Malam harinya, Ela pulang ke rumah dengan menaiki taksi. Wanita itu berjalan dari gerbang rumahnya hingga sampai ke dalam rumah. Lalu ia dicegat oleh mamanya.
"Kau ini ya, masa aktor dan managernya yang tampan begitu dibilang mekanik."
"Lah? Kan memang mekanik yang datang ma. Tadi, Sam sendiri kok yang bilang," jawab Ela yang merasa tidak salah karena informasi itulah yan ia terima dari Sam.
"Yang datang itu ya Sam dan Elmer si aktor tampan itu. Mama tadi sempat ngobrol sama mereka di rumah," ucap Naya.
"Kenapa nggak pernah bilang kalau kamu berteman sama mereka? Duh, mana si Elmer anak nya sopan banget. Mama mau tuh punya mantu kaya gitu," tambah Naya lagi.
"Ih, mama sopan dimana nya? Dia itu orangnya kepedean dan menyebalkan mama. Kalau Sam lah mending kalo mama bilang dia sopan, dia emang baik. Tapi kalo Elmer, aku nggak percaya. Aku ke kamar dulu ya ma, badanku rasanya lengket semua."
"Iya, sana gih mandi biar cantik. Lain kali ajak Sam sama Elmer main ke rumah."
Ela tak menanggapi ucapan mamanya itu. Ia malah dibuat kesal. Lagian kenapa dua laki-laki itu yang mengantarkan mobilnya? Padahal kalau mekaniknya tidak bisa mengantarkan, tentunya Ela pun mau datang ke bengkel untuk menjemput mobilnya.
Kalau begini jadinya, bisa-bisa mamanya akan terus menanyakan tentang Elmer maupun Sam.
Ela bahkan sampai menaikan alisnya saking pusingnya. Apalagi di usianya yang sudah kepala 3. Mama dan papanya memang tidak memaksa Ela untuk cepat menikah, hanya saja jika terus ditanya soal pasangan, Ela jadi jengah juga. Lama-lama ia benar-benar tidak mau menikah.
Sesampainya di kamar, Ela meletakkan tas nya di meja. Ia kemudian memasuki kamar mandinya. Melepaskan satu persatu kain yang menutupi tubuhnya. Ia berdiri di bawah guyuran air shower dengan matanya yang terbuka.
Hampir setengah jam Ela mengabiskan waktunya di kamar mandi. Ela kemudian mengenakan handuk kimono nya dan mengambil ponsel yang ada di dalam tas nya.
Ia mengirimkan sebuah pesan singkat ucapan terima kasih pada Sam. Lalu setelahnya ia duduk di depan meja riasnya sambil mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut.
Setelah sudah hampir kering, Ela memakai bajunya dan turun ke bawah untuk makan malam. Ya walaupun, sepertinya ia akan makan malam sendirian, karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Ela makan dengan lahap apa saja yang ada di meja makan.
Tak lama kemudian, Richard datang dan langsung duduk di depan Ela untuk menemani anaknya makan.
"Makan yang banyak, supaya tubuhmu besar," ucap Richard.
"Iya pa, tapi sepertinya walaupun makan banyak, tubuhku memang ditakdirkan kecil," jawab Ela lalu memasukan makanan ke dalam mulutnya.
"Mama sudah cerita ke papa tentang dua laki-laki yang datang ke rumah tadi. Benar tidak ada satu pun dari mereka yang kau sukai?" tanya Richard pada Ela.
Ela langsung meletakkan sendoknya ke piringnya. Ia jadi tidak nafsu makan karena pertanyaan papanya.
"Mereka itu cuma rekan kerja papa. Jangan ikut-ikutan kaya mama deh. Aku kan jadi kesal, huh!"
Ela pun membawa piringnya ke wastafel, tapi sebelum itu ia masukan sisa makanannya ke dalam plastik. Lalu mencuci piringnya sendiri.
"Papa kan cuma bertanya Ela."
"Iya emang, tapi pertanyaan papa itu loh bikin kesal," jawabnya.
"Lagipula aku tuh masih mau sendiri, masih mau ngelakuin apapun yang aku mau. Belum ingin punya pasangan yang nantinya malah ngatur-ngatur hidup aku pa," tambah Ela.
Richard hanya bisa menghela napasnya. Melihat penolakan Ela itu, mengingatkannya pada dirinya yang dulu selalu dijodoh-jodohkan oleh sang mama dan dia suka menolaknya.
"Baiklah, lakukan saja apa yang kau inginkan. papa sudah angkat tangan," ucap Richard lalu pergi dari sana.
Selesai mencuci piringnya, Ela pun pergi ke kolam renang dan duduk di tepian kolam dengan memasukkan kakinya ke dalam kolam lalu memainkan kakinya disana.
"Kenapa sih orang-orang selalu nanya kapan punya pacar? Kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan sukses? Kapan ini dan itu? Huh! Padahal aku kan memang belum siap untuk menjalin hubungan dengan pria," keluhnya.
Mata Ela kemudian melihat ke atas langit. Terlihat bulan yang sudah bulat sempurna ditemani beberapa bintang di dekatnya.
"Aku sendiri tidak pernah tahu gimana rasanya jatuh cinta. Yang aku tahu cuma rasa sayang pada orang yang memang adalah keluargaku," ucapnya lagi.
Setelah lama berada disana, Ela pun bangkit dan berjalan ke kamarnya. Wanita itu membuka laptopnya dan melihat beberapa hasil fotoshoot brand fashionnya dengan Elmer sebagai brand ambassador nya. Ia akan memilih beberapa foto yang terlihat bagus untuk dijadikan sebagai iklannya di media sosial.
Kalau dilihat-lihat, Elmer memang mempunyai daya tarik tersendiri untuk membuat mata wanita terpesona padanya. Ela akui itu. Tapi, untuk sampai memikat hatinya, baru sampai pintunya saja, Ela sudah mengusirnya.
Setelah memilih beberapa foto, ia pun mengirimkannya ke editornya untuk di edit. Lalu, Ela pun menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjangnya, menarik selimutnya hingga sampai menutupi dadanya.
*
*
Di tempat lain, Elmer justru sedang berselancar di internet mencari-cari informasi tentang Ela. Sangat mudah baginya jika sudah mengetahui beberapa informasi penting tentang wanita itu. Apalagi, wanita itu adalah anak dari Richard Kavindra. Pasti apapun yang ia cari di internet akan ditemukan semua.
Benar saja, baru juga mencari nama Richard Kavindra, sudah muncul semua nama-nama anggota keluarganya.
"Naela Putri Kavindra, jadi itu nama lengkapnya," gumam Elmer.
Laki-laki itu pun mengklik nama itu dan langsung muncul semua informasi tentang wanita itu, di mulai dari tanggal lahirnya, riwayat pendidikan, profesinya hingga bisnis yang Ela geluti.
"Rupanya dia seorang desainer sekaligus pebisnis," ucap Elmer.
Ia terus menggulir informasi ke bawah hingga ia menemukan fakta bahwa Ela adalah pemilik brand fashion yang dimana ialah yang jadi brand ambassador nya.
"Wah, aku tak menyangka. Rupanya dia pekerja keras juga. Mungkin memang benar dia bukan salah satu fans dariku. Tapi aku akan membuat dia menjadikan aku sebagai idolanya," ucap Elmer dengan senyuman miringnya.
Setelah puas dan banyak tahu tentang Ela, Elmer meletakan ponselnya di samping bantalnya. Kemudian menaruh kedua tangannya di belakang kepala.
"Aku masih sangat penasaran, kenapa pesonaku tidak sampai ke dia ya? Apa jangan-jangan wanita itu sudah memiliki orang yang disukai? Rasanya kalau punya pasangan sangat tidak mungkin, karena kata tante Naya aku dan Sam adalah laki-laki yang pertama kali mengunjungi rumahnya sebagai teman Ela."
Elmer terus bertanya-tanya tentang Ela. Ia begitu penasaran sampai tak bisa tidur. Bahkan ia lupa jika rasa suka bisa dimulai dari rasa penasaran juga.
Seketika Elmer tersadar.
"Aih, ngapain tadi aku cari-cari tentang wanita itu? Buat apa juga? Iya kan? Lagian harusnya dia yang penasaran tentangku, kan?"
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Lina Susilo
hahaha hahaha sudah mulai terkena firus suka nih si elmer
2023-04-06
1
Bambang Setyo
Kebalik elmer... Yg ada nanti kau yg malah mengidolakan ela 😁😁😁
2023-03-18
1
Ira-Hazirah Sweetz
wkwkkw...kebalik el....qm nantinya yg akan terjatuh-jatuh cinta sama ela
2023-03-15
1