Bab 3 - Kakek dan Cucu

Sesampainya di apartemen, Sam membiarkan Elmer untuk istirahat. Ia selalu tidak tega jika melihat trauma Elmer yang selalu saja kambuh. Bahkan jika bisa, ia ingin sekali membantu Elmer untuk menghilangkan trauma nya itu. Tapi, apa mau dikata, yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah memberi obat penghilang rasa mual itu.

Melihat Elmer yang sudah tertidur, Sam pun keluar dari apartemen Elmer. Ia segera mengambil ponsel di sakunya, karena mendapatkan sebuah telepon dari Tuan Sebastian, ayahnya Elmer.

"Sam, kau sedang bersama Elmer? Tadi aku sudah menelponnya berkali-kali. Tapi tidak ada jawaban sama sekali."

"Aku baru saja keluar dari apartemennya om. Sebentar, aku akan berjalan ke basemen dulu untuk memasuki mobil," ucap Sam.

Laki-laki itu berjalan ke basemen dengan telepon yang masih terhubung. Kemudian setelah sudah duduk di mobil, Sam langsung menjawab pertanyaan Tuan Sebastian lagi.

"Elmer sedang istirahat om. Tadi dia nekat menyentuh wanita karena dia pikir traumanya sudah sembuh. Tapi ternyata tidak om."

Tuan Sebastian agak bingung dengan ucapan Sam. Ia pun langsung meminta penjelasan yang lebih detail.

"Bagaimana bisa Elmer berpikir begitu? Apa dokter yang mengatakan itu?"

"Tidak om. Elmer sih tadi mengatakan kalau dia tidak sengaja menyentuh wanita dan tidak merasakan apapun setelahnya. Jadi dengan bodohnya dia malah sengaja menyentuh wanita untuk memastikan semuanya. Tapi ternyata, traumanya masih ada om."

Terdengar suara helaan napas dari sambungan telepon.

"Siapa wanita itu?" tanya Tuan Sebastian.

"Aku tidak tahu om. Bahkan sepertinya dia adalah satu-satunya wanita yang tidak terpikat dengan anak om. Hingga membuat Elmer kesal."

Terdengar sedikit tawa renyah dari Tuan sebastian.

"Benarkah begitu? Wah! Sepertinya, wanita itu bisa membantu untuk menyembuhkan trauma Elmer."

Tuan Sebastian mulai menerka-nerka.

"Hm, bisa jadi begitu om. Tapi kan kita tidak tahu om."

"Iya, kau benar juga sih. Ya sudah om tutup teleponnya. Tetap jaga Elmer jangan sampai dia diberitakan lagi di media."

"Siap om."

Sam pun bernapas lega ketika selesai berbicara dengan Tuan Sebastian. Ia meletakkan ponselnya ke sakunya dan mulai mengemudikan mobilnya keluar dari area apartemen Elmer.

*

*

Tuan Sebastian menatap figura foto keluarganya di ruang kerja kantornya. Sudah berulang kali ia menarik napasnya.

"Maafkan aku ma, aku tidak bisa menjaga dan merawat anak kita berdua. Evan sudah meninggal dengan keadaan masih merasa bersalah ada adiknya sendiri. Sementara Elmer, dia memang terlihat baik-baik saja, tapi dia menyimpan luka yang begitu dalam hingga membuatnya trauma dengan wanita. Maaf, aku minta maaf."

Tuan Sebastian terduduk di Sofanya dengan kepala yang menunduk. Ia merasa gagal menjadi seorang ayah. Karena kedua anak laki-lakinya tak ia jaga dengan baik.

Hingga suara anak kecil pun membuyarkan segala kesedihannya. Tuan Sebastian langsung tersenyum dan berdiri dari duduknya untuk menyambut anak kecil itu.

"Kakek, hari ini aku datang untuk menjemput kakek pulang," celoteh anak kecil wanita yang bernama Naomi itu.

"Benarkah? Wah, kakek senang sekali dijemput cucu kakek yang cantik dan manis ini," ucapnya sambil berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Naomi.

"Tunggu sebentar ya, kakek akan beres-beres dulu. Naomi duduk dulu di sofa ya. Nanti kita pulang sama-sama."

"Siap kakek."

Naomi pun menurut dan langsung duduk di sofa sambil melihat apa yang dilakukan kakeknya.

Setelah selesai berbenah, kakek dan cucu itu langsung keluar dari ruangan dengan saling bergandengan. Di luar sudah ada sekretaris pribadi dan suster yang menjaga cucunya selama ini.

"Kakek, aku rindu sekali dengan papa Elmer. Kapan kita akan berkunjung lagi ke rumah papa?" tanya Naomi dengan mendongak ke arah kakeknya.

"Em, sepertinya papa Elmer sedang sibuk sayang. Jadi, kita tidak bisa mengunjungi dalam waktu dekat. Tidak apa-apa kan?"

Naomi merengut sedih dan kecewa. Bahkan wajahnya sudah ditekuk hingga kusut. Ia benar-benar rindu dengan papa Elmer.

"Ya sudah, tidak apa-apa," jawabnya pelan.

Tuan Sebastian tahu cucunya itu sedang bersedih dan kecewa. Tapi, mau bagaimana lagi, Elmer kan memang sibuk. Ia pun tak mau membuat Elmer kerepotan dengan datangnya Naomi ke apartemen anaknya itu. Karena Naomi pasti akan meminta banyak hal pada Elmer. Walaupun Elmer tak pernah menolak permintaan Naomi itu. Bahkan Naomi adalah satu-satunya wanita yang tak membuat Elmer mual dan muntah sebelum Elmer bertemu dengan wanita yang tak sengaja bertabrakan dengannya.

Keduanya kini sudah berada di dalam mobil, duduk di belakang kemudi. Sementara si suster duduk di samping sekretaris pribadinya yang mengemudikan mobil.

"Apa saja yang dilakukan cucu kakek di sekolah tadi?"

"Banyak kakek. Aku tadi main puzzle, mewarnai, bernyanyi dan menjahili temanku, hehe," jawab Naomi.

Tuan Sebastian tertawa pelan mendengarkan jawaban cucunya itu. Karakternya sama persis dengan anak sulungnya.

"Jangan jahil sama teman sendiri. Kita harus berbuat baik sama orang."

"Tapi kek, aku kan hanya becanda. Habis dia lucu kalau aku jahili, hehe."

Tuan Sebastian geleng-geleng kepala.

"Tapi jangan buat temanmu menangis ya?"

"Tentu saja tidak kek. Aku kan anak yang baik hati, lucu dan menggemaskan. Bagaimana mungkin aku membuat temanku menangis? Tapi kalau menjahili, aku sering," jawab Naomi jujur diakhiri dengan kekehan pelannya.

Obrolan kakek dan cucu itu didengar oleh sekretaris pribadi dan suster pribadi dari cucunya. Keduanya sama-sama tersenyum mendengarkan interaksi antara cucu dan kakek itu.

Sesampainya di rumah, kakek dan cucu itu bergandengan tangan lagi hingga masuk ke dalam rumah. Keduanya duduk di sofa dan menyandarkan tubuhnya bersamaan ke ujung sofa.

"Mamamu kemana? Kenapa kakek tidak melihatnya?" tanya Tuan Sebastian.

"Tidak tahu, tadi sebelum aku pergi jemput kakek. Mama ada di rumah kok. Tapi, emang sekarang mama nggak kelihatan. Kemana ya kek?"

Naomi juga ikut-ikutan mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah. Ia tidak melihat keberadaan mamanya.

"Kakek ke kamar dulu ya. Gerah mau mandi. Naomi sekarang main dulu sama suster Gea ya. Nanti kakek main sama Naomi setelah selesai, oke?"

"Oke kakek. Ayo sus!" ajak Naomi pada susternya.

*

*

Ella pulang ke rumahnya dengan wajah yang terlihat kesal. Ia bahkan sampai tidak menyadari kehadiran kembarannya, istri kembarannya juga ponakannya disana. Ia berjalan begitu saja melewatinya.

"Ela!" panggil Rendra.

Ela pun membalikkan tubuhnya dan saat itu ia baru menyadari jika ada kehadiran kembarannya disana.

"Eh, kalian ada di rumah? Kenapa aku tidak liat ya?" ucap Ela.

"Bukan tidak lihat, tapi kau memang sedang melamun. Untung di depanmu tidak ada tiang. Kalau ada pasti keningmu sudah benjol. Dan aku orang pertama yang akan menertawakan mu."

Ela mendengus sebal. Selalu saja begini jika ia bertemu dengan kembarannya. Biar pun ia sudah jadi bapak-bapak yang mempunyai anak. Tetap saja, sifat menyebalkannya masih ada. Ela jadi mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar dan ikut duduk di ruang tamu.

"Kenapa Ela? Sepertinya kau sedang kesal?" tanya Aura.

Ela langsung mengangguk.

"Aku memang sedang kesal dengan aktor yang sok tampan dan kepedean," jawab Ela dengan lugasnya.

"Jangan kesal-kesal sama orang. Nanti lama-lama bisa jadi suka," celetuk Rendra.

"Ih, apaan sih! Mana mungkin!" bantah Ela.

"Siapa tahu saja kan? Lagian kau sudah berumur tahu. Karier sudah mapan, umur sudah lebih dari cocok untuk menikah. Apalagi yang kau cari sih? Lihat, aku saja yang cowok sudah punya anak. Sana jadian saja sama aktor itu."

"Huh! Lama-lama kau seperti mama saja! Sudahlah, aku pergi ke kamar mau mandi!"

Padahal Ela baru sebentar duduk disana, tapi ia sudah dibuat kesal dan berkahir meninggalkan Rendra, Aura dan ponakannya.

"Ih, kau ini. Jangan terus menerus memaksa Ela untuk menikah. Mungkin dia memang belum bertemu jodohnya."

"Iya, iya, iya."

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Lina Susilo

Lina Susilo

rendra dn ella gk berubah dri dlu masih sama2 suka debat

2023-04-06

0

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Naomi ini anaknya siapa..

2023-03-09

0

Yui

Yui

deh anakx Rendra sm Aura ada 3

2023-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kadar Ketampanan
2 Bab 2 - Sengaja menyentuh wanita
3 Bab 3 - Kakek dan Cucu
4 Bab 4 - Dasar Psiko!
5 Bab 5 - Kau lagi!?
6 Bab 6 - Berkunjung ke Perusahaan
7 Bab 7 - Dasar wanita menyebalkan!
8 Bab 8 - Kau sebenarnya siapa?
9 Bab 9 - Nona menyebalkan
10 Bab 10 - Orang yang sama
11 Bab 11 - Menumpang di mobil Elmer
12 Bab 12 - Mengantarkan kunci mobil Ela
13 Bab 13 - Mencari tahu tentang Ela
14 Bab 14 - Sentuhanmu membuatku jadi lebih baik
15 Bab 15 - Jangan terlalu benci pada wanita
16 Bab 16 - Kau gila Elmer!
17 Bab 17 - Berasal dari bibit unggul
18 Bab 18 - Apa kau mau jadi tameng pelindungku?
19 Bab 19 - Aku yang lebih sakit disini
20 Bab 20 - Dasar pembohong ulung!
21 Bab 21 - Kalau suka ya akui
22 Bab 22 - Apa iya aku jatuh cinta?
23 Bab 23 - Ban mobil kempes
24 Bab 24 - Tidak akan ikut campur
25 Bab 25 - Berita viral
26 Bab 26 - Mengahadapi wartawan
27 Bab 27 - Maaf
28 Bab 28 - Larangan adalah perintah
29 Bab 29 - Bertemu di kebun binatang
30 Bab 30 - Tolong aku!
31 Bab 31 - Karena ada kau di sampingku
32 Bab 32 - Mengikuti Ela
33 Bab 33 - Kau mengikuti ku?
34 Bab 34 - Mengunjungi kediaman Sebastian
35 Bab 35 - Sadar Dirilah
36 Bab 36 - Cuma satu menit
37 Bab 37 - Ayo Pacaran!
38 Bab 38 - Jangan galak-galak!
39 Bab 39 - Setiap masalah ada jalan keluarnya
40 Bab 40 - Pergi bersama
41 Bab 41 - Taman
42 Bab 42 - Ela tahu trauma Elmer
43 Bab 43 - Perselingkuhan
44 Bab 44 - Trauma Elmer
45 Bab 45 - Belum direstui
46 Bab 46 - Kita memang jodoh
47 Bab 47 - Jadi, mau dicium nih?
48 Bab 48 - Jodoh tak akan kemana
49 Pengumuman
50 Bab 49 - Masih ada harapan
51 Bab 50 - Izinkan aku disini menemanimu
52 Bab 51 - Menangis
53 Bab 52 - Minta Izin
54 Bab 53 - Perjuangan yang sulit
55 Bab 54 - Sama-sama menyukai Ela
56 Bab 55 - Tidak usah mengungkapkannya
57 Bab 56 - Lupa cara untuk keluar
58 Bab 57 - Itu bukan salahmu!
59 Bab 58 - Saling tahu rahasia
60 Bab 59 - Papa Richard murka
61 Bab 60 - Apa perlu aku tunjukkan?
62 Bab 61 - Kembalinya Rival Elmer
63 Bab 62 - Haruskah?
64 Bab 63 - Kaulah obatku, penyembuhku
65 Bab 64 - Tidak ada yang gratis sayang
66 Bab 65 - Yang tenang disana
67 Bab 66 - Aku akan mencoba
68 Bab 67 - Aku sudah menemukan rutenya
69 Bab 68 - Jalan bersama
70 Bab 69 - Tersesat
71 Bab 70 - Ketemu
72 Bab 71 - Jangan terlalu percaya diri
73 Bab 72 - Cepatlah Sadar, El!
74 Bab 73 - Ergo penasaran
75 Bab 74 - Apa aku bisa sembuh?
76 Bab 75 - Jangan mimpi!
77 Bab 76 - Ketahuan
78 Bab 77 - Sebuah pilihan
79 Bab 78 - Tak bisa dihubungi
80 Bab 79 - Keberadaan Ela
81 Bab 80 - Cepat katakan!
82 Bab 81 - Mendatangi Rendra
83 Bab 82 - Rendra mendatangi Richard
84 Bab 83 - Rendra membantu Elmer
85 Bab 84 - Berterus Terang
86 Bab 85 - Berterus Terang (2)
87 Bab 86 - Richard mulai melunak
88 Bab 87 - Menyusul Ela
89 Bab 88 - Bertemu di Paris
90 Bab 89 - Alasan Ela
91 Bab 90 - Jalan-jalan di Kota Paris
92 Bab 91 - Saling jujur
93 Bab 92 - Bertemu keluarga Ela di Paris
94 Bab 93 - Pulang
95 Bab 94 - Ergo kesal
96 Bab 95 - Elmer membaik
97 Bab 96 - Gosip menyebar
98 Bab 97 - Bella mau menyembuhkan
99 Bab 98 - Bella diusir
100 Bab 99 - Pertemuan keluarga
101 Bab 100 - Mendapatkan Ganjaran
102 Bab 101 - Hari Bahagia
103 Bab 102 - Bulan madu
104 Bab 103 - Keluarga kecil
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 - Kadar Ketampanan
2
Bab 2 - Sengaja menyentuh wanita
3
Bab 3 - Kakek dan Cucu
4
Bab 4 - Dasar Psiko!
5
Bab 5 - Kau lagi!?
6
Bab 6 - Berkunjung ke Perusahaan
7
Bab 7 - Dasar wanita menyebalkan!
8
Bab 8 - Kau sebenarnya siapa?
9
Bab 9 - Nona menyebalkan
10
Bab 10 - Orang yang sama
11
Bab 11 - Menumpang di mobil Elmer
12
Bab 12 - Mengantarkan kunci mobil Ela
13
Bab 13 - Mencari tahu tentang Ela
14
Bab 14 - Sentuhanmu membuatku jadi lebih baik
15
Bab 15 - Jangan terlalu benci pada wanita
16
Bab 16 - Kau gila Elmer!
17
Bab 17 - Berasal dari bibit unggul
18
Bab 18 - Apa kau mau jadi tameng pelindungku?
19
Bab 19 - Aku yang lebih sakit disini
20
Bab 20 - Dasar pembohong ulung!
21
Bab 21 - Kalau suka ya akui
22
Bab 22 - Apa iya aku jatuh cinta?
23
Bab 23 - Ban mobil kempes
24
Bab 24 - Tidak akan ikut campur
25
Bab 25 - Berita viral
26
Bab 26 - Mengahadapi wartawan
27
Bab 27 - Maaf
28
Bab 28 - Larangan adalah perintah
29
Bab 29 - Bertemu di kebun binatang
30
Bab 30 - Tolong aku!
31
Bab 31 - Karena ada kau di sampingku
32
Bab 32 - Mengikuti Ela
33
Bab 33 - Kau mengikuti ku?
34
Bab 34 - Mengunjungi kediaman Sebastian
35
Bab 35 - Sadar Dirilah
36
Bab 36 - Cuma satu menit
37
Bab 37 - Ayo Pacaran!
38
Bab 38 - Jangan galak-galak!
39
Bab 39 - Setiap masalah ada jalan keluarnya
40
Bab 40 - Pergi bersama
41
Bab 41 - Taman
42
Bab 42 - Ela tahu trauma Elmer
43
Bab 43 - Perselingkuhan
44
Bab 44 - Trauma Elmer
45
Bab 45 - Belum direstui
46
Bab 46 - Kita memang jodoh
47
Bab 47 - Jadi, mau dicium nih?
48
Bab 48 - Jodoh tak akan kemana
49
Pengumuman
50
Bab 49 - Masih ada harapan
51
Bab 50 - Izinkan aku disini menemanimu
52
Bab 51 - Menangis
53
Bab 52 - Minta Izin
54
Bab 53 - Perjuangan yang sulit
55
Bab 54 - Sama-sama menyukai Ela
56
Bab 55 - Tidak usah mengungkapkannya
57
Bab 56 - Lupa cara untuk keluar
58
Bab 57 - Itu bukan salahmu!
59
Bab 58 - Saling tahu rahasia
60
Bab 59 - Papa Richard murka
61
Bab 60 - Apa perlu aku tunjukkan?
62
Bab 61 - Kembalinya Rival Elmer
63
Bab 62 - Haruskah?
64
Bab 63 - Kaulah obatku, penyembuhku
65
Bab 64 - Tidak ada yang gratis sayang
66
Bab 65 - Yang tenang disana
67
Bab 66 - Aku akan mencoba
68
Bab 67 - Aku sudah menemukan rutenya
69
Bab 68 - Jalan bersama
70
Bab 69 - Tersesat
71
Bab 70 - Ketemu
72
Bab 71 - Jangan terlalu percaya diri
73
Bab 72 - Cepatlah Sadar, El!
74
Bab 73 - Ergo penasaran
75
Bab 74 - Apa aku bisa sembuh?
76
Bab 75 - Jangan mimpi!
77
Bab 76 - Ketahuan
78
Bab 77 - Sebuah pilihan
79
Bab 78 - Tak bisa dihubungi
80
Bab 79 - Keberadaan Ela
81
Bab 80 - Cepat katakan!
82
Bab 81 - Mendatangi Rendra
83
Bab 82 - Rendra mendatangi Richard
84
Bab 83 - Rendra membantu Elmer
85
Bab 84 - Berterus Terang
86
Bab 85 - Berterus Terang (2)
87
Bab 86 - Richard mulai melunak
88
Bab 87 - Menyusul Ela
89
Bab 88 - Bertemu di Paris
90
Bab 89 - Alasan Ela
91
Bab 90 - Jalan-jalan di Kota Paris
92
Bab 91 - Saling jujur
93
Bab 92 - Bertemu keluarga Ela di Paris
94
Bab 93 - Pulang
95
Bab 94 - Ergo kesal
96
Bab 95 - Elmer membaik
97
Bab 96 - Gosip menyebar
98
Bab 97 - Bella mau menyembuhkan
99
Bab 98 - Bella diusir
100
Bab 99 - Pertemuan keluarga
101
Bab 100 - Mendapatkan Ganjaran
102
Bab 101 - Hari Bahagia
103
Bab 102 - Bulan madu
104
Bab 103 - Keluarga kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!