Chapter 10

Kemudian mobil yang di kendarai Arish putar balik menuju makam lagi. Sampai di depan makan Arish berlari menuju abi karena melihat abi nya tergeletak di tempat yang sama.

"Abi." teriak Arish sambil menggoncang kan tubuh tua abi nya.

"Abii bangun. " Teriak Arish kemudian menggendong abi nya dan berlari menuju mobil.

"Cepat pak ke rumah sakit Kahraman. " titah Arish.

"Baik tuan. "

"Cepat ya pak. "

"Baik tuan. "

Kemudian mobil Arish melaju dengan kencang menuju rumah sakit milik Kahraman group. Arish berfikir abi nya pasti akan berobat di rumah sakit itu. Jadi dokter yang menangani abi akan tau dan melakukan pertolongan dengan cepat dan tepat.

.

Karena Arish juga tidak tau dan membawa riwayat penyakit abi nya. Jadi bisa dipastikan akan ribet kalau di rumah sakit lain.

Arish memangku kepala sang abi sambil mencium i kening, mata, hidung, pipi abi nya. Arish mencium i seluruh wajah abi nya.

"Hiks. Bangun bi. Maafkan kakak. Hiks Bangun bi. Abi harus kuat Hiks. " rasa khawatir juga bersalah memenuhi hati Arish. Tangis nya tak mampu dia bendung melihat wajah pucat abi nya.

"Abi tidak mau maafkan Arish? bangun bi. Jangan buat Arish takut. " gumam Arish sambil terus mencium i wajah abi dalam dekapan nya.

"Hiks Abi. Hiks. Hiks."

Setelah beberapa menit sampai mereka pada rumah sakit. Arish langsung menggendong abi nya dan berlari menuju IGD.

"Dokter. Cepat panggil pemimpin rumah sakit kemari. "

"Kami akan menangani pasie. Anda tenang dulu. " kata dokter dengan pandangan aneh pada Arish.

"Saya pemilik rumah sakit ini. " Teriak Arish pada dokter jaga di luar itu saat abi nya sudah di bawa masuk.

"Sepertinya ada sangat frustasi. " kata dokter itu kemudian.

"Kalau sampai ada apa apa dengan abi saya. Nyawa keluarga mu taruhan nya. " tatapan juga ekspresi Arish membuat dokter jaga itu bergidik.

Arish kemudian merebut telepon yang ada di meja itu yang melakukan panggilan pada pemimpin yaitu pencet angka 1 yang lama.

Dokter jaga kaget Arish mengetahui itu, dan mulai panik.

"Saya Muhammad Arish Kahraman, apa anda tidak mengenal saya?. " ketus Arish.

"Iya tuan. Ada apa?. "

"Dokter jaga ini menghalangi saya menelpon anda. Pecat dia. Abi saya pingsan. Segera kirim dokter yang menangani dia selama ini. Dia di IGD. "

"Apaaa? Ba baik tuan. "

Kemudian telepon ditutup sambil dibanting oleh Arish di lantai. Dokter itu ketakutan dan meminta maaf.

"Ma ma ma maaf tuan. Maafkan saya. Jangan pecat saya. " kata dokter itu bersimpuh.

Arish tidak menjawab dan berjalan ke pintu IGD. Tak butuh waktu lama petinggi dan para jajaran nya berjalan dengan dua dokter yang menangani Ridwan. Yang salah satu nya dikenal Arish karena dokter nya dari kecil. "

"Kamu telah pulang Tuan Muda? Tenanglah aku aku berusaha semaksimal mungkin. "

Arish hanya mengangguk dan dokter itu masuk.

Para petinggi perusahaan hanya menunduk hormat dan menyapa Arish.

"Maaf akan kecerobohan kami tuan muda. "

"Hmm. Saya tidak mau ada dia di sini. " kata Arish dengan tatapan tajam pada dokter yang agak jauh itu juga aura yang mematikan.

Para petinggi itu, membawa dokter yang akan dipecat dan pamit menyiapkan ruangan terbaik untuk Ridwan.

Arish duduk di ruang tunggu.

"Kenapa bisa abi ke pemakaman selarut ini dan sendirian. " batin Arish.

Kemudian telpon nya berbunyi.

"Hallo selamat malam kalau di Turki tuan. " sapa Zafran, asisten pribadi nya.

"Hmm."

Hanya deheman yang selalu menjadi jawaban Arish pada sang asisten yang bersama dengan nya selama 8 tahun ini.

"Tuan muda dari Kahraman group membuat janji pertemuan dengan anda tuan. "

"Ha? Ulangi. " kaget Arish.

"Tuan Muhammad Arvi Kahraman membuat janji temu dengan direktut P. T Arkah Nusantara tuan. Bagaimana?. "

"Perihal apa? kapan?. "

"Sebisa tuan. Saat ini tuan muda Kahraman sedang perjalanan menuju Indonesia. "

"Ha. Kau saja yang datang. Dan tanyakan apa maksud nya? kaya tau bukan apa yang harus di lakukan?. "

"Baik direktur Arkah, Tuan muda Arish Kahraman. " canda Zafran.

Tidak mau menanggapi candaan konyol dari asisten nya itu Arish langsung mematikan ponsel nya.

"Apa Arvi selama ini masih menyuruh orang untuk mengikuti aku. Kenapa dia mengajak temu lewat perusahaan. Tidak langsung saja menemui aku?. Apa dia sudah tidak marah lagi. Maaf ya dek untuk tujuh tahun silam yang telah terjadi. " batin Arish.

Dokter keluar dan mendorong bangkar tempat tidur abi nya.

"Bagaimana dok. " tanya Arish tetap menampilkan nada datar nya walaupun teramat khawatir.

"Tuan muda tidak perlu khawatir. Tuan besar sudah lewat masa kritis nya. Untung cepat di tangani. "

Arish langsung melirik dokter yang tadi juga meremehkan nya sebentar yang tengah ikut mendorong bangkar tempat tidur abi untuk dipindahkan.

"Katakan pada pimpinan. Aku mau dia juga dipecat. " kata Arish sambil melirik dokter itu.

"Maaf tuan muda. "

Arish hanay diam tanpa menjawab.

"Tuan muda tadi dokter ini yang melakukan pertolongan dengan baik. Hingga kamu juga tidak terlambat menolong tuan besar. " kata dokter yang dikenal Arish.

"Huh. Hmmm. " jawab Arish.

"Alhamdulillah. Berterima kasihlah pada tuan muda. " titah dokter itu pada dokter jaga IGD itu.

"Terima kasih tuan muda. "

Arish hanya melirik sebentar dan kembali menatap abi nya yang sudah terpasang alat alat penunjang hidup.

"Bi. Delapan tahun tidak melihat mu rasanya sangat sakit. Aku tidak lagi merasakan kebahagiaan. Arish kehilangan arah bi. Arish sesak menjalani kehidupan ini bi. " batin Arish dengan mata berkaca- kaca menahan tangis nya.

Sampai pada ruang yang sudah disiapkan. Arish ikut memindahkan tubuh abi nya ke dalam kasur yang empuk itu.

"Kami tinggal tuan muda. Jika ada apa apa segera tekan tombol merah. " kata dokter.

"Baik dok. "

"Kami stand by di ruang sebelah tuan muda. "

Aris hanya mengangguk menjawab perkataan dokter.

Kemudian dokter pamit dan keluar dari ruangan itu. Arish melangkah menuju kursi di sebelah tempat tidur abi nya.

"Abi maafkan Arish ya. " kata Arish dengan air mata yang menetes sambil memegang tangan keriput yang dihiasi infus itu.

Hancur hati Arish melihat tangan keriput itu.

"Tangan ini dulu yang menggendong ku, tangan ini yang mengajari, memandikan, bekerja keras dan membahagiakan kami. Mendekap kami saat tidur. kenapa sudah keriput begini bi. Hiks. Hiks. Kenapa abi sudah terlihat tua. Arish kehilangan moment delapan tahun mu bi. " ucap Arish dengan mencium tangan keriput itu dengan tangis yang sudah pecah.

"Abi harus sehat dan bahagia." kata Arish sambil mengusap pipi abi nya.

"Arish pergi ya bi. Arish bahagia bertemu abi hari ini."

.

.

.

.

.

Happy reading semuanya.

Jangan lupa like komen dan vote ya

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

panik gak, panik gak ya oanik lah masak enggak, anak sultan kok di halangi

2023-05-05

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

langsung ya manggil pimpinan nya, sultan mah bebas ya mak

2023-05-05

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

kamu jadi merasa bersalah kan kakak, makanya jangan gitu lagi ya

2023-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!