Di ruang pemotretan, Sam terus mengedarkan penglihatannya dengan seksama. Ia mencari-cari keberadaan Elmer yang tak kunjung dilihatnya.
"Is! Kemana sih dia? Sudah tahu punya trauma dan tidak boleh bersentuhan dengan wanita! Kenapa malah jalan-jalan sendirian! Haish! Benar-benar menyebalkan," gumam Sam.
Sam terus menanyakan pada satu per satu dari kru atau karyawan yang ada di ruangan. Namun, semuanya menggeleng dan tidak melihat kepergian Elmer.
Sam menghela napasnya. Yang ia takutkan adalah Elmer akan kalap dan muntah-muntah di depan umum. Hal itu akan membahayakan Elmer. Pastinya nantinya akan muncul berbagai gosip di media sosial.
"Memang! Kalau tidak membuat masalah, bukan Elmer namanya."
Langkah Sam terhenti, ketika melihat Elmer yang duduk di sofa ruang tunggu dengan menyilangkan salah satu kakinya. Laki-laki itu malah asik bermain ponselnya. Padahal Sam sudah khawatir setengah mati mencarinya.
Benar-benar tidak adil!
Sam menghampiri Elmer dan berdiri di hadapan laki-laki itu. Bahkan wajahnya kini berubah menjadi datar dan menyilangkan kedua tangannya di dada.
Elmer mendongak.
"Kau kenapa? Sakit gigi?"
Sam mengusap wajahnya yang mulai kesal pada Elmer. Ia pun jadi ikut duduk di samping pria itu.
"Kalau pergi itu bilang-bilang. Jangan jalan sendiri seenak mu saja. Kalau nanti trauma mu muncul bagaimana?"
Sam mengutarakan kekhawatirannya pada Elmer.
Elmer terdiam. Mengingat tentang trauma, seharusnya ia mual dan muntah-muntah sekarang. Kan tadi ia bertemu wanita bahkan bersentuhan karena bertabrakan hingga terjatuh. Tapi, sampai sekarang ia tidak merasakan apapun.
Apa traumaku sudah menghilang? Ah, tapi masa iya?
Elmer langsung berdiri dan mencari seorang wanita untuk ia sentuh tangannya. Hal itu membuat Sam kebingungan dengan tingkah Elmer yang suka sekali pergi tanpa berpamitan padanya.
Ketika ada seorang wanita lewat, ia sengaja menyentuh wanita itu.
"Ah, maaf saya tidak sengaja," ucapnya.
Si wanita membalasnya dengan senyuman.
"Ah, tidak apa-apa. Lagipula ini salah saya juga yang tidak melihat jalan."
Tak lama kemudian, Elmer mulai merasakan tak enak di tubuhnya. Ia langsung berlari mencari toilet terdekat.
Elmer memuntahkan isi perutnya. Ia juga merasakan pusing di kepalanya. Bahkan rasa mual itu terus menjalar hingga tubuhnya ikut melemas juga.
Sam yang melihat tingkah bodoh Elmer pun membelalakkan matanya dan langsung mengejar Elmer ke toilet. Ia langsung membantu Elmer dan memberikan obat untuk mengurangi rasa mualnya.
Lalu setelah itu, Sam memarahi Elmer akan tingkah kecerobohan Elmer.
"Kau ini bagaimana sih? Kenapa tiba-tiba menyentuh wanita begitu? Sudah tahu jadinya akan begini! Huh!"
"Kau ini bisa diam tidak sih! Pusing aku mendengarnya! Woekkk!"
Elmer muntah-muntah lagi. Bahkan kini wajahnya sudah sedikit pucat. Sam jadi kelimpungan sendiri.
Bagaimana ini? Bagaimana ini? Haish! Dasar keras kepala! Ya Tuhan, semoga ketika keluar dari toilet ini. Tak ada siapapun yang melihatnya begini.
Setelah merasa sedikit lebih baik, Elmer dan Sam pun keluar dari toilet. Sam sengaja memberikan topinya juga masker ke Elmer agar tak menimbulkan pertanyaan pada orang yang melihat wajah Elmer yang pucat. Untung saja pekerjaannya sudah selesai, jadi ia bisa membawa Elmer pergi dari sana.
Keduanya kini sudah berada di dalam mobil, Elmer menyandarkan kepalanya ke kursi mobil yang sudah diturunkan.
"Kenapa kau tadi menyentuh wanita? Kau ingin mati?" tanya Sam lagi.
"Sialan! Kau menginginkan aku mati?!"
Sam meneguk air ludahnya sendiri. Sepertinya tadi ia salah memilih kata-kata.
"Bukan, bukan begitu. Aku hanya tidak habis pikir saja padamu. Sudah tahu punya trauma. Kau malah sengaja menyentuh wanita."
"Kau percaya tidak? Tadi aku tidak sengaja menyentuh wanita. Dan setelah menyentuh wanita itu, aku tidak merasakan mual dan muntah-muntah. Bahkan aku terlihat normal."
Sam agak tidak percaya sebenarnya. Apalagi ia tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
"Mana mungkin!" jawab Sam yang tidak percaya.
"Beneran deh! Tapi wanita itu sangat menyebalkan! Masa dia bilang kadar ketampananku di bawah standar. Terus dia bilang nggak level! Huh! Belum tahu saja dia siapa aku sebenarnya!" ucap Elmer sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia masih merasa terhina dengan ucapan wanita tadi.
Sebenarnya Sam ingin sekali tertawa. Tapi ia tahan. Ia benar-benar salut dengan wanita yang diceritakan oleh Elmer itu. Selama ini tidak ada satu wanita pun yang tidak tergila-gila dengan Elmer. Tapi, sepertinya wanita itu pengecualian. Ia jadi penasaran seperti apa wanita yang diceritakan oleh Elmer itu? Apa benar ketika bersentuhan dengan wanita itu Elmer tak mengalami mual dan muntah-muntah?
*
*
Ela memasuki ruang pemotretan brand fashion nya. Meski pemotretannya sudah selesai, ia sudah berjanji akan datang walau terlambat.
"Bagaimana pemotretannya tadi? Apa berjalan lancar?" tanya Ela pada salah satu staf disana.
"Semuanya berjalan lancar Nona. Bahkan kita tidak perlu memakai waktu yang lama. Karena ternyata model yang dipilih oleh Ansel sangat-sangat berkompeten. Bahkan saya awalnya tidak berekspektasi banyak padanya karena ternyata dia berawal dari dunia akting bukan model. Tapi hasilnya sungguh menakjubkan. Anda pasti akan menyukainya Nona."
"Sungguh? Wah! Kalau begitu baguslah. Aku memang tidak salah selalu mengandalkan Ansel dalam urusan ini," ucapnya sambil tersenyum.
"Kalau begitu, mana hasilnya? Aku mau melihatnya."
"Baik, sebentar Nona."
Si staf pun mengoperasikan komputernya lalu menunjukkan foto-foto hasil pemotretan itu.
Mata Ela membelalak sangat lebar. Laki-laki yang jadi model brand fashion nya adalah laki-laki kepedean yang tadi tak sengaja bertabrakan dengannya. Harus ia akui, laki-laki itu memang sangat berkarisma ketika sedang bergaya di depan kamera. Tapi, mengingat perilaku laki-laki itu tadi padanya, seolah menghilangkan kelebihan dari laki-laki itu di mata Ela. Yang Ela tahu laki-laki itu tidak sopan, kepedean dan arogan, sombong dan banyak gaya.
"Bagaimana Nona? Bagus kan?" tanya si staf.
"Ah, iya bagus-bagus," jawab Ela.
Setelah melihat keseluruhan hasil foto dan video. Ela bisa bernapas lega. Semuanya berjalan dengan lancar, meski hatinya sedikit tidak rela model brand fashion nya adalah laki-laki kurang akhlak.
Ela pun berjalan menghampiri Ansel ke ruangan laki-laki itu. Ansel menyambutnya dengan senang hati.
"Gimana? Bagus kan model pilihanku? Kau pasti tidak akan rugi menjadikannya brand ambassador fashion mu. Apalagi sekarang karirnya sedang naik daun," ucap Ansel memuji pilihannya.
Huh!
Ela menghela napasnya, kemudian duduk di sofa yang ada di ruangan Ansel.
"Bagus sih bagus! Tapi sikapnya itu lho! Aku tidak suka!" kesal Ela sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
Ansel tertawa. Ia paham itu. Karena ia tahu bagaimana sikap Elmer yang agak-agak semaunya sendiri. Tapi, di balik itu semua, Elmer sangat profesional ketika bekerja.
"Yang terpenting, pemotretannya berjalan lancar dan bagus hasilnya. Mengenai sifatnya itu, jangan diambil pusing. Lagian kalian kan tidak mungkin akan sering bertemu."
"Tetap saja aku kesal tahu!"
"Hahaha. Kau mah apa-apa juga bisa membuatmu kesal. Sumbu pendek sih sama seperti kembaran mu itu."
"Hih! Jangan samakan aku dengan dia!"
"Hahaha, oke oke, baiklah."
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Lina Susilo
hahahahaha macan jantan ketemu macan betina
2023-04-06
0
Umayjoss Naya
elmee ketemu singa betina😂
2023-03-20
1
Nita Ita
lanjut dong thor.
2023-03-03
0