Elmer sudah sampai di rumah setelah melakukan olahraga paginya. Ia menghapus tompel yang dibuatnya juga melepas kaca mata bulat itu. Kemudian duduk di sofa ruang tamunya.
Lagi-lagi ia memikirkan tentang wanita yang selalu bertabrakan dengannya. Ia mulai penasaran meski selalu kesal pada wanita itu. Hanya wanita itu yang tak membuatnya mual dan muntah-muntah.
"Aneh! Ini benar-benar aneh!" ucapnya kemudian menaruh kedua tangannya menekuk di belakang kepala.
"Tapi, siapa dia? Kenapa aku jadi sering bertemu dengannya?"
Elmer tampak menduga-duga siapa wanita itu sebenarnya. Kemudian Elmer jadi teringat lagi kejadian kemarin di saat wanita itu menoyor kepalanya. Seketika rasa kesal memenuhi perasaannya. Kalau kejadian itu diketahui oleh orang lain, bisa saja ia menjadi trending topik di media sosial.
"Sialan! Sepertinya wanita itu perlu mendapatkan pelajaran. Supaya dia tahu siapa aku yang bisa melakukan apapun padanya!" ucapnya.
Setelah puas mengistirahatkan tubuhnya, Elmer pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selesai itu, ia malah bingung mau melakukan apa di apartemennya. Mau keluar lagi pun, ia harus melakukan penyamaran lagi supaya tidak diketahui.
"Haih! Begini amat jadi aktor!"
Elmer jadi berpikir, mungkin memang lebih baik ia bekerja saja, setidaknya ia bisa melakukan aktivitas, daripada seperti sekarang yang terlihat seperti pengangguran.
Alhasil, ia memilih pergi ke perusahaan ayahnya. Setidaknya disana ia bisa membantu pekerjaan sang ayah.
*
*
Sebastian Group
Elmer memasuki gedung perusahaan ayahnya. Baru saja berjalan beberapa meter dari luar gedung, ia sudah jadi pusat perhatian karyawan wanita yang bekerja disana.
"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam? Sampai bisa bertemu dengan aktor tampan dan terkenal seperti Elmer Zion Sebastian."
"Benar, aku juga jadi merasa beruntung bisa bekerja di sini. Karena Presdir adalah ayah dari Elmer. Jadi kita bisa melihat Elmer secara gratis begini."
"Boleh minta foto nggak sih?" tanya salah satu dari mereka.
"Boleh mungkin," jawab salah satunya.
Para karyawan wanita pun mulai mendekat ke Elmer. Elmer yang sadar akan karyawan wanita yang mendekatinya pun jadi berjalan lebih cepat dan langsung memasuki lift.
"Yah, gagal deh foto bareng sama aktor."
Para karyawan wanita jadi kecewa. Lalu mereka kembali melakukan pekerjaannya.
Di dalam lift, Elmer menyentuh dadanya sambil berkata, "Untung saja, aku berhasil menjauh. Kalau tidak, bisa gawat kalau traumaku terjadi disini."
Ting!
Pintu lift terbuka. Kini Elmer ada di lantai 5, lantai tempat ruangan Presdir berada. Ketika sampai di depan ruangan, Elmer mendapatkan sapaan dari sekretaris pribadi ayahnya.
"Selamat pagi tuan muda."
"Ya, pagi. Apa ayah ada di dalam om?"
Elmer membalas sapaan itu dan menanyakan keberadaan ayahnya.
"Ada, silahkan masuk."
Sekretaris pribadi ayahnya membukakan pintu ruangan ayah Elmer. Elmer pun masuk dan pintu langsung ditutup kembali.
Tap, tap, tap.
Langkah Elmer terdengar dengan jelas di telinga Tuan Sebastian, membuat pria paruh baya itu mendongak dan melihat siapa yang datang.
"Masih ingat punya ayah rupanya," ledek Tuan Sebastian dengan senyum kecutnya.
Elmer memutar matanya malas. Ia malah langsung duduk di sofa ruang kerja ayahnya.
"Sesekali datanglah ke rumah, Naomi merindukanmu," ucap Tuan Sebastian lagi.
Terdengar helaan napas dari Elmer.
"Ayah pasti tahu kenapa aku tidak mau datang ke rumah," jawabnya.
Kali ini Tuan Sebastian lah yang terdengar menghela napasnya. Ia berpindah posisi jadi duduk di hadapan anaknya.
"Sudah 6 tahun berlalu. Kau masih tidak bisa melupakan semuanya?" tanya sang ayah.
"Tidak mudah ayah," jawab Elmer.
Tuan Sebastian jadi terdiam. Ia hanya bisa berharap anaknya bisa melupakan masa lalunya itu dan bisa hidup dengan normal tanpa ada rasa trauma di dalam hidupnya.
"Aku bosan di apartemen seperti pengangguran," ucap Elmer membuka obrolan lagi.
"Makanya jadi CEO saja disini. Ayah sudah memaksamu sejak dulu untuk menggantikan mendiang kakakmu. Tapi kau malah memilih untuk menjadi aktor saja."
"Jadi aktor itu mimpiku ayah. Aku tidak mungkin meninggalkan semua yang sudah aku bangun dengan kerja keras hingga seperti sekarang," jawab Elmer.
"Ya, ya, ayah tahu itu."
"Ayah dengar dari Sam, katanya kau akan membintangi drama baru lagi."
Elmer mengangguk.
"Sayangnya, yang awalnya bersemangat, aku jadi hilang semangat," ucap Elmer mengutarakan isi hatinya.
"Kenapa?"
"Biasa, menantu ayah itu tiba-tiba jadi salah satu pemeran di drama yang aku bintangi."
Tuan Sebastian menghela napasnya lagi.
Elmer tiba-tiba bangun dari duduknya.
"Aku pergi ayah."
"Kemana? Kau jangan suka jalan-jalan sendirian terus. Kalau sesuatu terjadi padamu bagaimana?"
"Tenang ayah. Aku hanya akan berkeliling di perusahaan. Lebih tepatnya mengunjungi ruangan sepupuku."
"Baiklah, sana kunjungi sepupumu itu! Kau jangan pergi dari perusahaan sebelum jam makan siang selesai. Nanti ayah akan minta Naomi untuk datang kesini."
"Baik ayah."
Elmer pun keluar dari ruangan ayahnya dan langsung menuju ke ruangan sepupunya yang menjabat sebagai CEO disana.
Tanpa mengetuk pintu, Elmer masuk saja ke ruangan itu. Membuat sepupunya marah tanpa tahu Elmer lah yang datang.
"Kalau masuk ke ruangan orang itu ketuk pintu dulu! Kau tidak tahu sopan santun, hah?!" kesal Rian.
"Ck, rupanya CEO yang satu ini masih suka marah-marah," ledek Elmer.
"Eh ... "
Rian begitu terkejut ketika mendengar suara orang yang masuk ke dalam ruangannya. Ia kemudian mendongak dan melihat Elmer yang datang dengan tangan kanannya berada di dalam sakunya.
"Wah, mimpi apa aku kedatangan aktor terkenal ke ruangan ku. Bukankah kau sangat sibuk?" tanya Rian.
"Tentu saja aku sibuk. Bahkan sibuk sekali," ucapnya lalu duduk di sofa.
"Cih! Kalau sibuk sekali, kenapa datang kesini?" tanya Rian lagi sambil menatap malas wajah Elmer.
"Aku kan rindu sepupuku," jawab Elmer.
"Hoekkk ... "
Rian pura-pura ingin muntah mendengar ucapan manis dari sepupunya itu. Elmer pun menanggapinya dengan tawa.
"Aku akan membintangi drama baru. Pokoknya nanti setelah selesai syuting dan siap ditayangkan di televisi. Kau harus menonton dramanya, tidak boleh tertinggal walau semenit pun."
"Ada ya orang begini? Memaksa para penonton untuk menonton drama yang genrenya sama sekali tak disukai."
"Dasar penakut!" ejek Elmer.
"Bukan takut, tapi aku kapok menonton dramamu yang seperti mahir jadi psikopat gila. Terlihat benar-benar nyata. Aku bahkan terkadang masih suka kepikiran, takutnya kau berubah jadi monster psikopat setelah membintangi dramanya," balas Rian.
"Haha, dan kali ini aku memang berperan jadi psikopat gila lagi dengan jalan cerita yang berbeda."
"Kan, kan, aku tidak mau nonton kalau gitu," tolak Rian.
"Ya sudah, terserah mu saja. Bagaimana jadi CEO?"
"Huh!"
Rian menarik napasnya perlahan.
"Ya, begini lah, sibuk terus tiap hari. Kelihatannya sih seperti tak banyak pekerjaan, tapi sebenarnya otak aku tuh seperti mau meledak tahu. Harus bisa mikir ini dan itu. Harus punya berbagai macam rencana jika rencana satu tidak berjalan dengan baik. Kalau tahu begini, dulu aku tidak akan menerima tawaran paman untuk jadi CEO. Biar kau saja yang menggantikan mendiang kakakmu."
Elmer tersenyum senang.
"Untung saja kau mau," jawab Elmer.
"Sialan!"
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
LENY
KENAPA ELMER TRAUMA DAN BENCI BELLA YA. APA BELLA MANTAN ELMER DULU MAAF THOR🙏🙏
2023-11-25
0
Lina Susilo
apakah bella adalah mantan pacarnya elmer thor
2023-04-06
1
Rosmaliza Malik
jangan berani kamu, ada 3 orang penjaga yg harus kamu hadapi nantinya
2023-03-12
1