Chapter 4

"Kakak lebih memilih abi marah dengan kakak daripada sedih mengingat Uma. "

"Kakak mau kemana? ngapain?. " kata Arvi

"Ayolah kak. Jangan aneh aneh. " lanjut nya.

"Ke Indonesia. "

"Ngapain kak?. "

"Udahlah gak usah cerewet. Kakak butuh bantuan mu supaya ke sana tanpa ketahuan dan menyamarkan identitas kaka. Kakak akan hubungi kamu kalau sampai sana dan ganti nomor. Kan kakak butuh asupan dana. " kata Arish.

"Sialan." gerutu Arvi.

"Apa yang kakak ucapkan tadi bener dari hati kakak? ."

"Iyalah."

"Oh."

"Emang adek gak ngrasain?. "

"Ngrasa. Tapi kan emang jarang kak abang pulang. Sedangkan bersama kita setiap hari. Wajar kalau yang sehari abi habiskan dengan abang. "

Deg

"Udah cepet bantuin kakak. Kakak mau lepas dari jeratan sakit ini terlebih dulu. "

Arvi hanya mengangguk, dia tau kakak nya menyimpan perasaan terdalam nya juga kecewa nya, sedih nya, Kerinduan nya.

"Pergilah kak. Sembuhkan hati mu. Adek akan urus perusahaan sendiri dan mengalirkan pada rekening mu jika butuh. " kata Arvi.

"Hahahah. jangan yang aku pakai. Nanti opa dan oma bisa melacak ku. nanti aku kirim via email yang baru. "

Kemudian Arvi mengijinkan kakak nya pergi, mereka berpelukan sebelum berpisah. Dan saking memberi nasihat.

Kemudian Arvi kembali ke mansion setelah memberi kan fasilitas dan keamanan agar sampai negara tujuan dengan selamat.

Tentu saja Arvi meminta sahabat nya yang bisa dipercaya untuk mengantar menggunakan pesawat pribadi agar keberadaan nya tidak di lacak.

Tapi bukan Arvi kalau tidak mengirim satu bodyguard kepercayaannya nya untuk mendampingi si kakak dari jarak jauh, juga melaporkan apapun yang dikerjakan sang kakak.

...*****...

Sedangkan di dalam kamar, Ridwan mengunci pintu nya dan duduk di depan tempat biasa Khadijah duduk.

"Sayang aku harus apa? Aku gagal menjadi orang tua untuk ketiga jagoan kita. Sayang bantu aku. Aku telah kehilangan mereka sayang, maka jemput lah aku. Aku sudah lelah. Sakit ini di dada ini begitu menyesakkan ku. " tangis Ridwan telah pecah. Ridwan menangis sejadi- jadi nya.

Cinta yang dia curahkan sepenuh nya untuk dua jagoan nya ternyata tak mampu sampai ke hati si kembar, Si kembar mempermasalahkan cinta yang dia curahkan hanya sebulan sekali saat datang berkunjung.

Bahkan sampai menuduh membenci mereka karena merenggut uma dari sang abi. Sakit sekali hati Ridwan.

Semua orang menyalahkan nya.

Ridwan menangis tersedu- sedu hingga dia tertidur di lantai. Dingin nya lantai tak mampu membangunkan tubuh yang lemah dan hati yang terluka itu.

Ridwan terbangun pada subuh. Dan setelah sholat subuh Ridwan turun ke dapur untuk mengambil minum juga mengambil roti atau buah untuk mengganjal perut nya.

"Makan bi. Sudah adek masak kan masakan kesukaan abi. " kata Arvi di seberang pantry.

"Kenapa bangun dek?. " jawab Ridwan sambil berjalan mendekati Arvi.

"Abi belum makan dari kemarin, pasti abi aku turun selepas subuh. Jadi adek buatkan makan untu abi agar tidak sakit. "

Kemudian Ridwan menyantap makanan yang di masak putra nya itu.

"Hmmm sangat lezat. Darimana adek belajar?. "

"YouTube bi. "

"Kakak gak pulang?. "

"Enggak bi. "

"Maaf in abi ya. "

"Untuk apa bi?. " jawab Arvi sambil duduk di sebelah abi nya.

"Karena kelemahan abi, hingga kalian menganggap abi tidak menyayangi kalian. "

"Adek tidak merasa seperti itu bi. "

"Jangan ditutupi dek. Abi lebih senang kamu terbuka dan menunjukkan kekecewaan hati mu. " jawab Ridwan sambil memegang tangan putra nya.

"Jika kamu ingin pergi seperti kakak, pergilah dek. Silahkan menikmati masa muda mu. Pulanglah jika sudah lelah. Abi akan bertahan sampai waktu itu tiba dan kalian sudah dewasa untuk hidup kalian dan kebahagiaan kalian masing- masing. " ucap Ridwan dengan suara bergetar menahan tangis nya.

"Adek akan terus disini. Jagain abi. " jawab Arvi dengan suara tersendat menahan gejolak di dada nya.

"Tidak perlu pikirkan abi nak. Abi masih sangat kuat untuk melakukan apapun. Abi akan menunggu anak anak abi pulang. "

"Adek sayang sekali dengan abi. Adek tidak pernah merasa tidak disayangi abi, abi pasti sayang adek. Kakak juga pasti tau itu, dan kakak hanya tak sanggup terus melihat abi bersedih."

"Abi tidak bersedih, abi hanya tidak ingin menikah dek. Apa itu salah? abi hanya ingin Uma yang menjadi bidadari surga abi kelak. " jawab Ridwan sudah dengan tetesan air mata.

"Maaf kan kakak bi. "

"Abi selalu memaafkan.

"Apa abi tidak merasa kosong?. "

"Tentu abi merasa. Uma adalah cinta dan separuh jiwa abi. Jika yang abi miliki sekarang tinggal separuh kalau menikah lagi jadi seperempat dong. " canda abi.

"Hahaha. Garing bi. "

"Emang bukan pelawak. "

"Adek mau tidur lagi sama abi ya. "

"Udah gede juga. Habis subuh gak baik tidur lagi dek."

"Hehe. Besok berarti ya, janji. " kata Arvi sambil bergelendot di lengan sang abi.

"Hmmm ."

**ARVI PROV

Aku tak mampu menahan sesak dadaku berbicara hal sensitif seperti ini dengan abi. Hati ku sakit sekali melihat abi tersayang ku seperti ini.

Bi jika saja Arvi bisa menggantikan nyawa Uma, sudah pasti Arvi yang memilih tak melihat dunia ini.

Arvi tau bagaimana sakit dan hancur nya abi melihat orang tercinta abi berasa di ujung nyawa nya dan tak bisa melakukan apapun untuk menolong nya.

Arvi sakit saat melihat abi diam- diam menangis tengah malam dalam sujud panjang abi meminta keikhlasan.

Arvi sampai pernah marah pada Allah dan tidak melakukan sholat karena Allah menghukum keluarga kami.

Apa kurang pahit yang kami alami kehilangan orang terkasih, kehilangan malaikat penjaga kami bahkan saat belum bisa melihat dunia. Kami lahir kemudian mendapat gelar piatu.

Kenapa ditambah dengan sakit nya melihat superdad satu satu nya kami selalu di selimut kesedihan setiap malam malam panjang nya.

"Bi, Adek ke kamar ya."

"Iya. " jawab abi sambil tersenyum.

Aku berjalan menuju kamarku dan melirik bahu ayahku yang tengah menyantap makanan sendirian sebelum menutup kamar.

"Ya rabb. Kasihani abi ku. Hiks. Hiks. Ampuni semua kesalahan nya ya rabb. Berikan kebahagiaan di sisa hidup nya ya rabb." tangis ku di balik pintu.

Hanya melihat abi makan sendiri sepagi ini membuatku sesak. Makan abi tak teratur. Tidur abi tidak teratur. Bayang bayang abi makan sendiri di pantry masih melintasi pikiran ku.

"Bagaimana jika aku tak membuatkan makanan. Apa abi akan menahan lapar lagi entah sampai kapan? Bagaimana mampu kemudian memintaku untuk ikut pergi pula dan meninggalkan abi sendirian. Hiks. " gumam ku.

"Jangan hukum keluarga kami lagi ya rabb. Hilangkan cinta abi untuk Uma agar bisa mencintai wanita lain ya rabb. Jangan siksa abi dengan kerinduan tak bertepi itu wahai zat yang membolak- balik kan hati manusia. "

.

.

.

.

.

Happy ready semua nya.

semoga suka ya dengan ceritanya.

Jangan lupa like komen dan vote ya😊

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

Bocah sugih nyewa bodyguard buat ngawasin kakaknya dari jauh ini ujung-ujungnya kata mata-mata ya hehe

2023-05-05

0

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

bisakah nanti kalo tambah sakit gimana emang gak bakal rindu gitu kamu sama yang lainnya

2023-05-05

0

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jindaelꪶꫝ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

Menenangkan pikiran refreshing biar beban sedikit berkurang, iya kah tapi kalo masih kepikiran ya gak berkurang

2023-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!