Chapter 11

"Abi harus sehat dan bahagia." kata Arish sambil mengusap pipi abi nya.

"Arish pergi ya bi. Arish bahagia bertemu abi hari ini. Semoga abi lekas sembuh. Jangan cepat menua bi. " kata Arish berdiri dari tempat duduk nya kemudian memeluk abi nya yang tengah berbaring.

Arish mencium aroma tubuh abi nya yang masih mengunakan baju tadi di pemakaman. Menghirup dalam dalam ceruk leher abi nya.

"Hangat sekali bi. Pelukan abi memang paling hangat dan nyaman. " gumam Arish, kemudian berjalan keluar dari pintu.

Arish diam sebentar di depan pintu yang memang sangat sepi. Karena ruangan vvip ini hanya ada abi nya saja.

Mengurai sesak dada nya. Menghalau sakit yang mulai merambat memenuhi hati nya. Arish selalu membenci dirinya karena benci dan cinta nya pada abi nya itu.

dokter keluar melihat Arish diluar pintu dan mengetuk pintu.

"Ada apa tuan muda. Apa ada emergency?. " panik dokter tua itu.

"tidak. Tolong jaga abi ki sampai siuman di dalam. "

"Baik tuan. "

"Terima kasih. Hubungi Arvi agar menemani abi"

"Tidak masalah tuan muda. Baik tuan"

Kemudian Arish mengangguk dan berjalan meninggalkan rumah sakit itu dengan sesak yang masih memenuhi hati nya.

Sedangkan seorang pemuda yang tengah berada di ketinggian itu terbangun karena ponsel yang tidak ada henti nya bersuara.

"Hallo. Maaf mengganggu tuan muda. "

"Ya."

"Tuan besar sedang berada di rumah sakit, karena serangan jantung. "

"Apa?. "

"Tuan besar tadi ditemukan pingsan di pemakaman. "

"Jam segini?."

"Iya tuan. Sendirian dan setelah saya cek CCTV ternyata tuan muda Arish yang mengantar tuan besar."

"Arish?. "

"Iya tuan muda. "

"Apa kami yakin? "

"Yakin tuan. saya kirim di ponsel Anda video nya. " kata Zain.

"bersiaplah menggantikan saya ke Indonesia. Saya akan pulang dan kita bertemu di bandara. "

"Baik tuan muda. "

Setelah mematikan ponsel nya Arvi pergi ke ruang kendali dan berbicara dengan co pilot.

"Segera minta ijin landing dan terbang lagi ke Turki dalam waktu dekat. "

"Baik tuan. "

"Kemudian lanjutkan ijin terbang lagi ke Indonesia, Zain yang akan menggantikan saya. "

"Baik tuan. "

Setelah memberi arahan pada co pilot, Arvi duduk di tempat duduk nya dan melihat video yang di kirim Zain. Sebuah video yang diambil dari CCTV rumah sakit saat datang menggendong abi dan sampai berpamitan pergi.

Tak terasa Arvi menangis melihat video itu. Dia tau jika sang kakak sangat merindukan abi nya.

"Kak. Kalau rindu kenapa harus pergi. Kita akhiri kesalah pahaman ini kak. Kami sayang kakak. Kita hanya tinggal berempat. Abi, lihat lah kakak juga merindukan abi. Abi pasti sangat bahagia jika merasakan kehangatan pelukan kakak saat sadar. " batin Arvi.

Kemudian menelpon Zain lagi.

"Iya tuan?. "

"Cari kakak di seluruh Turki. Penerbangan dan lain lain. Jangan sampai lolos kali ini. "

"Sudah saya perintah kan sejak tadi tuan. Agen dari CIA juga sudah bergerak. "

"Saya suka kerja kamu Zain. Terima kasih. "

"Ha?. " Zain terkejut tuan nya berterima kasih. Hal yang sangat tak terduga selama delapan tahun bekerja.

"Jangan sampe lolos. " kata Arvi dan langsung mematikan ponsel nya.

Kemudian Arvi mengirim video CCTV itu ke abang nya.

Tak lama ada telpon mas dari abang nya.

"Assalamualaikum dek. "

"Waalaikumsalam bang. "

"Kakak udah pulang berarti?. "

"Enggak bang. Do'ain aku biar bisa nemuin ya bang. "

"Gimana cerita nya?. "

"Arvi kan perjalanan ke Indonesia ada masalah perusahaan. Arvi gak tau bang kalau abi ke makam sendiri dan kemungkinan ketemu kakak yang sedang ke makam Uma juga. Abi serangan jantung dan abang yang bawa ke rumah sakit. Setelah abi di ruang rawat inap kakak menghilang lagi bang. "

"Semoga kali ini ketemu. Kakak tuh sebenernya sayang sama abi. " kata abang dengan suara bergetar.

"Bener bang. Cuma ego dan amarah nya yang menutupi hati nya. "

"Ya udah nanti kalau abang bisa. Abang jenguk abi. "

"Iya bang "

"Assalamualaikum dek. "

"Waalaikumsalam bang. "

Hati Arvi sudah bahagia mengetahui kakak nya baik baik saja dan hidup berkecukupan. Tentu saja dia yakin karena kakak nya sangat cerdas.

Dan lagi ada titik cerah keberadaan nya membuat Arvi bersemangat.

Hingga setelah Arvi landing dan di gantikan oleh Zain yang sudah menunggu di bandara.

Arvi langsung menuju rumah sakit tempat sang abi dirawat.

Ceklek.

Dilihat nya sang abi yang masih damai dalam mimpi nya. Dan ada dokter yang menunggu di sofa.

"Dokter disini?. " tanya Arvi.

"Iya tuan muda. Tadi tuan muda Arish menyuruh kami menunggu di dalam sampai anda datang. "

"Bagaimana keadaan kakak saya?. "

"Dia baik baik saja. Hanya panik saja tadi sampai memecat karyawan. "

"Hahaha. Kakak ku sungguh arrogant sekali. "

"Yang satu tidak jadi di pecat karena menyelamatkan tuan besar. Yang satu sudah di pecat karena meremehkan tuan muda Arish. Tidak mempercayai kalau tuan muda Arish mengaku pemilik rumah sakit. beruntung nya tuan muda merebut telpon dan langsung menghubungi petinggi sehingga nyawa tuan besar dapat tergolong tepat waktu. "

"Ya sudah kalau begitu. Biarkan di pecat sesuai keinginan kakak ku."

"Kami permisi tuan. "

"Hmm." hanya deheman yang menjadi jawaban dari Arvi.

Kemudian Arvi mendekati sang abi. Arvi naik ke atas ranjang yang luas itu. Dam berbaring di sebelah abis nya.

Mencium aroma yang di hirup kakak nya tadi. Siapa tahu ada bau tertinggal untuk mengobati rindu Arvi.

"Benar kata kakak. Ini pelukan terhangat dan ternyaman. " gumam Arvi.

Hingga tidak terasa Arvi tidur lagi dalam buaian mimpi karena nyaman nya dalam dekapan sang abi.

Sedangkan di sebuah mansion yang tak kalah mewah dengan milik keluar Kahraman. Arish sedang duduk di teras belakang dengan sahabat nya.

"Arvi berulah lagi bro. " kata kaelly

"Kali ini berapa banyak?. "

"Lumayan banyak. Kali ini ambi dari CIA banyak. 30 orang lah. "

"oh."

"Apa kamu gak kasian sama adek kamu. Gak rindu dengan abi mu. Lagian udah tua kita bro. Jangan pentingin ego kamu doang."

"Abi gak pernah sayang tulus sama aku. Aku gak mau aja kecewa dan semakin sakit nanti nya. Menjadi anak yang tidak di harapkan juga buka keinginan aku. "

"Abi kamu nyari in delapan tahun tanpa kenal lelah apa kamu yakin itu bukan sayang?. "

"Bukan. "

"Lalu?. "

"Itu adalah janji abi pada uma. Jadi abi selalu menepati janji nya pada uma. Tapi tidak dengan ketulusan abi dan cinta abi untuk aku dan Arvi. "

"Lalu. Kenapa kau mengorbankan adek mu?. "

.

.

.

.

.

Jeng jeng jeng makasih ya semua udah stay di sini. Mak sangat seneng karya remahan peyek mak ada yang mau baca.

Jangan lupa like komen dan vote ya semuanya.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Fasrina Sisira

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Fasrina Sisira

Aroma orang tua memang mampu menenangkan, dan berada dalam perlukan mereka adalah sebuah kehangatan yang tak bisa di rasakan di tempat lain.

2023-04-24

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Marzina Wertani

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Marzina Wertani

Gimana gak cepat menua kalau umur memang sudah bisa di bilang kakek, maka dari itu cepatlah kamu pulang agar lebih tau penjelasannya.

2023-04-23

1

Tiarna Ziznati

Tiarna Ziznati

Bagaimana Abi bisa bahagia juga ketika mengetahui kelakuan suatu hari nanti, kamu harusnya sadar dengan apa yang kamu buat setelah kebohongan yang cukup menyakitkan juga.

2023-04-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!