanya si reporter.
"Tentu saja seluruh keluargaku. Terutama istriku yang membantu aku mendapatkan ruko yang awalnya si pemilik tak berniat menjualnya. Kalau tidak ada istriku. Mungkin pusat perbelanjaan ini tidak akan bisa selesai dan menjadi sebesar ini."
"Sepertinya anda sangat mencintai istri anda tuan?"
"Tentu saja, dia adalah bagian penting dalam hidupku. Tidak ada dia, maka aku tidak bisa seperti sekarang," ucapnya diakhiri dengan sebuah senyuman.
Wawancara pun selesai.
Elmer sedikit menaikan bibirnya. Ia tersenyum kecut mendengarkan jawaban Rendra di dalam wawancara itu.
Kemudian mengganti ke siaran yang lain.
Tiba-tiba pintu rumahnya terdengar suara bel yang ditekan. Kalau itu Sam pasti ia sudah masuk begitu saja.
"Siapa sih?" tanya Elmer kemudian bersusah payah berjalan ke arah pintu.
Ketika pintunya terbuka, Elmer melihat ayah dan ponakannya lah yang datang. Keduanya langsung masuk ke dalam dengan membawa makanan dan buah-buahan untuk Elmer.
Elmer hanya bisa menghela napasnya. Kemudian menutup pintu apartemennya kembali.
Ketika Tuan Sebastian dan Naomi sudah duduk di sofa dan meletakkan buah tangan mereka di meja, Elmer pun ikut duduk di hadapan mereka.
"Padahal tidak usah sampai membawakan semua ini ayah. Di apartemenku masih banyak persediaan makanan," ucap Elmer.
"Bukan ayah yang ingin membawa ini. Tapi Naomi. Iya kan sayang?"
"Iya kakek. Soalnya kata guru Naomi di sekolah, kalau jenguk orang sakit itu bagusnya bawa buah tangan untuk menjenguknya."
Elmer hanya bisa menarik napasnya. Ia tidak mungkin menolak jika itu keinginan Naomi.
"Pasti ayah tahu aku sakit dari Sam ya?"
"Tentu saja, dia tidak akan melewatkan berita apapun mengenai dirimu untuk melaporkannya ke ayah."
Awas saja nanti kau, Sam! gerutu Elmer di dalam hatinya.
"Papa, apa kakinya sakit sekali? Kenapa harus dibungkus-bungkus pakai kain putih?" tanya Naomi dengan polosnya.
"Iya sayang. Kakinya dibungkus supaya darahnya tidak terus keluar juga agar tidak terkena bakteri dari luar," jawab Elmer.
"Oh begitu," balas Naomi yang sebenarnya masih belum mengerti apa itu bakteri.
Setelah lama berbincang bertiga. Naomi tiba-tiba menguap dan Tuan Sebastian membiarkan cucunya tidur di sofa dengan nyaman.
Kemudian ia melihat putranya dengan tatapan mata menyelidik.
"Sam juga mengatakan kalau tadi kau bersentuhan dengan wanita bahkan ditolong olehnya. Tapi, kau tidak merasakan mual ataupun muntah. Siapa wanita itu?" tanya Tuan Sebastian.
"Aku tidak tahu pasti siapa dia ayah. Aku hanya tahu kalau namanya Ela. Mengenai latar belakangnya aku benar-benar tidak tahu," jawabnya dengan jujur.
Terdengar helaan napas dari Tuan Sebastian.
"Kau harus sering-sering berinteraksi dengan wanita itu. Siapa tahu trauma mu perlahan-lahan bisa sembuh."
"Aku tidak tahu ayah," jawab Elmer dengan pasrah.
"Maafkan ayah, karena saking sibuknya mengurus perusahaan, ayah selalu melewatkan waktu untuk bersama kalian. Bahkan ayah sama sekali tidak tahu kalau dulu kekasih kalian adalah orang yang sama," ucap Tuan Sebastian merasa bersalah.
"Sudahlah ayah, jangan bahas hal itu lagi," bantah Elmer.
Sore menjelang malam. Warna langit menjadi kemerah-merahan. Tuan Sebastian dan Naomi pun pergi dari sana tidak lupa mereka memberikan ucapan semoga lekas sembuh pada Elmer.
Sepeninggalnya mereka, Elmer memakan makanan yang dibawa oleh mereka. Ia melahapnya hingga habis tak tersisa. Kemudian mengupas apel dan memotongnya lalu ia masukan ke dalam mulutnya.
Waktu sudah berlalu begitu lama. Kariernya memang sedang melambung tinggi, tapi psikisnya masih tidak baik-baik saja.
"Apa aku bisa sembuh?"
Tanyanya pada diri sendiri sambil memasukan potongan apel lagi ke dalam mulutnya.
*
*
Sesampainya di rumah, Tuan Sebastian mengantarkan cucunya hingga masuk ke dalam kamar. Lalu ia pun hendak pergi menuju ke kamarnya. Sayangnya, ia berpapasan dengan menantunya.
"Kenapa papa ke apartemen Elmer tidak mengajak aku? Aku kan juga ingin menjenguknya," tanya Bella.
"Untuk apa? Lagian kau pasti sudah tahu bagaimana kondisinya. Kau kan berada di satu projek drama yang sama," jawab Tuan Sebastian yang tanpa ekspresi.
Sebenarnya Tuan Sebastian ingin sekali mengusir wanita ini dari rumahnya. Karena wanita ini, hubungan kedua anaknya jadi hancur. Namun, ia masih bersabar karena Naomi pun masih membutuhkan kasih sayang mamanya. Karena selama yang ia tahu, Bella tidak pernah berbuat kasar atau main fisik dengan anaknya. Kalau saja hal itu terjadi, bisa dipastikan Bella tak akan pernah bebas dari penjara yang akan ia buat.
"Papa, kenapa papa sepertinya masih tidak suka padaku?" tanya Bella yang tidak tahu mau.
"Kau masih bisa bertanya begitu? Pikir sendiri!"
Tuan Sebastian pun pergi dari sana dengan meninggalkan Bella yang kesal dan sedikit menghentak-hentakkan kakinya.
"Kapan aku akan dihargai sebagai menantu di rumah ini? Kapan keberadaan ku terlihat oleh papa?" tanyanya seperti tidak punya dosa.
Lalu Bella pun pergi dari sana menuruni tangga dan mengambil minuman di dalam kulkas. Ia meneguknya dengan beberapa kali tegukan.
"Haaaah ... "
"Seharusnya kau tidak mati Evan," ucapnya kemudian kembali ke kamarnya.
*
*
Di kediaman Kavindra, mereka sedang melakukan acara makan malam bersama atas keberhasilan yang didapatkan oleh Rendra dengan beberapa penghargaan yang dia peroleh dari pembangunan pusat perbelanjaan yang kini sedang terkenal.
Suasana disana sangatlah hangat dan ramai, ditambah lagi dengan kehadiran dua bocah laki-laki gembul dan lucu di tengah mereka. Ayah dan ibu mereka sibuk mengurusi makanan, dan anak-anaknya diasuh oleh Richard dan Naya.
Ela yang disana tidak memiliki pasangan selalu jadi bahan ledekan dari kakak-kakaknya.
"Cepat sana nikah! Keburu jadi perawan tua, terus kulitmu jadi keriput. Nantinya tidak akan ada laki-laki yang menyukaimu, Ela," ledek Rendra.
Ela hanya mendengus menanggapinya. Jika ia balas ucapan lagi. Akan panjang ceritanya. Bisa-bisa belum selesai hingga hari berganti. Jadi sebisa mungkin, ia harus sabar diri hingga acara makan malam bersama selesai.
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Lina Susilo
oh ternyata bella berpacaran dengan elmer dn evan secara bersamaan,pantas saja elmer sangat membenci bella
2023-04-06
0
Bambang Setyo
Bella wanita gak tau malu kah... Mungkin dulu prinsipnya yg penting jadi menanru orang kaya.. Gak peduli itu mo adik kakak ato bukan...
2023-03-13
1
Aiko_azZahwa
Hilalny UD d depan mata bang Rend,,,
tenang y,sebentar lgi Ela jg nyusul Klian semua😁😁😁😁
2023-03-13
1